ENGKAU SANGGUP
Views: 0
Bacaan: Ayub 42: 1-6
Salam sejahtera, semoga kita makin mampu menyadari betapa terbatasnya pengetahuan kita tentang Allah, dan mengakui bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana Tuhan yang gagal, seperti yang dinyatakan dalam Ayub 42: 2 Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
Ayub mengalami penderitaan berat. Ternaknya dirampas orang, anak-anak yang dikasihi meninggal karena tertimpa rumah yang roboh (Ayub 1:13-19). Ayub sendiri menderita sakit bisul yang bau di seluruh tubuhnya (Ayub 2: 7). Istrinya meminta Ayub agar mengutuki Allah (Ayub 2:9). Allah menilai Ayub adalah orang saleh, jujur, takut akan Tuhan, menjauhi kejahatan, rajin beribadah, mengajak anak-anak mengaku dosa, jika ada yang salah dilakukan anak-anak. Ayub dengan segenap hati mengasihi Allah, dan taat melakukan kehendak Allah. Allah memberkati Ayub
Mengapa Ayub mengalami penderitaan berat? Apa maksud Allah? Di dalam penderitaan yang berat Allah tetap melakukan rencanaNya yang baik dan mulia. Allah sanggup melakukan perkara yang besar, sama seperti Yesus yang menderita di salib, rencana Allah menyelamatkan manusia dari dosa, tetap terlaksana, tidak ada yang menggagalkan rencana Allah. Demikian kisah Yusuf, menderita, dijahati oleh saudara-saudaranya sendiri, menjadi budak Potifar, kemudian difitnah oleh istri Potifar, dipenjara, tapi rencana Allah untuk menyelamatkan orang dari kelaparan tetap terlaksana melalui Yusuf yang diangkat menjadi pejabat penting Firaun.
Dalam penderitaan, kita perlu bertanya kepada Allah, seperti Ayub bertanya kepada Allah, mengapa harus menderita? Tapi jangan sampai memahami Allah berdasarkan pikiran kita sendiri, atau berdasarkan pikiran orang atau teman. Pemahaman tentang Allah kita dapati dari Allah sendiri, seperti yang diungkapkan dalam Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Ayub tetap setia, bertekun pada Allah, dalam penderitaan. Ia tidak mau mengutuki Allah, seperti yang dilakukan istrinya. Kitab Ayub mengajarkan kita agar tidak berputus asa dalam penderitaan hidup. Kita tetap percaya bahwa Tuhan sanggup mengatasi segala sesuatu dalam hidup kita. Rencana Tuhan tidak pernah gagal. Keteguhan seperti ini membuat kita bertahan di tengah kemelut yang menimpa kita.
Kekayaan bisa dirampas, anak yang dikasihi tidak ada lagi, tubuh sakit, tapi kasih dan kedekatan kepada Allah, tidak boleh hilang, tidak boleh dirampas iblis, sebab itulah harta surgawi yang sangat berharga. Iblis tidak akan bisa mencuri harta surgawi ini, karena Allah melindungi harta surgawi tersebut.
Orang yang dengan segenap hati mengasihi Allah adalah orang yang tetap memuji Tuhan walau harta dirampas, anak yang dikasihi meninggal. Orang tidak mengasihi Allah dengan segenap hati, seperti istri Ayub, ketika harta dirampas, anak meninggal, suami sakit, akhirnya mengutuki Allah, bukan memuji Allah. Orang yang mengutuki Allah berarti menganggap Allah tidak baik, tidak mampu mengatasi segala sesuatu, rencana Allah gagal. Orang yang mengutuki Allah, berpikir bahwa harta, kekayaan adalah milik dirinya sendiri, bukan milik Allah, orang yang dikasihi adalah miliknya sendiri, Allah tidak boleh mengambil dari dirinya. Orang yang mengakui Tuhan yang berkuasa dan berdaulat, akan berpikir bahwa harta, orang yang dikasihi, kesehatan adalah pemberian atau anugerah Tuhan, dan Tuhan yang berdaulat, berhak mengambil kembali, dan orang tersebut tetap memuliakan Allah, bukan mengutuki Allah. Orang yang mengakui Tuhan, akan percaya penuh pada rencana dan kebijakan Tuhan. Tuhan tidak akan meninggalkan orang yang memuliakan namaNya. Tuhan mendengar keluh kesah kita, dan mengerti kesedihan, kesusahan hati kita. Setiap orang yang dilanda penderitaan, sebaiknya terus bercakap-cakap dengan Tuhan, berharap pada Tuhan, memuliakan Tuhan, mengakui Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu, dan rencana Tuhan tidak pernah gagal untuk menolong, menyelamatkan kita.
