SILIH ASIH, SILIH ASAH, SILIH ASUH
Views: 0
Jemaat Tuhan, yang saya kasihi dalam Tuhan Yesus Kristus. Syalom Alekhem!
Kita bersyukur hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya yang baik. Sebagai bagian dari masyarakat yang hidup bersama di tanah air Indonesia kita terpanggil untuk memelihara kesatuan dan persatuan dalam harmoni dan damai sejahtera.
Kita sudah menjalani Minggu kedua Bulan Budaya GKI Kwitang dengan mengangkat Budaya Jawa Barat secara khusus budaya Sunda. Masyarakat Sunda mempunyai falsafah kehidupan yang sangat menginspirasi, yaitu “Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh”
Hari ini kita akan merenungkan Firman Tuhan yang diambil dari Kolose 3:14 “Dan di atas semuanya itu, kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” Demikianlah firman Tuhan. Yang berbahagia ialah setiap orang yang mendengar firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Firman Tuhan ini disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, tetapi juga kepada kita yang hidup pada zaman ini. Paulus mengingatkan kita sebagai orang yang hidup dalam Kristus telah menjadi manusia baru yang dipimpin oleh Roh Kudus.
Dalam kehidupan bersama ada satu hal yang dapat mempersatukan dan mnyempurnakan kita. Apakah itu? Kasih, ya kasih! Perintah untuk saling mengasihi adalah perintah Allah yang universal. Allah menghendaki semua orang melakukan kasih.
Seperti falsafah Sunda yang mengajarkan: silih asih yang berarti saling mengasihi dengan segenap keheningan hati. Silih asah berarti saling mencerdaskan kualitas kehidupan manusia. Silih asuh yang berarti saling menjaga, saling melindungi, saling mengayomi, saling memberi rasa aman. Kita berharap akan tercipta harmoni kehidupan bersama.
Firman Tuhan selalu mengingatkan kita bahwa kita telah menerima kasih Allah yang dinyatakan di dalam Kristus. Kepada Saudara dan saya diperintahkan untuk menciptakan kehidupan yang harmoni dan sejahtera berdasarkan kasih. Kasih kepada Allah diekspresikan dengan tindakan-tindakan beribadah menyembah Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dengan segenap kekuatan. Kasih kepada sesama diekspresikan dengan saling mengasihi, saling menghargai dan saling menghormati sesama.
Marilah kita menciptakan kehidupan bersama yang harmoni dan sejahtera di masyarakat, dengan melakukan: saling asih, saling asah dan saling asuh.
Seperti pujian yang dinyanyikan dalam ibadah Hari Minggu yang lalu, sebuah pujian yang berjudul: “Angkatlah Hatimu Pada Tuhan”. Lagu ini mengajak kita semua untuk memuji dan menyembah Tuhan yang Mahakudus dengan sorak-sorai, dengan musik dan tarian, dan jangan lupa membawa persembahan.
Bait kedua mengatakan: ”Janganlah mengaku anak Tuhan jika engkau mengeraskan hati.” Suatu teguran kepada kita jika kita menyebut diri sebagai anak Tuhan namun kita tidak sungguh-sungguh mendengar dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu Saudara, marilah kita memohon pertolongan Tuhan agar kita dapat tetap setia mendengarkan Firman Tuhan dan melakukan dalam hidup sehari-hari. “Dan di atas semuanya itu, kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan nyempurnakan.” Jadilah pelaku firman Tuhan! Amin Saudara? Puji Tuhan!
Bersediakah Saudara mewujudkan budaya saling asih, saling asah dan saling asuh dalam kehidupan keluarga, persekutuan jemaat, dan masyarakat? Lakukanlah saja, itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu ya Tuhan, karena Tuhan sudah menyatakan kasih kepada kami melalui Kristus. Mampukanlah kami menjadi duta budaya kasih di tengah keluarga, persekutuan dan masyarakat kami dengan saling asih, asah, asuh dalam kehidupan kami sehari hari, sehingga tercipta kehidupan bersama yang harmoni dan sejahtera.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Marilah kita memuji Tuhan melalui musik tradisional Sunda bersama Grup Angklung Anak-anak Panti Asuhan Dorkas: Mari Bersyukur semua!