TETAP FOKUS
Views: 0
Bacaan: Ibrani 12: 1-3
Bapak ibu, saudaraku dan para Anak, Sahabat Kristus, selamat berjumpa kembali dalam renungan hari ini.
Ada sebuah kisah:
Matahari, Hujan, angin memperhatikan seorang pemuda yang sedang berjalan di sebuah desa, dengan mengenakan jaket panjang. Lalu mereka bertaruh, siapakah yang dapat membuat pemuda itu melepaskan jaketnya. Mataharipun melakukan keahliannya. Memberi sinarnya yang terik kepada pemuda itu, namun pemuda itu mah semakin menyembunyikan tangan dan mukanya di balik jaket itu. Semakin terik matahari bersinar, semakin, pemuda itu bersembunyi di balik jaketnya. Mataharipun menyerah. Kini giliran Hujan. Iapun beraksi, turun membasahi pemuda itu. Namun pemuda itupun tetap mengenakan jaketnya. semakin deras hujan turun, semakin pemuda itu berlindung di dalam jaketnya. Hujanpun menyerah. Kini giliran angin. Ternyata angin memiliki taktiknya sendiri. Ia lalu hanya berhembus perlahaaan.., menjadi angin sepoi sepoi yang nyaman. Pemuda itu ingin menikmati angin yang menyenangkan itu, lalu iapun melepaskan jaketnya dan menggantungnya di pundaknya. Demikianlah angin yang memberi kesenangan dan ketenangan telah memenangkan pertandingan.
Hidup mungkin mirip dengan kisah tadi. Seringkali kita membayangkan bahwa hidup yang kita inginkan dan jalani adalah yang tanpa persoalan dan masalah juga tantangan. Tak ada penyakit, tak ada orang yang membenci, tak ada tak ada kesalah pahaman, tak ada berbagai gejolak lain, tentu lebih aman dan tenang. Namun bagaimana jika ternyata semua tantangan hidup itu malah mebuat kita tersadar bahwa kita sangat membutuhkan kedekatan kita dengan Tuhan? Karena kita tersadar, tak ada seorangpun di dunia ini dapat menjadi andalan kita. Hanya kepada Tuhan kita berlindung dan mendapatkan kekuatan.
Dam kesadaran seperti demikian di atas, kita lalu mau menerima segala kesalahan dan ketidak kesempurnaan kita, tanpa dikuasai oleh duka dan sakit lagi akibat semua itu. Karena kita tahu, kita memiliki Tuhan yang mau mengampuni setiap orang yang menyesalinya. Lalu kita akan bangkit, mencari cara agar hidup kita terus memancarkan kebaikan dan kasihnya. Jika sampai di sini, masih saja ada orang-orang yang membenci dan mencari cara menjatuhkan kita, karena keserakahan dan kejahatan mereka, dan semua itu dapat menjadi beban, maka kitapun akan menanggalkan semua beban itu, menyerahkannya pada kebesaran dan kuasa Tuhan yang melindungi menyempurnakan. Kita memandang kepada Tuhan Yesus, karena Dia sendiri telah menanggung segala beban, bantahan dan hinaan juga kesakitan di dalam tubuhnya untuk menyelamatkan kita, supaya kita tak menjadi lemah dan putus asa.
Kini panggilan kita adalah fokus pada panggilan membawa kasih dan kebaikan. Bagai seorang yang berlomba, tak lagi tantangan; kelemahan, kekecewaan, kesakitan dll menjadi penghambat bagi upaya menyebarkan kebaikan yang Tuhan telah letakkan di tangan kita. Fokus saja pada upaya menyebarkannya, maka sisanya biarlah Tuhan saja yang memberikan ladang dan tempat kita menyebarkannya. Ia adalah Tuhan yang akan terus memberikan sukacita, kekuatan dan pengharapan dalam melakukan panggilanNya. Jadi, tetaplah Fokus dan sebarkan kebaikanmu. (LiN13-04-2022)