MENCERMATI PANGGILAN TUHAN

Views: 0

Bahan: Yesaya 6:8,

Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”

Seorang pendeta menceritakan bagaimana dia sungguh dipanggil Tuhan untuk menjadi seorang pendeta. Sejak dari di bangku SMA cita-citanya menjadi dokter, karena itu dia belajar sebaik-baiknya. Dia sempat kuliah di fakultas kedokteran, tahun kedua, entah bagaimana dia bosan dan sangat tertarik dengan teknik bangunan dan karena keadaan orang tua memadai maka dia kuliah di Fakultas Teknik. Baru tahun pertama, dia merasa jenuh, tidak sesuai dengan yang dia pikirkan dan dia berhenti kuliah, walau pun biaya tidak sedikit untuk kuliahnya itu. Tiba saatnya dia berhenti untuk berpikir matematis, dan dia hendak kuliah bidang hukum. Dalam pikiran yang tidak menentu, dia mendapat usul untuk kuliah belajar Teologia. Dia kuliah di Fakultas Teologia, akhirnya menjadi pendeta jemaat. Dia mengatakan: “Saya menjadi pendeta adalah panggilan Tuhan.”

Firman Tuhan menjadi bahan renungan kita ialah panggilan Tuhan kepada Yesaya. Setelah Yesaya memahami keadaan dunia yang dia hadapi, khususnya keadaan umat Tuhan yang disebut kebun anggur yang mengecewakan. Selanjutnya Tuhan membukakan kekudusan takhta-Nya yang membuat Yesaya menjerit berkata: celaka aku! Binasa aku! Sebab aku ini seorang najis bibir … namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam. Pengalaman ini tidak membuat dia kehilangan diri, tetapi justru menemukan diri untuk suatu rencana dengan untukkeadaan itu. Seperti cerita pendeta di atas dari segi biaya dan kemampuan, dia mampu menyelesaikan kuliah kedokteran atau kuliah Teknik. Tetapi akhirnya dia selesai Fakultas Teologia dan menjadi pendeta, dia katakan itulah panggilan Tuhan. Yesaya merespon panggilan Tuhan dengan baik dan benar: “Ini aku! Utuslah aku!

Nabi-nabi dipanggil dan mempergumulkan panggilan itu. Menjadi renungan kita ialah jawab atas panggilan itu, Yesaya berkata: Ini aku!, utuslah aku! Musa sempat berdalih, akhirnya pergi juga melaksanakan perintah Tuhan. Yunus, sempat ingkar, akhirnya pergi juga ke Niniwe. Hosea memenuhi panggilan Tuhan mengambil perempuan sundal menjadi istrinya, (secara perasaan mungkin berat hati). Demikian juga murid-murid Yesus menyiapkan diri menjadi murid Tuhan sesuai rencana-Nya. Selanjutnya orang yang dipanggil ini berjuang membangun diri untuk taat dan setia atas panggilan itu karena ada yang tidak setia, ada yang tidak taat dan dibuang, ditinggalkan oleh Tuhan.

Kalau kita melihat diri kita dalam panggilan Tuhan tentu ada waktu di mana Tuhan memanggil kita untuk percaya dan menerima Yesus Juruselamat, jawaban apa yang kita berikan. Demikian juga dari kesaksian banyak orang, ada yang dipanggil dengan peristiwa spektakuler, walau secara duniawi beresiko sangat besar, misalnya karena meninggalkan agama, kepercayaan lamanya. Walau pun sebagian kita ada yang bersyukur karena lahir dari keluarga Kristen, begitulah panggilan Tuhan bagi setiap pribadi. Demikianlah kita harus MENCERMATI PANGGILAN TUHAN.

Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok-pokok berikut:

1. Anda pernah merasa terpanggil oleh Tuhan untuk suatu kegiatan di jemaat Anda?
2. Nabi Yeremia hendak dibunuh oleh Zedekia raja Yehuda, dia dimasukkan ke sumur yang tidak berair, dalam keadaan sekarat dia diselamatkan (Yer 38). Bagaimana pendapat Anda dengan keadaan seorang nabi Tuhan yang menderita seperti ini?
3. Apa yang Anda lakukan, kalau ingin terlibat (dipanggil) sebagai penatua atau pengurus di jemaat, tetapi belum terpenuhi?

Mari berdoa:

Terima kasih Tuhan atas panggilan Tuhan bagi kami menjadi anak, murid dan saksi atas karya keselamatan Tuhan dalam Yesus Kristus. Berbagai bidang dan tempat kami memenuhi panggilan Tuhan sesuai dengan talenta yang Tuhan karuniakan bagi kami. Tanggung jawab kami begitu besar untuk setia dan taat atas panggilan Tuhan, Roh Kudus menolong kami agar Kerajaan Allah makin nyata di dalam hidup kami, baik pribadi mau pun Bersama sebagai gereja Tuhan. Inilah doa kami salam Kristus Tuhan, Amin. [AS230522]