Iblis punya rencana agar orang dalam penderitaan akan mengutuki Allah. Rencana iblis berhasil dalam diri istri Ayub, tapi tidak berhasil terhadap Ayub. Allah menghendaki orang taat, setia, tekun pada kehendak Allah, mengasihi Allah dengan segenap hati dalam keadaan sehat atau sakit, keadaan kaya atau miskin, keadaan suka atau duka. Jangan mengasihi Allah hanya pada saat sehat, kaya, bersuka, kalau keadaan sakit, miskin, berduka, kita membenci Allah, mengutuki Allah.
Kemampuan Ayub untuk setia, taat, tekun pada kehendak Allah, walau ia menderita, bukan karena kekuatan Ayub, tapi karena kekuatan dari Allah, perlindungan dari Allah bagi orang yang mengasihi Allah dengan segenap hati. Kasih Allah dalam Kristus, membuat kita diperbaharui untuk mampu mengasihi dan taat pada Allah, pada saat sehat atau sakit, saat kaya atau miskin, saat suka atau duka.
Allah itu satu, sama yang memberikan apa yang baik dan buruk (Ayub 2:10). Orang jangan hanya memikirkan penderitaan yang dialami, tapi juga mengingat kebaikan yang diberikan Tuhan. Seorang bapak A menderita sakit usia 65 tahun, dan tidak sembuh. Sejak lahir sampai usia 65 tahun, Tuhan sudah memberikan kesehatan, memberikan kekuatan, memberi pekerjaan, memberikan keluarga yang mengasihi, memberi kemampuan melayani di gereja dan masyarakat. Apakah kebaikan Tuhan selama 65 tahun tidak diingat, dan hanya sakitnya saja yang diingat? Orang yang mengakui Tuhan itu berdaulat, sanggup melakukan segala perkara, maka orang tersebut akan menghitung berkat Tuhan, memuji, mensyukuri, berkat-berkat Tuhan yang sudah diterima. Kalau orang memahami Tuhan hanya dari penderitaan saja, maka orang akan mengatakan Tuhan itu gagal. Tapi orang yang memahami Tuhan dari apa yang baik diberikan Tuhan selama hidup, maka orang akan mengatakan, Tuhan sanggup melakukan segala perkara dan rencana Tuhan tidak pernah gagal. Allah itu tidak pernah berubah dulu sekarang, saat kita sehat atau sakit, saat kaya atau miskin, saat bersuka atau berduka, Allah tetap sama, tidak berubah kasihNya kepada kita. Allah tidak berubah perhatian dan rencanaNya terhadap hidup kita. Itulah yang membuat orang beriman yakin bahwa hari esok ada ditangan Tuhan, ada dalam rencana Tuhan bukan di tangan atau rencana manusia. Kita percaya Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu, sanggup menyelamatkan kita, sanggup memulihkan yang hancur hatinya seperti ungkapan PKJ 125. Dia sanggup, Dia sanggup! ‘Ku tahu Dia sanggup. Tuhanku sanggup menyelamatkanku.(2x) Yang hancur dipulihkan, dibuka belenggu, yang buta dicelikkan dan yang lumpuh pun sembuh. Dia sanggup, Dia sanggup! ‘Ku tahu Dia sanggup. Tuhanku sanggup menyelamatkanku. Amin.
Berdoa:
Ya Tuhan, mampukan kami mempercayai bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dalam kehidupan keluarga kami, kehidupan gereja kami dan masyarakat kami. Mampukan kami percaya bahwa di tengah penderitaan, kesulitan hidup kami, rencana Tuhan tidak pernah gagal. Mampukan kami untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati kami, saat kami sehat atau sakit, saat kami kaya atau miskin, saat kami bersuka atau berduka. Mampukan kami taat, setia, tekun pada kehendak Tuhan. dalam Yesus kami berdoa amin.