WE HAVE TWO LIVES
Views: 0
Bacaan: Filipi 3: 13
“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”,
Saya jadi teringat; beberapa kita yang pernah terinfeksi virus Covid-19 “kemarin”, merasakan bahwa hidup hanya karena anugrah dan kasih sayang Tuhan; Mengutip Pnt Fajar misalnya, berkata:”Waktu itu saya sesak nafas, saturasi saya sampai 60, selama kurang lebih 6 jam. Saya merasa, hidup saya hanya karena anugrah Tuhan”. Saya sendiri, saat terserang virus itu, merasa hanya bisa bangun dan menjadi kuat berjalan untuk memberi semangat anak2 kami; yang juga terinfeksi pada saat itu: untuk makan, minum obat dll, hanya karena bersandar pada kekuatan Tuhan. Sdr Bagus bilang: “Tubuh ini seperti ada lem kuat yang melekatkan tubuh ke kasur….” Demikianlah Ungkapan sebagian sahabat kita. Semua itu hendak mengatakan bahwa, jika Tuhan menghendaki kami yang lolos dari sakit, itu adalah “kesempatan kedua” untuk kita hidup di dunia ini, yang diberikan oleh Tuhan. Bagi saudara yang belum terifeksi covid-19, usahakan jangan sampai kena ya. Saudara akan tetap melihat bahwa belum “terkena” adalah juga sebagai “kesempatan ke dua”. Maka dari itu saudara dan kita semua akan tetap menjaga diri sedemikian rupa, menghindari virus ini masuk dan atau menyebar. Di masa “natal” ini, kita akan tetap melakukan protokol kesehatan dan makan makanan yang sehat dan bergizi ya.
Setiap orang saya kira memiliki “kesempatan kedua” dalam hidupnya. Hal ini juga dialami oleh Paulus. Paulus yang setelah mendapatkan kesadaran bahwa betapa hidupnya dahulu; seberapa pun makmur karena jabatan dan luasnya kesempatan yang diperolehnya, lalu ia menyadari bahwa semua itu sia-sia, rugi dan sampah. Setelah Ia didatangi Tuhan dalam perjalanan menuju Emaus (dalam bentuk Cahaya), lalu Ia menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, hidupnya kini mengarah kepada Allah yang telah memberinya Hidup. Paulus memakai kesempatan “hidup keduanya” untuk hidup bagi Tuhan.
Apakah saudara saat ini telah memasuki tahap kesadaran bahwa “kesempatan hidup ke dua” sedang kita jalani?. Berbahagialah setiap orang Menyadari bahwa ada “kesempatan kedua” dalam hidupnya. Hidup menjadi bermakna, akan diisi dengan berbagai hal yang membahagiakan baik untuk diri dan orang lain. Hidup menjadi bukan soal waktu berapa lama namun seberapa besar kita merasakan sukacita dari Tuhan dan sukacita membawanya kepada sekitar. Jika demikian kita menyadari bahwa seberapa dan bagaimana hidup kita, hidup kita tidak akan kita sesali, malah akan kita syukuri. Itu yang akan terjadi bagi kita yang menyadari kesempatan hidup pertama: masa lalu dengan segala kekurangannya akan diterima sebagai bagian perjalanan kehidupan kita. Kehidupan sekarang dan seterusnya sebagai kehidupan kedua, akan membuat kita menyadari bahwa Tuhan selalu bersama kita. Tuhan akan terus memulihkan, menyempurnakan dan akan menopang kita dalam berjalan sesuai panggilanNya.
Berbahagialah kita yang mengalami kesempatan hidup ke dua. Saat kesempatan hidup pertama kita, kiranya telah kita lewati. Kini kita hidup dengan kesadaran penuh akan kasih Tuhan yang telah hadir dalam hidup kita. Kasih ini menjauhkan diri dari dikuasai keputus asaan, dikuasai kemarahan dan kekecewaan. Kasih Tuhan telah memenuhi hati kita dengan pengharapan penuh kepadaNya bahwa Pandemi akan teratasi, bahwa persoalan dan kegagalan akan kita pelajari, bahwa kita menerima segala yang tak dapat dikendali. “Kesempatan hidup kedua” ini akan menguatkan, mengobarkan dan semakin membuat kita memancarkan kebaikan, keindahan dan keramahan Tuhan. Hal ini seperti apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita: menerima dan merangkul kita di pelukanNya dalam segala ketidak berdayaan kita dan mengubahkan kita menjadi kekasih berharga di mataNya. Mari kita menghargai “kesempatan hidup ke dua” yang telah Tuhan berikan. (LiN07-12-2021)