PIKIRAN YANG MEMBAWA DAMAI SEJAHTERA ALLAH
Views: 0
Bacaan: Filipi 4: 8, 9
Salam kasih dalam Hikmat dan Anugerah Kristus.
Masih dalam rangka Bulan Keluarga, renungan hari ini juga menyentuh kehidupan kita bersama keluarga.
Dalam kehidupan bersama keluarga, sering kita kurang menghayati kehadiran diri yang akan sangat berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan bahkan bimbingan dan dukungan bagi keluarga kita. Kita adalah bagian dari keluarga yang mungkin lebih lama memakan waktu hadir bersama. Atau kalaupun waktu kehadiran lebih sedikit dibandingkan kita ditengah saat kerja atau saat study, namun kehadiran kita akan sangat berpengaruh juga pada anggota keluarga lainnya. Mengapa ya? Ini disebabkan, mereka, anggota keluarga kita, adalah sosok yang menaruh penting kehadiran kita dan kita adalah sosok yang dekat di hati mereka. Mungkin ada orang-orang lainnya yang bisa menyita waktu kita karena kerja dan studi. Namun sebagai anggota kelauarga mereka, kita adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam kehidupan anggota keluarga lain, karena alasan tadi (di atas).
Persoalannya adalah, ketika kita menjadi sosok yang ‘berpengaruh’ itu. Apakah pengaruh itu memberi dan mengembangkan rasa dan wawasan keadilan, kesucian, kemanisan, dan kebajikan? Dalam tulisan Paulus kepada jemaat umat Tuhan di Filipi, Paulus ingin menegaskan bahwa: sumber dari kedamaian batin yang berasal dari Allah bagi orang-orang di sekitar kita, khususnya anggota keluarga kita, kiranya dapat hadir melalui segala sikap yang kita tunjukkan, dan semuanya itu kita pikirkan dengan baik. Dengan kata lain, segala sikap yang kita tunjukkan kepada orang-orang di sekitar kita, selalu kita usahakan, adalah sikap yang berdasarkan kehendak Allah untuk membawa Damai sejahtera Tuhan bagi mereka. Ini menjadi penting, karena banyak kebenaran yang berasal dari ego dan nafsu belaka, yang ini pasti akan hanya membawa duka bukan kebaikan. Banyak hal manis dan suci yang mungkin kita tunjukkan, yang hanya akan merendahkan martabat dan jiwa kita sendiri dan atau merendahkan martabat dan jiwa mereka. Nah oleh karena hal-hal itu dapat terjadi karena kurangnya kita merenungkan sikap dan perbuatan kita bagi mereka yang ada di sekitar kita, terutama keluarga kita, maka kita kini diminta untuk memikirkan artinya merenungkan, kalau-kalau kita telah dan akan melakukan keburukan bagi mereka, lalu kitabakan memperbaiki nya.
Kini, bacaan ini mau berkata pada diri kita sendiri, bahwa kita hanya mau menyampaikan hal-hal yang membuat mereka merasakan kekuatan dan Damai Sejahtera dari Allah, seperti kita sendiri telah diraih dan dirangkul Tuhan untuk mengalami damai sejahteraNya. Dengan dasar ini, kita akan memandang bahwa, segala keputusan kita untuk bersikap dan berbuat, akan kita tunjukkan sebagai hasil dari perenungan untuk bertanggung jawab sebagai pengikut Kristus. Pikiran kita yang bagaikan taman itu, akan kita pakai untuk menanam bungan-bunga yang indah, yang akan menghibur dan mendukung keluarga dan mereka yang dalam kesusahan dan kekuatiran. Taman pikiran kita akan kita gunakan untuk menanam pohon buah-buahan yang akan menghasilkan kekuatan, ketekunan, kesehatan dan kesejahteraan bagi diri dan sekitar. Kita patut berkata pada diri: “Mungkin di taman pikiran saya ada tumbuh rumput berduri yang membawa kepedihan bagi mereka. Atau di taman pikiran saya ada buah beracun yang dapat mematikan semangat dan kebaikan di hati mereka; maka rumput berduri dan buah beracun itu akan saya cabut, karena rumput berduri dan buah beracun itu, selain tak baik untuk mereka, itu juga tak bagus untuk diri saya sendiri. Jika pikiran saya selama ini dikuasai oleh perasaan cemburu, dan sakit hati, kemungkinan duri itulah penyebabnya. Jika pikiran saya dikuasai oleh ketidak berdayaan karena tak sempurna, mungkin buah beracun itu sedang tumbuh dalam taman pikiran saya”.
Memikirkan semua itu, seperti yang diajak oleh Paulus bagi kita kini, kiranya membuat kita suka hati memilih dan melakukan, agar dikuasai oleh Damai sejahtera Tuhan Allah dalam Kristus Yesus. Diri kita akan dipenuhi oleh kebaikan, kebenaran, kesucian dan keindahan yang asalnya dari Tuhan, karena kita sungguh mau dan siap menerima dan membawa Damai SejahteraNya di sepanjang kehidupan kita; bagi keluarga kita dan bagi sekitar kita. Amin (LiNRen02-11-2922)