MENYONGSONG BERKAT TUHAN
Views: 0
Bahan: Kejadian 24: 57-58 & 60
Kata mereka: “Baiklah kita panggil anak gadis itu dan menanyakan kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil Ribka dan berkata kepadanya: “Maukah engkau pergi beserta orang ini?” Jawabnya: “Mau” … Dan mereka memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: “Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya.”
Bagi Anda yang sudah berkeluarga, apa lagi sudah puluhan tahun, ada saatnya kita mengenang masa lalu yang indah yang kadang-kadang cemas. Indah saat berduaan memadu dengan kasih hati yang berbunga-bunga. Banyak nyanyian cinta yang melengkapi suasana cinta yang dipadu, seperti kata lagu ini dalam liku-liku cinta yang akhirnya “senyum kehancuran”. Diharapkan akhirnya berpadu membangun rumah tangga, itulah keluarga yang telah Anda jalani. Pada umumnya di masyarakat kita, wajarnya kaum pria atau pengantin pria yang datang membawa lamaran ke rumah calon pengantin wanita. Bagaimana kalau wanita yang datang ke keluarga pria, apalagi mereka belum pernah ketemu, bagaimana jadinya nanti keluarganya?
Firman Tuhan bahan renungan kita, kisah perkawinan Ishak anak Abraham dengan Ribka. Abraham sudah menekankan agar Ishak tidak mengambil wanita Kanaan menjadi isterinya. Abraham menghendaki agar Ishak mendapat isteri dari keluarganya dari daerahnya yang cukup jauh dari Kanaan yaitu di Haran. Di sana masih ada keluarganya yaitu Betuel, keponakannya yang mempunyai anak perempuan. Tugas ke Haran dipercayakan kepada seorang hambanya, sedangkan Ishak anak Abraham yang hendak menikah tidak diijinkan ikut dalam perjalanan itu. Hamba Abraham ini menyatakan sumpahnya untuk melaksanakan tugas ini yang dilandasi dengan kuasa dan penyertaan Tuhan. Suatu tugas sekaligus merupakan misteri, namun semua dilandasi dengan penyertaan Tuhan.
Hamba Abraham ini sampai di luar kota di Haran, di sebuah sumur sebagai sumber air untuk penduduk. Pada pagi hari dan sore anak perempuan mengambil air untuk kebutuhan rumah mereka. Dengan penuh penyerahan hamba Abraham memohon bimbingan Tuhan, dan dengan permohonan agar Tuhan memberi tanda anak gadis yang sesuai rencana Tuhan untuk istri Ishak tuannya. Doa hamba itu memohon bimbingan Tuhan, dan terjadilah sesuai dengan doa hamba ini, yaitu anak gadis yang datang ke sumur itu akan dia minta tolong agar diberikan minum dari buyung yang dibawanya. Ribka, anak Betuel saudara Laban dipertemukan oleh Tuhan. Awal dari sumur itu, kemudian hamba Abraham dibawa masuk ke rumah, dan dia menjelaskan maksud perjalanannya dan ternyata Ribka yang ditentukan Tuhan. Tiba saatnya akhir dari tugas ini apakah berhasil atau gagal yaitu meminta Ribka mau menjadi istri Ishak, Milka ibu Ribka dan Laban saudaranya sudah merelakan, tetapi bagaimana dengan Ribka. Apa Ribka mau begitu saja, karena dia belum pernah melihat Ishak? Pertimbangan Rikba hanyalah apa yang telah disampaikan hamba Abraham itu yang dikatakannya: “Tuhan sangat memberkati tuanku itu, …” Hamba ini tidak menguraikan ketampanan, ganteng, cakep pemuda Ishak yang hendak menikah. Tetapi tanda-tanda berkat itu ditunjukkan dan diberikannya kepada Ribka berupa perhiasan dan Laban juga turut mendapat. Berkat itu akan diwariskan kepada Ishak dan keluarganya. Demikianlah tema kita berbunyi: MENYONGSONG BERKAT TUHAN, Ribka mau berangkat menjadi istri Ishak untuk menyongsong berkat Tuhan, berkat Tuhanlah menjadi dasar keluarga ini. Tidak sedikit orang menikah yang utama bagi mereka bukan berkat Tuhan, tetapi ada yang mengutamakan harta, jabatan, gengsi. Dengan renungan ini kita patut mengevaluasi keluarga kita; adakah berkat Tuhan menjadi landasan utama keluarga kita?
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Bagaimana Anda memelihara janji pernikahan yang dilandasi dengan berkat Tuhan?
- Ada pernikahan dengan diteguhkan dan menerima berkat Tuhan, namun suami isteri bercerai, adakah nasihat Anda untuk mereka?
- Berkat Tuhan dalam keluarga tidak berarti membuat kita pasif, apa yang harus kita lakukan?
Mari berdoa:
Bapa kami yang disorga, berkat dan kesetiaan Bapa selalu baru tiap pagi, bagaikan roti manna yang harus kami kumpulkan. Karena itu kami bersyukur setiap pagi, dan atas syukur itu kami bekerja atau beraktivitas keseharian kami. Bapa tolong setiap keluarga yang membangun keluarga di atas berkat Tuhan, banyak tantangan, kesulitan dalam berbagai hal yang membuat keluarga kami terbawa oleh kenikmatan duniawi dan melupakan Tuhan yang selalu hadir dengan berkat. Tolong keluarga yang mengalami masalah terutama kesetiaan dan cinta kasih suami isteri dan anak-anak. Demikianlah doa kami dalam nama Tuhan Yesus. Amin. [AS08112021]