BROWNIES
Views: 0
Bacaan: Kejadian 50: 20
”Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Siapa yang tidak kenal kue brownies? Kue cokelat ini begitu dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, baik brownies panggang maupun kukus. Konon kabarnya kue brownies ini tercipta secara tidak sengaja. Alkisah seorang koki bernama Mildred Brown Schrumpf – dari Bangor, Maine, Amerika Serikat – tengah membuat cake cokelat, tapi ia lupa memasukkan bubuk pengembang dalam adonan. Akhirnya, kue cokelat buatan Schrumpf ini gagal mengembang. Namun Schrumpf tidak mau menyia-nyiakan kue gagal itu. Dia memotongnya menjadi beberapa bagian dan menyajikannya pada keluarganya. Kue gagal buatan Schrumpf ini pun menjadi begitu tenar dan digemari di lingkungannya. Versi awal kue brownies ini pun dikenal dengan nama Bangor Brownies. Kemudian kue brownies ini begitu terkenal di penjuru Amerika Serikat pada era 1920-an.
Saat ini, brownies hadir dengan berbagai macam variasinya. Ada yang dibuat dengan tekstur mengembang dan ringan, ada pula yang sengaja dibuat bantat bergantung pada rasio mentega dan tepung yang digunakan. Selain itu, brownies juga sering diberi topping atau campuran seperti buah kering, kacang-kacangan, kopi, dan sebagainya.
Dari kisah tentang brownies ini kita dapat melihat bahwa di balik musibah, ternyata ada berkat lain yang tersedia. Betapa tidak? Pada awalnya, sang koki tentu merasa gagal dan kecewa karena cake yang dibuatnya itu tidak mengembang. Namun ketika banyak orang dapat menerima rasa dan tekstur kue ‘model baru’ itu, maka musibah itu telah diubah menjadi berkat.
Saudaraku, ketika menghadapai berbagai macam persoalan dan musibah di dalam kehidupan ini, mungkin saja kita merasa terguncang, kecewa, sedih, gagal, atau bahkan putus asa karena menganggap diri tidak berguna. Saat berada di tengah pergumulan inilah, ada banyak orang lupa tentang ‘berkat terselubung’ (alias: blessing in disguise). Dan karena terkungkung dengan berbagai persoalan itu, maka ada banyak orang yang akhirnya menjadi kecewa kepada Tuhan. Oleh karena itu, mengingat tentang ‘berkat terselubung’ yang disediakan Tuhan di balik persoalan dan musibah, akan menolong kita untuk tetap optimis dan semangat menghadapi pergumulan dan menjalani hari demi hari.
Kita ingat kisah Yusuf anak Yakub. Sebagai manusia biasa, tentu ia merasa kecewa, gagal dan tidak berarti ketika ia harus hidup sebagai budak. Bahkan Yusuf juga masih menjadi korban fitnah istri Potifar sehingga harus mendekam di penjara. Yusuf tidak pernah menyangka bahwa semua itu akan terjadi di dalam kehidupannya. Tetapi Tuhan membuat semuanya indah pada waktunya. Dengan pertolongan Tuhan, akhirnya ia menjadi seorang raja muda di Mesir. Dalam menjalani hidupnya, Yusuf hanyalah bersandar pada pertolongan dan kehendak Tuhan saja. Oleh sebab itulah Yusuf dapat memaknai perjalanan kehidupannya sebagai rencana dan kehendak Tuhan sendiri. Yusuf mengatakan kepada saudara-saudaranya yang menjualnya, ”Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”. Ada berkat terselubung di balik musibah yang dialami Yusuf.
Saudaraku, kiranya sajian kue brownies hari ini, mengingatkan kita agar dengan bersandar pada pertolongan Tuhan, kita tetap optimis manakala menghadapi berbagai persoalan. Ingat ada berkat terselubung (blessing in disguise) di balik musibah dan persoalan. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami rindu agar tetap memiliki sukacita dan keoptimisan manakala menghadapi dan mengatasi persoalan kehidupan kami. Kami percaya bahwa Engkau akan selalu beserta dengan kami. Terimakaih Tuhan Yesus. Amin.