BAGI SAUDARA YANG MENANTIKAN TUHAN: MENANTI TUHAN DENGAN MENGHARGAI DIRI DAN SESAMA
Views: 0
Bacaan: Lukas 18:15-17
Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”
Halooo…salam sehat dan bahagia…Jumpa lagi dengan saya Linda Niman
Hari ini saya ingin menyampaikan kekuatan dan sukacita kepada sahabat ku semua yang sedang merasa “disingkirkan”, “kecewa”, “sendirian”, “tak berharga”….
Ayo….ingatlah kisah Tuhan Yesus yang mengasihi anak2….Hari itu, ketika ada orang tua yang membawa anak-anaknya kepada Yesus, anak anak disingkirkan oleh “para kolot”, murid-murid Yesus. Aaaah….”para kolot” itu pastilah memandang mereka sendiri yang paling benar, paling tahu, paling kuasa. (Ataukah mereka sedang copying sikap dan perbutan orang-orang di masa lalunya?). Coba bayangkan perasaan anak-anak yang antusias itu waktu dipeloti atau dihardik atau dihina atau diremehkan sekalipun, pastilah ada tersirat atau tertanam, di benak para anak itu sakit hati atau kesedihan kan? Aaaah…berapa lama kesedihan dan sakit hati itu akan sembuh ya?….
Namun, Terpujilah Tuhan Yesus. Karena dalam kejadian itu, Tuhan Yesus bersikap berbeda dengan “para kolot”/murid-murid nya. Tuhan justru menyambut para anak dengan penuh kasih sayang. Tuhan menyambut dan menghargai setiap orang yang datang kepadanya dengan ketulusan hati, ndak cari panggung dan pujian semata, namun yang dicari oleh Tuhan Yesus adalah para anak yang kerinduannya untuk dekat dengan Tuhan. Para anak seperti itu adalah para anak yang melihat bahwa Tuhanlah sumber sukacita, kekuatan, hikmat dan segala sumber berkat lainnya. Sesungguhnya, bukankah setiap kita merindukan itu semua?
Nah kisah ini menjadi teguran bagi kita, jika kita menjadi “para kolot” ya…. mari ubahlah cara kita memandang saudara kita. Mungkin kita dapat mengaku kepada diri dan Tuhan terutama, bahwa saya angkuh, dan sombong Tuhan. Atau kita juga mengatakan “aku sudah terbiasa merendahkan orang-orang, dan mungkin disebabkan aku dahulu/kini selalu direndahkan”…maka kini mari kita pandang diri kita sebagai anak-anak yang mau datang dan melayani Tuhan dengan kerinduan tulus kepada Tuhan; kita mau membuang keangkuhan dan kesombongan kita, kita mau menyembuhkan “luka” masa lalu dan mau melayani Tuhan dengan kerendahan hati. Dan jika ada teman kita yang juga sedang datang dan melayani Tuhan, mari kita memandang diri sama dengan mereka yang sedang rindu pada kasih dan berkat Tuhan.
Ini juga bisa menjadi ingatan bagi kita, jangan cepat mundur dan menjauh dari kasih dan pelayanan kepada Tuhan. Tetaplah terus tulus dan jujur melayani Dia. Kita ini bagai anak-anak yang disambut oleh Tuhan Yesus, karena kita berharga di mataNya. Kita layak mendapat rangkulan dan kasih sayang Tuhan. Kita mau mendekat dan melayani Tuhan, bukan “mereka”.
Dan buat kita semua, tetaplah menjadi alat di tangan Tuhan. Kita hadir untuk membuat banyak orang merasakan damai, sejahtera, berkat dan kekuatan Tuhan.
Hari ini, kita diingatkan bahwa menanti kedatangan Tuhan kembali adalah dengan mendengarkan perintahnya dan meneladani contoh Nya yakni: pandanglah diri sebagai orang yang berharga dan dikasihi Tuhan, dan jadilah pembawa kasih dan sukacita bagi semua orang.
Selamat menantikan Tuhan…
(LiN-RH-30112022)