TANTE ICRON
Views: 0
Bacaan: Yesaya 43:18-19
Firman TUHAN: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Selesai pelayanan ibadah di hari Minggu yang lalu, saya ngobrol-ngobrol santai dengan beberapa penatua dan rekan dari tim streaming – multimedia GKI Kwitang. (Oh, ya, protokol kesehatan tetap kami perhatikan, lho…!) Pembicaraan kami terkait dengan pelayanan ibadah streaming yang baru saja usai diselenggarakan sekaligus harapan ke depan bagi pelayanan streaming – multi media GKI Kwitang. Tentunya, selain berbicara tentang streaming, ada juga terselip pembicaraan tentang pandemi khususnya up date kasus omicron.
Saat berbicara tentang omicron inilah, Mas Uut yang paling lincah berbicara dan berhumor, tiba-tiba bicara dengan mimik wajah serius. Ia berkata, “sebetulnya menangani omicron ini bukan persoalan yang terlalu sulit”. Nah, percakapan yang tadinya cair diwarnai dengan ‘he ha he he’ segera berubah menjadi serius. Saya menyahut, “maksudnya apa, mas?” “Begini, pak Guruh. Om-om itu kan biasanya takut sama istrinya, kan ya? Jadi tinggal panggil saja tante Icron, pasti Om icron segera pergi”, jawab mas Uut sambil tertawa. Kemudian saya bertanya, “lha, Mas Uut tahu rumahnya tante icron, atau tidak?”
Walau percakapan setelah Ibadah hari Minggu tadi nampak biasa saja, akan tetapi frasa kalimat “panggil saja tante Icron, pasti Om icron segera pergi” terus terngiang di sepanjang perjalanan pulang ke pastori Rensa. Apa yang segera muncul di dalam benak saya adalah bahwa apabila ada persoalan yang kita hadapi, Tuhan pasti akan menolong dengan membukakan jalan keluar. Gusti ora sare! Tuhan tidak tidur! Tuhan tidak akan pernah membiarkan anak-anaknya bergumul sendirian menghadapi persoalan kehidupan. Hanya saja, seringkali kita ragu akan hal ini. Mengapa? Kita sering terjebak di dalam romantisme kejayaan masa lalu. Seolah-olah masa lalu itu lebih baik dari sekarang. Akibatnya kita gagal ‘move on’ karena tidak berani mencoba hal yang baru yang berbeda dengan apa yang kita lakukan di masa lalu itu.
Ketika umat berada di pembuangan, Nabi Yesaya menyampaikan Firman Tuhan, “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara”. Melalui Yesaya, Tuhan mengingatkan sebuah realita bahwa saat itu umat berada di tanah pengasingan sehingga ingatan akan masa-masa kejayaan mereka di masa lalu tidak banyak membantu memperkuat situasi mereka sekarang. Umat membutuhkan keajaiban baru, karya baru, atau momen-momen kejayaan yang baru. Allah mengajak umat untuk melihat tanda-tanda harapan baru. Dengan kata lain: Allah sedang berbaik hati memberikan kepada bangsa Israel kesempatan sekali lagi untuk membenahi diri dan berorientasi ke masa depan.
Ketika menghadapi persoalan, kita memang mesti mengubah fokus perhatian dengan berhenti menengok ke belakang dan mulai berani untuk melihat jauh ke depan. Pengalaman masa lalu tentu berguna sebagai pelajaran indah bagi kita, namun jangan sampai terjebak di masa lalu. Kita mesti menyambut uluran tangan Tuhan yang membimbing kita keluar dari persoalan. Bila Tuhan bersedia untuk ‘membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara’, maka kita harus yakin bahwa Tuhan mengajak kita untuk bertindak ‘lebih dari yang biasa’ – out of the box saat sedang menghadapi persoalan. Bila perlu cari dan panggil tante Icron ke sini agar om Icron segera pergi.
Selamat berjuang saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami percaya bahwa rancangan-Mu adalah rancangan yang baik bagi kami. Kami rindu untuk berjalan di dalam rancangan-Mu itu. Roh Kudus kiranya menolong kami. Terpujilah nama-Mu, ya Kristus. Amin.