Teruslah Berusaha dan Bersyukur
Views: 0
Bacaan : Ulangan 8:11-20
Salam kasih dalam Anugerah Kristus kepada bagi saudaraku, bapak-ibu, para muda dan para anak.
Bagaimana kabarnya hari ini? Kiranya tetap dalam kasih dan kekuatan dari Tuhan kita.
Bagi saudaraku yang sedang menghadapi tantangan, tetaplah bersandar pada Tuhan. Tuhanlah yang akan memberikan hikmat dan pengertian serta jalan keluarNya.
Banyak orang menyampaikan bahwa tidak lama lagi dunia akan menghadapi puncak masa krisis ekonomi. Kita mungkin berpikir bahwa ini adalah situasi yang mengkuatirkan.
Tetapi apakah “kekuatiran akan menambah sehasta saja dalam hidupmu?” (Bdk Matius 6:27). Daripada dikuasai kekuatiran yang malah membuat kita semakin menderita, maka marilah kita selalu datang pada Tuhan untuk dikuatkan dapat melihat berbagai bentuk kasih setiaNya dalam kehidupan kita. Kitab ulangan hari ini menuntun kita untuk mengingat Tuhan Allah kita yang adalah sumber kekuatan dan kekayaan. Dengan selalu mengingat Tuhan, kita akan diberikan hikmatNya untuk bersikap di tengah tantangan dunia ini; (ingat saat keluaran bangsa Israel dari Mesir, di tengah tantangan perjalanan “panjang” itu, kasih pemeliharaan Tuhan selalu ada) bagi kita kini apakah kita harus lebih rajin menabung, atau apakah kita harus berhemat, atau apakah kita harus bekerja lebih giat lagi…dsb.
Setelah/ dalam segala usaha seperti di atas, marilah kita fokus juga pada berbagai bentuk penyertaan Tuhan yang mungkin telah hadir di hadapan kita. Ini agar kita tak dikuasai oleh kesedihan dan kekecewaan. Seperti ilustrasi ini: ada seorang ayah, yang ingin menunjukkan kepada anaknya, bahwa si sekitar mereka ada orang-orang miskin. Ayahnya membawa anak itu ke sebuah kampung yang sangat sederhana, dimana penduduknya begitu damai dan bahagia. Setelah pulang, ayah itu bertanya kepada anaknya tentang apakah ia sudah belajar tentang kekayaan dan kemiskinan. Anak itu menjawab. “Ya ayah, saya telah mengetahui soal kekayaan dan kemiskinan: ketika kita tidur di bawah atap rumah dan tak bisa melihat apapun, mereka tidur tanpa atap namun dapat memandangi bintang gemerlap nan indah di langit. Ketika kita hidup dibatasi oleh tembok–tembok rumah untuk menjaga kita, mereka hidup bersama dalam saling menjaga. Ketika kita mau makan harus membeli di toko atau restoran, mereka tinggal memetik hasil kebunnya untuk dimakan. Terimakasih ayah karena telah mengajariku bahwa mereka adalah orang-orang kaya, dan kita adalah orang-orang miskin. Moral cerita ini adalah bahwa, kekayaan hanya dapat dilihat dan dirasakan oleh mereka yang memiliki keterbukaan jiwa dan hikmat dari Tuhan, sehingga dimampukan mensyukuri betapa besar kekayaan yang ada di sekitar kita. Itulah yang dikehendaki Allah bagi kita.
Biarlah segala tantangan hidup kita ke depan, kita serahkan penuh ke dalam tangan kasih dan Anugrah Tuhan. Yang kita pikirkan dan perjuangkan adalah bagaimana kita akan bersikap; berusaha dan bertindak. Maka dalam segala sikap kita itu, kiranya Damai sejahtera Tuhan yang melampaui segala akal , menyertai kehidupan kita. Teruslah berusaha dan bersyukurlah. (LiNRen26-10-2022)