PELANGI-PELANGI ALANGKAH INDAHMU
Views: 0
Bacaan: Mazmur 136:1
”Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Saya percaya bahwa Anda semua pernah melihat pelangi. Fenomena pelangi tentu menjadi fenomena alam yang terjadi sejak alam itu ada. Akan tetapi baru tahun 350-an sebelum masehi, secara serius orang mulai memperhatikan fenomena pelangi tersebut. Adalah Aristoteles – seorang filsuf Yunani – yang dicatat sejarah sebagai manusia pertama yang membicarakan tentang pelangi ini. Baru kemudian tahun 65 masehi, filsuf Lucius Seneca (Seneca the Younger – Seneca Muda) menjelaskan lebih lanjut tentang pemikiran Aristoteles tentang pelangi tersebut.
Kemudian di abad 17, ilmuwan Isaac Newton berhasil menjelaskan bagaimana pelangi dapat terbentuk. Ia menemukan bahwa fenomena pelangi terjadi karena adanya efek pembiasan dan prismatik sinar matahari karena butiran-butiran air. Penemuan ini sekaligus membuktikan bahwa cahaya putih matahari merupakan gabungan dari beberapa gelombang cahaya lainnya. Newton juga menyatakan bahwa rangkaian 7 warna spektrum cahaya di pelangi tidak pernah berubah, yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (atau: mejikuhibiniu).
Penemuan Newton ini tentu menimbulkan pertanyaan, “mengapa urutan warna pada pelangi selalu sama? Faktor apa sih yang menyebabkan hal itu?”
Nah, seiring dengan waktu, para ilmuwan berhasil menemukan jawabannya, yaitu bahwa hal ini dipengaruhi oleh derajat pembelokkan dari tiap gelombang cahaya matahari. Ada gelombang cahaya yang cenderung terbelokkan dengan tajam ada juga gelombang cahaya yang hanya sedikit terbelokkan. Semakin kebawah, maka semakin tinggi pula derajat pembelokkannya. Gelombang panjang yang berwarna merah pembelokkannya hanya sedikit, oleh karena itu, warna merah umumnya berada di bagian atas pelangi. Sedangkan gelombang pendek berwarna nila dan ungu tentu saja akan memiliki derajat pembelokkan paling tinggi, sehingga mereka berada di paling bawah pelangi.
Sampai di sini fenomena pelangi yang mungkin kita anggap biasa, ternyata menyimpan penjelasan yang luar biasa. Terutama bahwa pelangi selalu memiliki rangkaian warna yang tidak pernah berubah. Setiap kali muncul fenomena pelangi maka urutannya selalu merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu (mejikuhibiniu). Oh ya, dari sisi iman, tentu kita meyakini bahwa ‘pelangi-pelangi ciptaan Tuhan’.
Bila urutan warna pelangi itu saja tetap dan tidak berubah, maka kita harus mengimani bahwa kasih setia Tuhan Sang Pencipta Pelangi juga tetap dan tidak pernah berubah. Kasih-Nya selalu tetap sampai akhir zaman. Pemazmur sungguh mengimani hal tentang kasih setia Tuhan yang tetap itu. Pemazmur berkata ”Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”. Mazmur ini merupakan bagian dari litani agung yang dinyanyikan di dalam ibadah.
Nyanyian ini merupakan ungkapan kayakinan umat tentang kasih setia Tuhan yang selalu sama setiap saat. Setiap kali mazmur ini dinyanyikan atau diungkapkan, maka akan mendorong kita untuk berharap akan pertolongan Tuhan, manakala menghadapi kenyataan hidup yang kadangkala pahit. Sebuah nasihat bijak mengatakan “hidup ini memang tidak menjanjikan jalan yang mudah, tetapi DIA memberikan kepada kita kekuatan untuk terus melangkah. Hidup ini memang tidak perlah lepas dari tantangan, tetapi sama sekali bukan tanpa pengharapan. Hidup ini tidak bebas dari pergulatan, tetapi bukan berarti tanpa kemenangan.”_ Dan yang pasti , satu hal harus kita ingat bahwa “habis hujan tampak p’langi bagai janji yang teguh, di balik duka menanti p’langi kasih Tuhanmu”.
Selamat berjuang, saudaraku! Tuhan Yesus memberkati!
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Ya Tuhan, fenomena pelangi telah memberikan pelajaran indah tentang kasih dan setiaan-MU yang tidak pernah berubah. Oleh karena itu, kami rindu untuk selalu memelihara pengharapan kami akan pertolongan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.