ASAL MUASAL PERNIKAHAN
Views: 0
Bahan: Kejadian 2:21-23,
Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; Ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu : “Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.
Sesuai dengan aturan pernikahan di negeri kita, maka pernikahan itu harus dicacat dalam catatan sipil. Oleh petugas catatan sipil berkata: dengan ini saya nikahkan “saudara ini” dengan “saudari ini,” dan palu diketuk sebagai tanda pengesahan apa yang dikatakannya. Pernikahan itu terikat secara undang-undang dan diberi surat nikah. Sebagai anggota masyarakat kita sebutkan pernikahan mereka syah, mereka hidup bersama, lahir batin, terikat dalam waktu yang ada bagi mereka.
Dari bahan renungan kita ternyata pernikahan itu terjadi atas inisiatif Tuhan, itulah pernikahan yang sejati dan pernikahan yang asali. Dari bahan renungan itu, tidak terlihat Adam meminta nikah, tetapi Tuhan berinisiatif menciptakan perempuan dan Tuhan juga yang membawa perempuan itu ke sisi Adam. Perhatian kita ialah, Adam menerima Hawa isterinya dengan ucapan: Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.. dengan ucapan ini terkandung ucapan syukur, pujian, cinta, dst. Inti dari pernyataan Adam yang berkata: “inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku,” itulah “cinta.” Cinta adalah awal yang mendekatkan, menyatukan hati si pria dan si wanita, sehingga tidak ada penghalang lain untuk hidup bersama dengan menikah. Alangkah indahnya pernikahan dua hati yang saling jatuh cinta, kasmaran, kemudian direstui oleh semua pihak, di publikasikan dengan mengundang keluarga, handai tolan untuk dirayakan. Karena itu kita akan saksikan suami isteri yang kata pepatah: “selalu nempel bagaikan prangko.”
Firman Tuhan ini mengingatkan kita landasan pernikahan itu adalah prakarsa Allah, bagaimana tidak nempel bagaikan prangko, kalau mereka saling menyatakan: “inilah dia yang tulang dari tulangku dan daging dari dagingku,” karena Tuhan mempersatukan hati mereka? Memang keadaan nempel bagaikan perangko, bukan untuk dipamerkan, tetapi untuk dihidupi, diperjuangkan, karena ada factor lain yang merongrong, sehingga prangko itu lekang dari amplopnya. Kadang kita katakan ada pernikahan karena mengejar harta kekayaan atau jabatan dan kedudukan, tetapi Tuhan mampu merobah semua motivasi ini dengan menanamkan cinta, mempersatukan mereka. Apa pun alasan, penyebab seseorang menikah, haruslah dia datang kepada Tuhan dan menempatkan pernikahannya dengan berkata: “inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” dan tempatkanlah Tuhan di tengah pernikahan itu, karena kehadiran Tuhan lebih kuat dari cinta manusia.
Tuhan Yesus menyadari banyakknya factor yang membahayakan karya-Nya dalam pernikahan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegaskan: “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Dengan ayat ini menjadi kekuatan bagi kita untuk memelihara keutuhan pernikahan dari banyak godaan dan tantangan. Kekuatan kita menghadapi tantangan dan godaan ialah: taat akan firman Tuhan. Suami dan isteri yang telah menikah, pada dasarnya ialah orang berdosa, rapuh, lemah. Terbawa oleh godaan, kelemahan yang diperalat Iblis, si penggoda itu, agar mengikuti nafsu duniawi, pada awal dia berkata; “inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku,” kemudian rusak dan cacat. Karena itu kembalilah kepada Tuhan, hadirkan Tuhan agar mampu berkata: “inilah dia yang tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.”
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Menurut Anda, apa makna ibadah peneguhan dan pemberkatan pernikahan Kristen?
- Apa saran Anda bagi suami dan isterinya tidak lagi kecocokan dan minta bercerai?
- Apa saran Anda menjaga keharmonisan keluarga?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di sorga, kami bersyukur memahami pernikahan adalah bagian dari penciptaan alam raya ini. Kami adalah buah pernikahan dari orang tua kami, demikian kami juga menjadi alat di tangan Tuhan. Roh Kudus menolong kami agar dalam pernikahan orang tua kami atau kami sendiri dan teman, agar menghargai karya Tuhan yang Ajaib. Doa kami untuk Lembaga-lembaga pernikahan, juga gereja agar mempersiapkan dan membina pernikahan yang harminis. Demikianlah doa kami, dalam nama Tuhan Yesus. Amin. [AS031022]