SUNGGUH-SUNGGUH MERDEKA
Views: 0
Bacaan: Galatia 5 : 1-17
Salam sejahtera semoga kita makin sungguh-sungguh merdeka dari aturan lahiriah atau kehendak iblis, karena Kristus telah memerdekakan kita, dan kita berdiri teguh dalam iman kepada Yesus, tidak mau diperbudak oleh aturan lahiriah atau kehendak iblis seperti ungkapan dalam Galatia 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Bagi orang Kristen, pada awal Perjanjian Baru, menolak untuk disunat merupakan tanda awal dari menikmati kemerdekaan. Orang yang taat pada aturan sunat, berarti belum merdeka, karena percaya bahwa sunat dapat menyelamatkan orang dari dosa dan membawanya ke surga. Orang merdeka adalah orang yang diselamatkan dari dosa karena penebusan Yesus di salib, kemudian hidupnya dituntun Roh kudus agar makin jauh dari dosa atau kehendak iblis, tidak diperbudak dosa atau iblis. Roh Kudus menuntun kita untuk setia, teguh, tidak goyah melakukan kehendak Allah. Hanya Yesus yang menjadi jalan masuk Kerajaan Allah.
Pada masa kini yang setara dengan aturan sunat adalah sekelompok orang percaya masuk surga kalau membunuh orang kafir, orang yang berbeda agama dengan bom bunuh diri. Aturan seperti ini adalah usaha manusia sendiri untuk bebas dari dosa dan masuk surga. Banyak aturan yang setara dengan aturan sunat, seperti aturan tidak makan makanan haram, tidak memegang yang najis, tidak bergaul dengan orang kafir atau tidak seiman.
Orang yang sungguh-sungguh merdeka ia tidak mau lagi dekat dengan iblis, menjauh dari iblis dan perbuatan iblis, tidak perlu di sunat. Kalau mau disunat itu hanya untuk menjaga kebersihan alat kelamin bukan untuk bebas dari dosa dan masuk surga.
Pada masa kini beberapa orang muda tidak percaya pada Allah, tidak percaya pada surga, tidak percaya Yesus menyelamatkan manusia dari dosa, tidak percaya gereja. Mereka hidup mengikuti pikiran, analisa data, perasaan logika manusia semata. Mereka berusaha melakukan kebaikan, menurut pikiran sendiri. Pemimpin Yahudi melakukan aturan Hukum Taurat menurut pikiran dan perasaan mereka sendiri. Cara hidup orang muda yang ateis dan pemimpin Yahudi sama-sama tidak membuat mereka menjadi merdeka dari kehendak iblis, tidak menjamin mereka masuk ke surga, karena mereka tidak membutuhkan kasih karunia Allah, mereka tidak mau dituntun Roh Kudus, tidak mau hidup dalam Yesus, mereka tidak menanti kebenaran Allah tapi menanti kebenaran sendiri atau kebenaran dunia.
Pada masa perjanjian baru, pemimpin Yahudi, menyebarkan berita dan tuduhan palsu terhadap Yesus, menyebarkan ujaran kebencian terhadap Yesus dan ajaranNya, agar Yesus dihukum tanpa keadilan, kebenaran, dianiaya dan disiksa sampai di salibkan. Pemimpin Yahudi secara lahiriah sangat rajin taurat, mengikuti aturan lahiriah Hukum Taurat tapi tidak membuat mereka bebas dari kuasa iblis, mereka diperbudak iblis, mereka tidak merdeka, mereka menganiaya Yesus yang melakukan kebenaran dan kehendak Allah. Perilaku pemimpin Yahudi pada masa perjanjian baru juga terjadi pada masa kini. Tokoh kelompok agama tertentu menyebarkan ajaran yang menghina Yesus, menghina salib Yesus, menghina orang Kristen melalui rumah ibadah-rumah ibadah tertentu. Tokoh ini mengakui mengasihi Allah, sangat rajin membaca kitab suci tapi perbuatan mereka adalah kehendak daging mereka sendiri dan kehendak iblis.
