TITIK NOL
Views: 0
Bacaan: Lukas 23: 34-43
Selamat berjumpa kembali bapak ibu, saudara-saudaraku, para muda dan para anak. Doa saya: kita dalam keadaan damai sejahtera karena iman percaya kita bahwa Tuhan Allah dalam Kristus Yesus selalu menopang dan bersama kita.
Betapa bersyukurnya, kemarin dalam ibadah , ada 5 orang anak, yang diserahkan pada Tuhan karena iman Orang tuanya. Saya sangat bersyukur bahwa iman kepada Kristus Yesus Sang Juruselamat, diwariskan kepada orang-yang kita kasihi. Pertanyaannya adalah: apakah hal besar dan penting yang juga terkandung dalam iman dan kepercayaan kita kepada Kristus yang akan kita wariskan dalam sebuah baptisan anak? Iman itu adalah soal pengampunan Allah kepada manusia, yang membuka jalan keselamatan menuju Allah.
Kita mengetahui bahwa kita ini adalah manusia berdosa. Sulit sekali kita sebagai manusia hidup dalam ketenangan dan damai sejahtera dengan sesama, berarti juga sulit berdamai dengan Allah. Keinginan yang besar, ketakutan, dendam, bahkan yang disebabkan oleh perbedaan dan salah paham seringkali menjadi ladang bertumbuhnya dosa dan semakin jauhnya kita dengan Allah. Semakin kita memandang dunia ini, semakin kita ketakutan atau marah atau sedih, lalu mengambil langkah yang dikuasai ketakutan itu, kemarahan itu, dan kesedihan itu. Namun anehnya, langkah yang diambil tak menyebabkan hilangnya ketakutan, kesedihan dan kemarahan, malah sebaliknya, kemarahan kesedihan dan ketakutan itu semakin berlipat kali ganda; memperdalam semua kondisi itu. Ketika kita berbohong, dalam ketakutan lalu menutupi dengan kebohongan lain, malah kebohongan kita semakin dalam (modusnya semakin dalam). Bukannya lepas dari kebohongan malahan semakin berkubang dan lalu dapat tenggelam di dalamnya. Ini adalah sebuah sistem alamiah: jika kita perhatikan apa yang Newton katakan tentang hukum gerak: bahwa sesungguhnya benda akan bergerak dengan kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda itu, maka gaya atau aksinya akan sama dengan gaya yang bekerja padanya. Hukum alamiah alam ini telah membuktikan demikian, maka kita dapat memahami bahwa sikap yang ditunjukkan dalam kemarahan dll tadi, akan menghasilkan kembali pada diri kita kemarahan dll yang sama. Semakin kita memperdalam dan bertindak dalam kemarahan dan kesedihan tadi, hasilnya adalah kemarahan dan kesedihan dll itu semakin dalam pula. (Ingat pepatah: siapa menepuk air di dulang, terkena muka sendiri) . Hukum gerak ini dapat kita pahami dapat terjadi pula dalam kehidupan manusia dalam hal dosanya. Hanya jika dosanya berhenti (geraknya 0, maka dosa dapat terhenti/terhapuskan).
Dalam hal inilah kita dapat memahami bahwa pengampunan Kristus di Kayu salib dapat menghapuskan dosa dunia. Mengapa? Dosa yang sudah berlanjut sedemikian rupa di dunia ini semakin dalam, bahkan Hukum Taurat/aturan agama sekalipun telah tak bisa menghentikannya Oleh karena itu dibutuhkan suatu gerak _nol dosa_ ; yang akan menghentikan segala dosa yang selama ini telah mengalir bahkan mendarah daging dalam kehidupan manusia. Tuhan Yesuslah yang telah menjadi manusia tanpa dosa yang menghentikan segala sikap jahat dan buruk dengan nol dosa. Dia, Kristus menjadi begitu berharga bagi penghentian dosa karena ia bukan hanya manusia yang diam, tak berbuat apapun dan tak menyebabkan orang berdosa di sekitarnya “bereaksi” terhadap ketidak berdosaanNya. Tuhan Yesus itu, selain Ia tak berdosa, Tuhan Yesus telah menjadi manusia yang aktif menjalankan kanusiaanNya, namun sebagai manusia yang dipenuhi sikap dan perbuatan menjadi manusia terhadap sesamanya manusia lainnya. Meski demikian Ia telah menerima dosa manusia lainnya, yang membuatnya demikian sengsara dan disalibkan. Dalam keadaan itupun Tuhan Yesus tak membiarkan diri dikuasai kemarahan dan dendam. Orang lain/penjahat di kirinya, yang berdosa, bukannya kasihan atas hukuman kejam yang diderita Tuhan Yesus malah mengejek dan mencari-cari kelemahan dan kesalahannya dengan mengatakan: “selamatkanlah dirimu dan kami,”. Mereka yang membenci pada umumnya tak bisa diubah begitu saja dengan kebaikan, entah karena alasan yang mereka sendiri bahkan tak mengetahuinya. Dosa dan kebencian telah merasuk. Berbeda dengan orang yang terbuka pada pengampunan Allah, ia akan melihat bentuk kehadiran Allah yang mau menyelamatkan mereka, dengan cara yang istimewa. Ini dilihat oleh penjahat di sebelah kanan Tuhan Yesus; walau kelihatannya Tuhan Yesus adalah terhukum karena dosa, namun penjahat itu mampu melihat kemuliaan dan kebesaran Allah dalam Tuhan Yesus, dan Tuhan Yesus memberikan pengampunan dan mempersilahkannya tinggal bersamaNya dalam Kerajaan Allah. Apa yang kita baca dalam Alkitab ini menunjukkan bahwa pengampunan Kristus kepada orang banyak yang telah menyalibkan dan menyiksanya dan yang teruuus nyinyir kepadaNya, tak disebabkan oleh karena orang banyak berubah menjadi mengasihiNya . Tuhan Yesus berkata: “ya Bapa ampunilah mereka, karena mereka tak tahu apa yang mereka perbuat”, Ini adalah sebuah gerak/gaya pada kehidupan yang mengembalikan dunia ini ke” titik Nol dosa”, telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Gerak ini membersihkan manusia dari dosa; dosa turunan akibar dari sistem kehidupan yang turun temurun, maupun dosa yang akan datang, yang ternyata dengan mengikut Kristus, kita percaya bahwa segala keputusan dan upaya kita untuk berhenti dari dosa dan memperjuangkan kemanusiaan yang manusiawi bisa kita lakukan. Kita beriman, kita tak sendirian, kita bersama Tuhan Allah yang kita kenal dalam Kristus Yesus, menguatkan dan menopang. Demikianlah Pengampunan Kristus di kayu salib telah membebaskan dosa dunia dan dosa kita.
Kita bersyukur ketika kita mengingat pengorbanan Tuhan di kayu Salib yang menyelamatkan kehidupan kita. Itu adalah harta yang tak ternilai harganya. Dan harta itu dengan sukacita dan kesungguhan hati hendak kita sebarkan. Pertama kepada setiap orang yang dekat dengan kita, dan kemudian atau bersama dg itu, kepada sekitar kita, kepada mereka yang kita kasihi, karena Tuhan Allah juga pastilah mengasihi mereka. Di tengah dunia yang dikuasai dosa ini, mari bergerak ke “titik no”l (LiN-RH14-09-2022)