POHON PISANG
Views: 0
Bacaan: Filipi 1:21-22
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Setiap kali keluar atau masuk komplek perumahan di mana kami tinggal, maka kami akan selalu melewati sebuah pohon pisang yang tumbuh di taman komplek. Dan setiap kali melewati pohon pisang itu, saya selalu ingat wejangan simbah (kakek) dahulu, “lé, nék péngén têntrêm anggonmu urip, contonên wit gêdhang” (nak, kalau ingin hidup tenteram, contohlah pohon pisang).
Mungkin Anda bertanya di dalam hati “apa yang bisa dicontoh dari sebatang pohon pisang?” Baik kita akan melihatnya satu persatu.
Pertama, usia pohon pisang dari tunas hingga berbuah itu hanya sekitar 1 – 2 tahun saja. Pohon pisang akan mati dengan sendirinya ketika ia sudah berbuah matang. Hal ini mengajarkan bahwa hidup ini ternyata singkat. Akan tetapi dalam waktu yang singkat itu, manfaat apakah yang bisa kita berikan? Kedua, pohon pisang bisa tumbuh di mana saja baik di tanah yang subur maupun tanah yang gersang sekalipun. Hal ini mengajarkan bahwa sebagai manusia kita mesti berupaya untuk beradaptasi dengan berbagai situasi yang dihadapi. Ketiga, daya tahan untuk hidup yang sangat tinggi. Pohon pisang ini akan selalu berusaha untuk bertahan hidup dan bertumbuh sampai dengan berbuah, meski batangnya dilukai atau bahkan ditebang sekalipun. Hal ini mengajarkan prinsip tidak mudah menyerah dan putus asa manakala menghadapi berbagai tantangan hingga mencapai keberhasilan. Keempat, sebelum pohon pisang ini berbunga, maka ia akan menumbuhkan tunas-tunas baru disekitar pohon induk. Hal ini mengajarkan tentang pentingnya regenerasi. Pohon induk memberikan pelajaran kehidupan kepada tunas-tunas yang baru, agar mereka kelak juga berhasil hingga berbuah. Kelima, pohon pisang membentuk sebuah biosfer (tempat tinggal mahluk hidup) yang nyaman bagi mahluk hidup yang lain, seperti burung, ulat, semut, cacing dll. Hal ini mengajarkan bahwa hidup di dunia ini bersama-sama dengan orang lain; sehingga harus saling memberi tempat, menghormati, menghargai, bekerjasama dan menjaga. Keenam, selain buah dan bunga, seluruh bagian dari pohon pisang ini bisa dimanfaatkan. Simbah pernah bercerita bahwa dahulu ketika jaman penjajahan jepang di mana bahan pangan itu sangat sulit didapat, maka bonggol pohon pisang ini bisa diolah menjadi bahan makanan. Batang pohon (gedebog) -nya dipakai untuk pertunjukan wayang atau hiasan pengantin kembar mayang. Lapisan-lapisan yang membentuk batang pohon pisang juga bisa diolah menjadi keripik. Daunnya bisa dipakai untuk membungkus makanan. Tulang daunnya bisa dipakai untuk mainan anak-anak.
Dengan memperhatikan bagaimana pohon pisang ini hidup, maka saya memaknai nasihat simbah tadi sebagai “hidup itu akan menjadi tenteram apabila kita tidak egois dan dapat bermanfaat bagi orang lain”. Menghayati dan menjalani hidup agar bisa seperti pohon pisang itu memerlukan sebuah spiritulitas yang menyala, di mana pusat dari hidup kita bukanlah diri kita sendiri melainkan Tuhan. Spiritualitas yang berpusat kepada Kristus itulah yang dihayati oleh Paulus. Bagi Paulus selama ia masih dapat bernafas, maka ia akan berupaya untuk mewartakan Kristus kapan dan di manapun. Paulus bertekad agar hidupnya dapat terus bermanfaat bagi pekerjaan pekabaran Injil meskipun ia harus mengalami penderitaan dan aniaya. Bahkan ketika Paulus mati sekalipun, kematiannya akan tetap menjadi berkat karena dapat menjadi teladan tentang kesetiaan dan ketaatan di dalam pelayanan kepada Kristus. Oleh sebab itulah, Paulus menyampaikan kepada Jemaat Filipi, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu”.
Kita tidak pernah tahu sampai kapan kita diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Oleh sebab itu jadikan Tuhan Yesus sebagai pemimpin dan Tuan atas hidup kita sehingga pikiran, tutur kata dan perbuatan kita dapat bermanfaat dan menjadi berkat bagi banyak orang dan bagi kemuliaan Nama Tuhan. Jangan hanya pohon pisang yang bermanfaat, tetapi kita juga harus menjadi berkat.
Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Ya Tuhan, kami rindu agar semakin berhikmat dan menjadi berkat. Oleh karena itu tuntunlah hidup kami agar selalu meneladani Engkau, ya Kristus, Kiranya Roh Kudus menolong kami. Amin.