HATI SEBAGAI HAMBA
Views: 0
Bapak Ibu dan Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Syalom Alekhem.
Masih dalam Bulan Pengajaran GKI Kwitang, hari ini kita merenungkan tema “Hati Sebagai Hamba”. Firman Tuhan yang mendasari renungan kita terambil dari surat 1Korintus 4:1-2 “ Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan- pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai ”
Demikianlah Firman Tuhan. Berbahagialah setiap orang yang yang mendengar Firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Kalau saya bertanya kepada Anda, Anda mau pilih mana: menjadi tuan atau menjadi hamba? Saya yakin banyak di antara Saudara akan menjawab: pilih menjadi tuan! Sebab kalau menjadi tuan itu akan terhormat, berkuasa, dapat berbuat apa saja dengan kekayaan yang dimiliki, dsb. Sedangkan kalau menjadi hamba, biasanya akan diremehkan orang, tidak punya hak atau kedudukan serta jabatan yang tinggi, dsb.
Rasul Paulus dalam ayat ini justru mengatakan: “Demikianlah hendaknya orang memandang kami sebagai hamba-hamba Kristus”.
Rupanya Paulus merasa bangga ketika orang memandang dirinya dan teman-teman sebagai hamba-hamba Kristus. Paulus meyakini bahwa kepada setiap hamba milik Kristus, kepadanya telah dipercayakan rahasia Allah, yaitu misteri anugerah keselamatan di dalam Kristus. O, luar biasa!
Saudara-saudara, tahukah Anda bahwa sebenarnya kita adalah hamba-hamba Kristus, karena kita sudah ditebus menjadi milik Kristus. Dan kepada kita dipercayakan hal-hal yang berharga, maka haruslah kita dapat membuktikan bahwa kita adalah pelayan-pelayan Kristus yang dapat dipercayai.
Bagaimana membuktikan bahwa kita adalah hamba-hamba yang dapat dipercayai? Kita dapat dipercayai jika kita mempunyai hati seperti Kristus dalam pelayanan dan dalam kehidupan sehari-hari: Pertama, Kristus yang memiliki kerendahan hati, Ia rela mengambil rupa sebagai Hamba. Kedua, Kristus yang taat dan setia kepada Bapa dalam menjalankan tugas misi menyelamatkan dunia. Ketiga, Kristus yang menyatakan kasih yang luar biasa dengan pengorbanan-Nya untuk kita. Keempat, Kristus yang mengajar kita sebagai murid-murid-Nya: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayan (doulos) mu”.
Tuhan menginginkan kita memiliki hati sebagai hamba yaitu memiliki keempat hal di atas. Jika demikian, kita adalah hamba yang dapat dipercayai. Amin, Saudara? Puji Tuhan!
Seperti kesaksian pujian yang dipersembahkan oleh pasangan suami-isteri anggota jemaat GKI Kwitang sebuah lagu yang berjudul: “Hati sebagai Hamba”. Sebuah lagu rohani kontemporer yang menceritakan hati seorang hamba, yaitu hati yang mau taat dan setia kepada Bapa. Seorang hamba di mana saja berada membawa hati yang menyembah kepada Bapa dalam Roh dan Kebenaran sampai selamanya.
Hati seorang hamba menyadari bahwa kita datang ke dalam dunia tidak membawa apa-apa. “Kutinggalkan semua pada akhirnya, saat ku kembali ke surga.”
Sebab segala yang ada pada kita, bukanlah milik kita, tetapi milik Tuhan. Maka kita berani bersaksi: “Inilah yang kupunya, hati sebagai hamba”.
Saudara-saudara, bersediakah Anda mewujudkan “hati sebagai hamba” itu dalam perilaku kehidupan sehari-hari? Mulailah dari tengah-tengah keluarga atau rumah tangga masing-masing, kemudian di tempat kita bekerja atau bermasyarakat, terlebih dalam pelayanan dan persekutuan di tengah-tengah jemaat Tuhan. Lakukanlah saja! Itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Mu ya Bapa yang kami kenal dalam Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kami. Karuniakanlah kepada kami hati seorang hamba, sehingga kami dapat menjadi hamba-hamba-Mu yang taat dan setia sampai selamanya. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Tuhan memberkati Saudara dan keluarga!
(AM 18112021)