PAHLAWAN TAK DIKENAL
Views: 0
Bacaan: Galatia 5: 13
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Rasanya di hampir semua Taman Makam Pahlawan (TMP) ada nisan bertuliskan ‘Pahlawan Tak Dikenal’. Para pahlawan tak dikenal ini adalah para pejuang bangsa yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah, namun identitasnya tidak diketahui. Jasa dan pengorbanan jiwa raga mereka tak diragukan lagi karena mereka menghabiskan masa hidup mereka untuk melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan RI.
Meski sampai pada akhirnya tidak ada seorangpun yang mengenal-nya, namun para pahlawan tak dikenal ini rela mempersembahkan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan ibu pertiwi. Bukan karena mereka tidak mencintai keluarganya, melainkan karena mereka lebih mencintai masa depan bangsanya yang pasti akan jauh lebih baik bila merdeka. Mereka rela mati bukan karena tidak mencintai hidup, melainkan mereka merindukan kehidupan yang lebih baik dan bermakna bagi anak cucu di alam kemerdekaan. Para pahlawan tak dikenal ini bersedia berkurban bagi berlangsungnya kehidupan bangsa yang lebih baik, ibarat daun-daun yang gugur demi menyuburkan tanah kembali.
Dan bila mengingat kembali sejarah perjuangan bangsa kita untuk bebas dari belenggu penjajahan bangsa lain, maka sesungguhnya ada ribuan atau bahkan jutaan pahlawan tak dikenal yang telah gugur sebagai kusuma bangsa. Para pahlawan tak dikenal ini tidak mencari nama dan kemasyuran diri, melainkan mewujudkan cinta yang sejati bagi ibu pertiwi Indonesia. Oleh karena itu, memaknai perayaan kemerdekaan RI tahun ini, rasanya menjadi tepat apabila semangat ‘tidak mencari nama atau panggung’ tetap dikobarkan. Di tengah-tengah situasi dan krisis yang sedang terjadi, kadangkala dijumpai ada orang yang mencari pangggung dan nama, bahkan tega menari di atas penderitaan orang lain demi membuat dirinya dikenal.
Semangat para pahlawan tak dikenal demi bangsa dan negara Republik Indonesia ini mestinya juga tetap hidup dan berkobar di hati dan sanubari kita. Bukankah kita juga merupakan warga bangsa Indonesia, sekaligus warga Kerajaan Allah? Sudah seharusnya iman dan spritualitas sebagai anak-anak Tuhan juga mesti terus mewarnai seluruh kehidupan kita. Biarlah Nama Tuhan yang semakin ditinggikan, bukan diri kita. Terlebih lagi, kita ini adalah orang-orang yang telah dimerdekakan dari belenggu dosa melalui pengurbanan Kristus di kayu salib. Oleh karena itu semangat “sepi ing pamrih, rame ing gawe” (bhs. jw. tanpa pamrih, namun tetap giat bekerja) mesti menjadi bagian dari kehidupan kita. Sebagai orang-orang yang sudah dimerdekakan dari dosa, maka kita mesti berupaya menjaga kekudusan hidup dan terus bersedia melayani dengan penuh kasih. Rasul Paulus menasihati Jemaat Galatia demikan, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”. Pelayanan kasih tentu tidak menonjolkan diri dan mencari muka, melainkan demi kemuliaan Nama Tuhan.
Bila para pahlawan tak dikenal itu telah mengurbankan jiwa demi kemerdekaan RI, maka kita juga mesti bersedia menjadi pahlawan tak dikenal di bidang masing-masing sesuai dengan talenta karena Tuhan telah lebih dahulu mengasihi kita. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Tuhan, kami rindu untuk terus belajar agar dapat melayani dengan penuh kasih. Jauhkan diri kami dari keinginan untuk mencari nama demi kemasyuran diri sendiri. Kiranya Roh Kudus menonlong kami. Di dalam Nama Tuhan Yesus, kami sudah berdoa. Amin.