BERPENGHARAPAN DI TENGAH BADAI
Views: 0
Bacaan: Yesaya 60:15-22
Apakah Badai hidupmu saat ini? Apakah Sahabat berhadapan dengan badai Gosip/hoaks? Mereka si jahat yang kegemarannya mencari kesalahan tanpa konfirmasi? Suka sekali membuatmu terlihat buruk?lalu menyebarkan isu, dan jika ketahuan tak benar pun lebih baik bersembunyi: tak mau menyahut, tak mau konfirmasi dll… Dunia sosmed ini membentuk banyak orang menjadi semakin menyukai hoaks kan…
Atau apakah sahabat mengalami masa sulit karena sakit-penyakit di tubuh yang tak kunjung hilang seperti mau kita? Anda sudah mengusahakan sedemikian rupa penyembuhannya, namun penyakit itu tetap ada. Ataukah saudara menghadapi persoalan di tempat kerja? Atau dalam keluarga? Atau kehidupan bersama masyarakat sekitar? Mungkin banyak jenis badai lain yang tak saya sebut tadi, namun sahabat mengalaminya.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, bangsa Israel pun sedang mengalami badai kehidupan. Mereka berada dalam pembuangan akibat kesalahan mereka, dan mereka mau bertobat dan menginginkan kembali pulang, namun saat itu mereka masih mengalami kesusahan hidup di pembuangan. Entah berapa banyak air mata yang sudah keluar dan hati yang menjerit kepada Tuhan dalam segala permohonan mereka.
Nabi Yesaya menasehati mereka yang sedang berduka itu, dengan meminta mereka untuk menunggu dan bersabar. Mereka yang dibenci, dipandang hina, akan mendapatkan penghormatan (15), akan dilepaskan dari kelaparan (16,17) dan kekerasan. Hanya Allah saja yang akan menjadi cahaya dalam kehidupan mereka(18-20). Mereka akan menjadi bangsa yang kuat (21-22). Firman Tuhan ini mengingatkan bahwa Tuhan Allah tidak akan pernah meninggalkan umat yang selalu berpengang dan bersandar kepadaNya.
Dengan Firman Tuhan ini, kita dikuatkan bahwa dalam segala badai panjang hidup kita, kita akan bergantung terus kepada Tuhan. Jangan fokus/dipikirkan berlebih mereka yang berhati culas dan buruk, atau tentang keadaannya. Tak perlu merasa/atau dikuasai perasaan bersalah dan kecewa berkepanjangan. Apalagi jangan mau dikuasai dendam. Yang perlu bagi kita adalah kembali kepada Tuhan Allah kita sumber kekuatan dan pengharapan kita sepenuhnya. Yang perlu bagi kita adalah bagaimana kita memperbaharui diri setiap waktu, dan bagaimana menjadi sukacita dalam kehidupan sekarang yang masih ada di hadapan kita. Sisanya kita serahkan kepada Tuhan Allah kita, yang akan menyempurnakan kehidupan yang kita jalani. Kita akan bersandar kepada Tuhan Allah sebagai sosok yang berkuasa memberikan kepada kita hikmat dan berkat untuk menjadi jalan keluar dari badai hidup kita.
Rasanya tak berlebihan jika saya mengutip ungkapan:
“Anything that annoys you, teaching you patience. Anything that angger you, teaching you forgiveness and compassion. Anything you can’t control is teaching you how to let go…” (eternal knowlege)
Mari kita terus menerus mempercayakan diri kepada Tuhan Allah dalam Kristus yang menjadi sumber pengharapan dalam kehidupan kita. Mari kita bersandar kepadaNya, karena Ia adalah Sang sumber kekuatan, kekayaan dan hikmat dan sukacita bahkan di tengah badai hidup sekalipun.
Ingatlah selalu, Tuhan selalu bersama kita, dalam badai hidup sekalipun. Amin (LiNRH14-12-2022)