INDONESIA, TANAH AIRKU
Views: 0
Bapak/ibu/saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita ucapkan pekik merdeka: “Merdeka!” Pada tanggal 17 Agustus, seluruh masyarakat Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dengan penuh sukacita dan rasa syukur yang besar kepada Tuhan Yang Mahaesa. Mengapa? Karena atas berkat rahmat Tuhan yang Mahaesa, bangsa Indonesia dapat meraih kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Selain itu Tuhan sudah mengaruniakan Indonesia, tanah air kita yang indah dan permai, yang patut kita syukuri bersama.
Maka hari ini kita akan merenungkan Firman Tuhan yang berjudul “Indonesia, tanah airku!” dengan dasar surat Ibrani 11:16 “Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” Demikianlah Firman Tuhan. Berbahagialah setiap orang yang mendengar firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Ayat ini berbicara tentang iman bapak-bapak orang percaya: Abraham, Ishak dan Yakub. Sebagai orang-orang beriman mereka tetap setia dengan keyakinan bahwa Allah akan menyediakan tempat yang lebih baik bagi mereka yaitu tanah air sorgawi. Oleh sebab itu mereka menghormati Allah dengan hidup sebagai “pendatang dan perantau” di dunia ini. Apa artinya? Artinya mereka sadar bahwa di bumi ini hanyalah sementara. Karena dalam iman mereka akan mendapatkan kehormatan dari Allah yang bersedia disebut sebagai Allah mereka. Ia tidak malu mengakui mereka sebagai anak-anak-Nya.
Kita percaya Tuhan sudah mengaruniakan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Dan Tuhan sudah mengaruniakan tanah air yang sangat kaya akan hasil bumi dan lautnya, tanah yang subur kaya akan flora dan faunanya yang terdiri dari beribu-ribu pulau, terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, dari Talaut sampai Rote.
Seperti sepenggal puisi yang ditulis oleh K.H. Mustofa Bisri tentang NEGRIKU, sbb: “Mana ada negeri sesubur negeriku? Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung, tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung, perabot-perabot orang kaya di dunia, dan burung-burung piaraan mereka berasal dari hutanku. Ikan-ikan pilihan mereka santap bermula dari lautku. Emas dan perak perhiasan mereka digali dari tambangku. Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku. Mana ada negeri sekaya negeriku?”
Saudara-saudara, bagaimana sikap kita? Marilah kita belajar dari bapak-bapak orang beriman, Abraham, Ishak dan Yakub. Selain kita sangat bersyukur atas kemerdekaan dan tanah air Indonesia yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, kita harus tetap setia kepada Allah dalam iman dan pengharapan. Kita sadar bahwa kita hidup di dunia ini hanya sebagai “pendatang dan perantau”, tetapi Tuhan sudah menyediakan tanah air sorgawi bagi orang-orang yang setia kepada Allah.
Kita dipanggil untuk terus berdoa untuk bangsa Indonesia dan mengisi kemerdekaan dengan terus berkarya selama kita masih hidup.
Seperti kesaksian pujian yang dilantunkan oleh sebuah keluarga Jemaat GKI Kwitang: “Indonesia, tanah airku.” Suatu pujian yang mensyukuri Indonesia, tanah air ku yang indah dan megah. Sawah ladang pun lautnya kaya dan permai. Jaya makmur seluruh rakyatnya dan sentosa. Lagu ini juga mengajak kita mengenang jasa para pahlawan bangsa yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Oleh sebab itu marilah kita bersyukur dan mendoakan agar Tuhan yang Mahakuasa melimpahkan berkat-Nya bagi bangsa Indonesia. Teruslah berkarya bagi bangsa dan negara sesuai dengan talenta masing-masing. Lakukanlah saja, itu sudah cukup. Amin.
Mari kita berdoa:
Ya Tuhan Bapa yang di sorga, hati kami penuh sukacita dan syukur, karena Tuhan sudah memberikan kemerdekaan dan tanah air Indonesia, mampukanlah kami mengisi kemerdekaan dengan tetap hidup beriman dan berkarya bagi bangsa kami. Ya Tuhan, berkatilah negeri kami, Indonesia. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA !
TUHAN MEMBERKATI .
(AM 18082022)