MENIKMATI CAPCAY
Views: 0
Bacaan: 1 Korintus 12: 12-13
“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Capcay adalah nama hidangan khas Tionghoa Indonesia yang terdiri dari bermacam macam sayuran yang dimasak dengan cara direbus (kuah) atau digoreng tumis. Kemungkinan besar, capcay dibawa dari daerah Fujian, sebuah wilayah di China di mana suku bangsa Hokkian bermukim. Dalam perkembangannya, orang-orang Tionghoa dari Hokkian inilah yang paling banyak bermigrasi ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, kesukaan mereka untuk memasak capcay ini terus berlanjut karena Indonesia sangat kaya akan berbagai jenis sayuran, selain karena harganya yang lebih terjangkau daripada daging.
Banyak orang menganggap bahwa arti nama capcay ini berarti sepuluh jenis sayuran yang diolah menjadi satu. Anggapan ini muncul karena mengartikan kata cap sebagai sepuluh, dan kata cay sebagai sayur-sayuran. Akan tetapi jika menilik dari asal-usulnya, maka anggapan tersebut kemungkinan besar keliru, sebab dalam Bahasa Mandarin istilah capcay dibentuk oleh kata ‘za’ yang berarti campuran dan ‘cai’ yang berarti sayuran. Dalam dialek Hokkian, campuran dilafalkan dengan sebagai ‘cap’. Oleh sebab itu capcay lebih tepat diartikan sebagai campuran sayur mayur.
Menurut ahli gizi, capcay ini kaya akan kandungan serat untuk membantu proses metabolisme tubuh. Sebagai hidangan berbahan dasar sayuran seperti wortel, brokoli, kembang kol, sawi, kol, kapri dan sebagainya, maka capcay memang menjadi sumber serat yang bagus. Selain itu, metode memasak capcay dengan cara menumis membuat kandungan nutrisi di dalam capcay tetap terjaga dengan baik. Dalam satu porsi capcay mengandung mineral, kalsium, zat besi, fosfor, dan berbagai macam vitamin. Meski demikian, penggunaan garam, minyak dan lemak dalam capcay mesti diperhatikan agar tidak merusak manfaatnya.
Setiap kali menikmati masakan capcay ini, saya teringat pada nasihat Paulus kepada Jemaat Korintus tentang karunia Roh. Saat itu ada anggota jemaat di Korintus yang merasa diri lebih beriman dan rohani karena memiliki karunia Roh tertentu. Paulus mengingatkan bahwa sesungguhnya karunia-karunia Roh itu dianugerahkan Tuhan untuk kepentingan bersama yaitu pembangunan Jemaat. Rasul Paulus menyampaikan, “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. Menurut Paulus, setiap karunia yang diberikan oleh Tuhan itu dimaksudkan agar setiap anggota jemaat dapat saling memperlengkapi sehingga Jemaat – sebagai Tubuh Kristus – dapat terus bertumbuh dan berkembang.
Seperti halnya capcay, wortel tidak akan mengatakan kepada brokoli atau sawi putih kepada kol bahwa dirinya lebih bergizi. Karena semua sayuran itu akan saling melengkapi sehingga kandungan serat dan nutrisi di dalam capay ini semakin lengkap. Tuhan mungkin mengaruniakan keistimewaan tertentu dalam diri Anda, namun pakailah itu untuk memperlengkapi yang lain, sehingga Gereja Tuhan dapat berkembang dan nama Tuhan dimuliakan. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Ya Tuhan, kami menyadari bahwa Engkau menciptakan diri kami berbeda antara satu dengan yang lainnya. Meski demikian, Engkau meminta kami agar tetap menjadi satu. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat melakukan kehendak-Mu. Terimakasih, ya Tuhan Yesus, Amin.