CARI KAWAN, BUKAN LAWAN
Views: 0
Bahan: Markus 9:38-40,
Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita,” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Satu sifat manusia, disebut sebagai makhluk sosial, bukan sosial saja, tetapi lebih spesifik lagi ialah berkelompok. Kalau berkelompok berarti sudah memiliki ciri khas, seperti satu suku, agama, dan kadang karena keadaan, sehingga ada kelompok sepenanggungan atau barisan sakit hati, kelompok ini berarti keadaan yang membuat mereka berkelompok. Teringat dulu kami termasuk komunitas pasien cuci darah. Ada komunitas yang bercirikan setia pada pemimpin tanpa syarat, sehingga tak peduli apakah benar atau salah yang diajarkan pemimpin maka anggota tetap mengatakan kelompok merekalah yang paling baik, walaupun jelas terlihat merugikan orang lain, mereka katakan tujuannya baik. Berarti yang lain, yang bukan kelompoknya adalah keliru dan harus ditolak, bahkan dana sumbangan pun ditolak karena bukan dari kelompoknya. Orang berbuat yang baik dilarang karena bukan dari golongannya. Untuk menolak kebaikan orang lain, maka dibuatlah issu yang macam-macam, yang demikian berarti dia CARI LAWAN BUKAN CARI TEMAN.
Seorang pemimpin gereja berkata: saya percaya kepada Allah, tetapi saya tidak percaya kepada Allah “gereja yang satu itu.” Adakah Allah yang khusus bagi satu gereja dan bukan Allah gereja yang lain? Pikiran seperti ini, DIA BUKAN CARI TEMAN, TETAPI CARI LAWAN. Karena Allah adalah Bapa untuk semua orang. Maksud pemimpin gereja itu, hendaklah kita yakini bahwa Allah tidak terbatas pada kelompok tertentu, Allah tidak terkotak-kotak atau terbagi-bagi sehingga ada Allah gereja ini, ada Allah gereja itu. Allah menciptakan dan mencintai semua ciptaannya, bahkan orang yang menentang Diapun dicintai-Nya. Tidak ada orang yang mampu memonopoli perbuatan baik. Semua orang dipanggil-Nya untuk melakukan kebaikan, sehingga patut pula kita hargai kebaikan orang (kelompok) lain yang patut kita apresiasi.
Firman Tuhan bahan renungan ini, Yohanes murid Yesus, melaporkan bahwa dia telah mencegah orang lain yang atas nama Yesus telah mengusir setan, Yohanes katanya: “Kami cegah orang itu, karena dia bukan dari kelompok kita. Tetapi Yesus menjawab: “Jangan cegah dia,” karena dia berbuat baik menurut kehendak Allah, “mengapa dicegah walaupun bukan dari kelompok kita,” sedangkan yang dilakukannya seturut dengan pekerjaan Allah. Berarti Roh Allah telah bekerja memapukan setiap orang melakukan pekerjaan Allah. Demikian Yesus menyadarkan Yohanes bahwa dia tidak lebih baik dari orang yang mengusir setan itu, dia mampu mengusir setan karena Roh Allah bekerja dalam dia. Tegoran Yesus menyadarkan kita juga supaya kita tidak merasa lebih saleh, lebih suci dan lebih pantas dibandingkan dengan kelompok lain. Mental merasa lebih suci, itu adalah mentalitas kaum Farisi, ahli Taurat, tua-tua Yahudi yang merasa lebih unggul daripada yang lain, merasa lebih berhak untuk menentukan kebaikan daripada siapa pun, seolah-olah telah memiliki autoritas tunggal untuk kebaikan ada pada kelompoknya saja. Mental seperti ini ada saatnya dia menghalangi orang berbuat baik, sedangkan dia sendiri tidak berbuat baik. Tuhan Yesus membuka wawasan murid-murid bahwa berbuat baik seturut kehendak Allah terjadi kalau Roh Allah menggerakkannya. Roh Allah bebas memakai setiap orang. Penjelasan Yesus makin tegas, Dia berkata: mana mungkin ada orang memuji Allah, lantas dia mengutuk Allah? Nasihat Yesus ini, seperti tema kita berbunyi: KITA CARI TEMAN BUKAN CARI LAWAN.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah kita perlu membentuk kelompok/komunitas (gereja, jemaat) kita, dan utuk apa kita berkelompok?
- Bagaimana sikap Anda terhadap kelompok yang merasa dia yang paling baik dan benar?
- Agar kita tidak menjadi mangsa serigala berbulu domba (berpura-pura baik), apa yang harus kita lakukan?
Mari berdoa:
Bapa Tuhan Yesus Kristus, ajar kami agar mampu menerima dan menghargai kebaikan kelompok yang berbeda dengan kelompok kami, seperti agama yang berbeda dengn agama kami, gereja yang berbeda dengan gereja kami. Karuniakan kesempatan agar kami berbuat baik untuk kesejahteraan bersama dengan kolompok lain, agama lain, gereja lain. Walaupun kami berbeda agama, berilah hikmat agar kami bekerja sama membangun masyarakat dan bangsa kami, karena masyarakat dan bangsa ini milik kami bersama. Inilah doa kami dalam Kristus Yesus, Amin. [AS15122021]