Kalau ada orang mengucapkan kata “merdeka” didalam suatu pidato, sebaiknya tujuannya adalah agar bangsa Indonesia merdeka dari kebencian terhadap agama, suku, ras, golongan lain, merdeka dari intoleran, merdeka dari radikalisme, merdeka dari rasisme, merdeka dari terorisme. Kalau merdeka dari semua itu, maka bangsa Indonesia akan berbahagia karena tidak ada orang yang menghina, mengkafirkan agama, suku, ras, golongan lain. Masyarakat Indonesia berbahagia karena orang berbeda agama suku ras golongan saling menghargai saling menopang, saling membela kemanusiaan yang adil dan beradab. Bangsa Indonesia berbahagia karena damai, kuat, maju, dan bersatu dalam mengatasi masalah ekonomi, pendidikan budaya, sosial, hukum dan lain-lain.
Hidup sungguh-sungguh merdeka adalah kesempatan yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita agar kita mempergunakan untuk melayani orang lain berdasarkan kasih kita kepada Tuhan dan kita nyatakan dengan mengasihi sesama. Orang yang sungguh-sungguh merdeka maka yang penting baginya adalah hidup dalam kasih pada Yesus, melayani sesama, mengikuti kehendak Tuhan. Mengasih dan melayani sesama berarti tembok pemisah suku agama ras, golongan dihancurkan maka orang saling melayani mengasihi dalam kasih pada Yesus.
Orang sungguh-sungguh merdeka, mendapat perubahan hati pikiran dalam Roh Kudus, sehingga tidak hanya mengasihi, melayani diri sendiri tapi wajib mengasihi sesama, melayani sesama. Hidup yang mementingkan diri sendiri adalah hidup yang merusak diri sendiri, merusak jiwa. Orang sungguh-sungguh merdeka, hidupnya dipimpin Roh Kudus, hidup dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, sabar, murah hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Hidup sungguh-sungguh merdeka berarti menyalibkan kedagingan, membuang kecanduan main game, kecanduan menonton sinetron, kecanduan media sosial, membuang kecanduan narkoba, mabuk, judi. Orang yang belum menyalibkan kedagingan, berarti belum sungguh-sungguh merdeka.
Orang sungguh-sungguh merdeka, merasakan kasih Allah, kenikmatan surga mendiami hati. Roh Kudus masuk dalam hati yang resah, nafsu dosa dijauhkan, kita diberi kemerdekaan dalam Yesus seperti ungkapan dalam KJ 58:2 Ya, hembuskan Roh kasih-Mu dalam hati yang resah; b’ri sejahtera janji-Mu, agar kami warisnya. Yesus, Alfa dan Omega, nafsu dosa jauhkanlah; diri kami b’ri merdeka dalam Dikau s’lamanya. Amin
Berdoa: Ya Tuhan kiranya kami makin sungguh-sungguh merdeka karena Kristus telah memerdekakan kami. Kiranya kami berdiri teguh dalam iman kepada Yesus, tidak mau diperbudak oleh aturan lahiriah atau kehendak iblis. Kiranya semakin banyak orang yang percaya Allah, percaya surga dan percaya Yesus yang menyelamatkan manusia dari dosa, tidak mengikuti pikiran perasaan sendiri atau kehendak duniawi. Hidup yang sungguh-sungguh merdeka berarti ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan Yesus kepada kami agar kami mempergunakannya untuk melayani orang lain berdasarkan kasih kita kepada Tuhan dan kita nyatakan dengan mengasihi sesama, tidak mengasihi, melayani diri sendiri. Mampukan kami menyalibkan kedagingan kami, dan merasakan kasih Allah, kenikmatan surga mendiami hati kami. Dalam Yesus kami berdoa amin.