PENGAMPUNAN DAN PEMULIHAN
Views: 0
Bacaan:
Kejadian 2:17
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
1 Korintus 15:22
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Salam Damai dan Sejahtera kepada semua saudaraku: Bapak-ibu, dan para anak. Semoga kasih, penyertaan dan bimbingan Tuhan kita lihat dalam segala keadaan dan di segala tempat.
Hari ini kita diajak untuk mengucapkan syukur atas semua kebaikan dan penyertaan Tuhan: Hut GKI Kwitang, Hut RI dan segala kebaikan Tuhan yang lain, dalam kehidupan kita. Jika kita melihat kepada Alkitab, seperti yang tertulis tentang penciptaan dan kejatuhan manusia, maka jadi memahami, bahwa sesungguhnya Tuhan Allah, sejak menciptakan manusia, Tuhan Allah memberikan segala yang terbaik untuk manusia. Allah telah menciptakan segala sesuatu, juga manusia dengan keadaan “Sungguh amat baik…”. Kepada manusia yang sungguh amat baik itu, bahkan diserahkan segala kebijakan untuk menamai dan mengatur nya. Tuhan Allah telah menciptakan manusia dengan kemampuan besar, yang luar biasa, untuk menjadi pemimpin bagi alam ini. Jadi pada dasarnya, manusia memiliki tingkat pemikiran dan pula kekuatan besar dalam dirinya, yang adalah pemberian Allah.
Dalam tingkat kemampuan yang besar, yang dimiliki oleh manusia, Tuhan Allah hanya menghendaki agar manusia tetap menjadi dirinya sebagai manusia, bukan sebagai Allah. Inilah yang terkandung dari perintah agar manusia tidak makan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Pada perintah ini, penekanannya bukan soal mengapa tak boleh mengetahui yang baik dan jahat. Namun godaan untuk menjadi seperti Allah seperti yang disampaikan oleh si iblis itu, karena pada saat itu, manusia akan menjadi sosok yang sok dan berlagak menjadi Tuhan. Ia menjadi kehilangan kemanusiaan nya; karena manusia itu sesungguhnya bukan Tuhan.
Dosalah, yang diakibatkan oleh karena kehendak diri manusia berkuasa dan menjadi Tuhan atas sesamanya dan menjadi tidak manusiawi lagi bagi sesamanya. Kekuatan kepandaian dan dan kemampuan yang dibawa manusia sejak penciptaannya, jika dibarengi dengan kehendak menjadi Tuhan atas sesamanya, maka kekuatan itu bukannya dipakai untuk mengatur, untuk memelihara dunia ciptaan Tuhan malah berbalik menjadi kekuatan yang menghacurkan manusia dan juga alam ciptaan Tuhan. Hal di atas inilah yang sungguh tak dikehendaki Allah, ketika dosa telah menguasai manusia. Allah menghendaki manusia kembali kepada tujuan penciptaan nya, yakni ia adalah manusia ciptaan
Allah, yang memiliki kekuatan untuk memperbaiki dan memimpin dunia agar berjalan sesuai kehendak Tuhan Allah. Untuk itulah Tuhan Allah mengutus PutraNya, agar manusia memandang, demikianlah manusia itu seharusnya berlaku; Manusia yang dipenuhi kasih kepada sesamanya: berjuang dengan gigih, walau ada tantangan, fokus pada tujuan hidupnya utuk melaksanakan panggilan Tuhan sesuai talenta/kemampuannya (sama dengan ndableg / follow your dream ?( mengutip kalimat bu Rosa )), berpihak pada kebenaran dan bersandar penuh kehendak Tuhan. Bukankan ini yang Tuhan Yesus lakukan ketika Ia menjadi manusia yang sesungguhnya?
Dengan Memandang kepada Kristus, sang Manusia yang menjadi Juruselamat kita, kita memahami kedosaan kita dan menerima pemulihan yang dari Tuhan. Allah sangat memahami keterbatasan kita, namun dengan pengampunan Nya kini kita diberi kesadaran dan keyakinan bahwa kita adalah manusia ciptaan Allah yang sangat berharga di mataNya. Inilah yang memulihkan kita untuk kembali menjadi manusia seutuhnya; yakni manusia yang memiliki potensi kekuatan yang besar, yang bersamaan dengan itu kita tetap menerima kemanusiaan kita. Ini membuat kita percaya diri, mau mengembangkan segala potensi karunia Allah dalam diri manusia kita, dan bersamaan dengan itu dipenuhi kasih kepada sesama ciptaan dan sesama manusia yang lainnya. Kita akan menjadi sesama yang menjauhkan diri dari “main Tuhan”, karena kita telah dipulihkan oleh pengorbanan Kristus. Kita akan dikuasai penghormatan dan kasih penuh kepada sesama kita, dan menjauhkan diri dari kemunafikan, kebohongan, penipuan bahkan kejahatan yang itu semua disebabkan oleh karena kita hidup sesuka hati sendiri, karena merasa kuat dan mampu melakukannya. . Sebagai Kristen kita akan lebih fokus mensyukuri kebaikan dan kasih Kristus yang telah menjadi Juruselamat. Sebagai Kristen, kini kita memiliki rasa kemanusiaan yang kita pelihara, dengan memandang kepada Salib Kristus. Sebagai Kristen, kita akan berjuang menghindari dan melawan juga bertobat dari kelicikan, penipuan dan kejahatan yang kita sembuyikan.
Demikianlah sebagai Kristen, kita telah mengalami pengampunan dan pemulihan dari Allah Bapa melalui Sang Kristus. Amin (LiN-RH-24-08-2022)