BANDENG PRESTO
Views: 0
Bacaan: Mazmur 30:12-13
“Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Ikan bandeng dikenal memiliki daging yang rasanya lezat. Akan tetapi ia memiliki tulang dan duri yang sulit dipisahkan dari dagingnya. Sehingga sebagian orang tidak suka untuk memakan ikan bandeng karena banyaknya duri itu. Sejak dahulu orang telah berusaha untuk menghilangkan duri-duri itu dengan mencabutnya satu persatu, namun cara itu terlalu memakan waktu dan tidak menjamin duri-durinya bisa bersih seluruhnya. Nah, salah satu cara mengatasi masalah duri ini adalah dengan mengolah bandeng menjadi bandeng presto. Bandeng diolah dengan panci bertekanan (pressure cooker), sebuah panci masak yang bekerja dengan memberikan tekanan tinggi. Tekanan dalam panci telah diatur sedemikian rupa, sehingga dalam prosesnya ini tulang dan duri bandeng bisa menjadi lunak tanpa membuat dagingnya rusak. Dengan dimasak dengan cara presto ini, maka kita pun dapat menikmati daging bandeng yang lezat tanpa harus terganggu dengan tulang dan durinya lagi.
Ikan bandeng adalah gambaran manusia dengan berbagai pergumulan di dalam kehidupannya. Ada banyak sekali jenis ‘tulang dan duri’ dalam hidup yang dapat membuat tidak nyaman. ‘Tulang dan duri’ itu mungkin bisa berupa persoalan ekonomi, keluarga, kesehatan, duka cita, dampak pandemi dan sebagainya. Ketika menghadapi masalah, ada banyak orang yang berusaha membuang masalah itu dengan cara melarikan diri dari masalah. Alhasil masalahnya tidak selesai, melainkan muncul persoalan baru yang bisa jadi lebih berat. Bandeng presto dengan duri lunak dapat mengajarkan kita, untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien. Bila masalah tidak bisa dibuang, maka kita mesti berdamai dengan masalah itu sendiri.
Melalui bandeng presto kita belajar untuk tidak menyelesaikan masalah dengan membuang masalah. Berdamailah dengan masalah, maka dia akan melunak dengan sendirinya seperti duri dan tulang bandeng presto. Sering kali masalah yang kita hadapi itu sebenarnya kecil dan biasa-biasa saja, namun karena diri kita dikuasai pikiran negatif sehingga masalah itu menjadi tampak sangat sulit. Berfikir positif adalah cara untuk melunakkan ‘tulang dan duri’ seperti pada bandeng presto. Mungkin sekarang ini, Tuhan sedang memasukkan kita ke dalam sebuah ”pressure cooker” – panci tekan, agar mampu berdamai dengan persoalan kita. Dan yang pasti, Tuhan telah mengatur dan mengukur sedemikian rupa agar dalam prosesnya ini persoalan akan dapat dihadapi tanpa membuat diri dan hidup kita menjadi rusak.
Di dalam kitab Mazmur, kita berjumpa dengan Daud yang mengatakan, “Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri”. Daud merasakan sebuah proses perubahan yang dijadikan oleh Tuhan. Dia yang sebelumnya merasakan hidupnya seperti berada di tengah kematian, sekarang dapat kembali memuji Tuhan. Bahkan dalam sukacitanya itu ia dapat menari untuk Tuhan. Selanjutnya Daud juga menyatakan komitmennya, ”TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu”. Ya, ‘duri-duri’ di dalam hidup Daud telah diubahkan Tuhan, sehingga ia dapat merangkul dan mengatasinya. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak memuji Tuhan.
Saudaraku, setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Akan tetapi janganlah kita lari dari persoalan itu, melainkan rangkul dan hadapilah persoalan itu. Mari kita berproses dalam ‘presto rohani’ yang disediakan Tuhan bagi kita. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Ya Tuhan, di tengah-tengah berbagai macam pergumulan yang kami hadapi, tolonglah agar kami dapat merangkul dan berdamai dengan persoalan itu. Kiranya Roh Kudus memampukan kami agar dapat berproses untuk menyelesaikan persoalan itu. Terimakasih Tuhan Yesus, Amin.