KECAP YANG MENGALIR DARI BOTOL
Views: 0
KECAP YANG MENGALIR DARI BOTOL
Bacaan: Galatia 4:4-5
“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Pernahkan Anda menuangkan kecap dari botolnya? Jika pernah, coba perhatikan! Sejak botol itu dimiringkan dengan posisi mulut botol berada di bawah, maka ada waktu tertentu yang diperlukan untuk menunggu sampai kecap itu mengalir keluar dari mulut botol. Bila kecapnya masih banyak, maka waktu tunggu sampai dengan kecap itu keluar tidak membutuhkan waktu yang lama, mungkin hanya sekian detik saja. Akan tetapi jika kecap itu tinggal sedikit atau hanya beberapa centi di atas dasar botol, maka perlu waktu lebih lama lagi untuk menunggu sampai kecap itu mengalir keluar dari mulut botol. Bahkan karena tidak sabar, maka ada beberapa orang yang menggoyang-goyangkan botol kecap itu untuk mempercepat keluarnya kecap itu. Hal yang lain adalah, setelah kecap itu keluar dari mulut botol, maka kecap itu akan terus mengalir sampai dikehendaki untuk berhenti mengalir atau sampai kecap itu habis.
Dengan melihat dan memperhatikan proses mengalirnya kecap dari botol ini, saya merefleksikan bahwa pristiwa Natal itu sebagai penantian dengan penuh kesabaran sampai hari H itu tiba. Dan setelah hari H itu tiba, maka berkat dan anugerah Tuhan untuk keselamatan dunia itu mengalir dengan sempurna. Coba saja bayangkan, sejak nubuat Nabi Mikha disampaikan, orang-orang Yahudi pasca pembuangan Babel mesti menunggu kurang lebih 400 tahun (4 abad) untuk menantikan Firman Tuhan datang kepada mereka. Dan masa penantian panjang itu dipenuhi dengan lahirnya Kristus ke dunia. Natal ibarat proses awal dari mengalirnya kecap dari mulut botol, untuk kemudian mengalir berkat-berkat lain ke dalam dunia.
Hadirnya Yohanes Pembaptis yang menyerukan seruan pertobatan serta karya Allah di dalam Tuhan Yesus menjadi bagian dari “aliran kecap dari dalam botol” itu. Memang memerlukan kesabaran, kepekaan dan ketaatan untuk menantikan tetesan pertama kecap itu, baru kemudian dapatlah dikecap rasa manis, gurih dan sedap dari kecap itu. Meski demikian, toh tetap ada juga yang tidak menyukai kecap, bukan? Demikian juga dengan kehadiran Tuhan Yesus, meski menawarkan kelegaan dan keselamatan, akan tetapi masih ada juga orang yang tidak percaya dan menolak Dia.
Dalam refleksinya, Paulus menyampaikan, “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak”. Ada saat yang tepat di mana racangan Allah itu dinyatakan. Dan ketika rancangan Allah itu dinyatakan, maka itu bukan merupakan kemauan kita melainkan kehendak Allah sendiri. Dengan tegas Paulus menyebut bahwa ada proses waktu di mana kehadiran Tuhan Yesus di dalam Natal itu menjadi penggenapan semua nubuatan Kitab Taurat, Mazmur dan Nabi-nabi.
Memang ada hal yang mungkin masih berbeda, di mana Natal tahun ini masih berada di tengah-tengah suasana pandami yang belum usai. Mungkin ada banyak orang yang sudah tidak sabar menantikan selesainya pandemi ini, namun sekali lagi semuanya membutuhkan waktu dan kesabaran. Ibarat kita menantikan mengalirnya kecap dari mulut botol, butuh waktu untuk akhirnya dapat mengecap kebaikan dan kenikmatan. Selamat menyambut Natal.
Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Terimakasih, ya Tuhan, kami kembali belajar tentang kesabaran dalam menantikan jawaban Tuhan bagi kami. Dengan pertolongan Roh Kudus, kami percaya akan mampu merasakan berkat Tuhan itu tepat pada waktunya. Dengan demikian kamipun rindu untuk selalu mengucap syukur. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.