KERUPUK
Views: 0
Bacaan: Kolose 3: 23
”Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Krupuk merupakan makanan ringan yang disukai banyak orang. Selain dapat disantap langsung, kerupuk sering digunakan juga sebagai pendamping makanan pokok. Makanan ringan yang satu ini ternyata sudah ada di Nusantara ini kira-kira abad 9 – 10 M dan di catat di dalam prasasti Batu Pura. Sampai kini ada beberapa jenis kerupuk, yaitu: kerupuk kulit sapi, kerbau atau babi; kerupuk dari aci dan kerupuk terigu. Bagi sebagian orang, menikmati sajian nusantara menjadi kurang nikmat bila tanpa di dampingi kerupuk.
Di balik ‘kriuk’ renyahnya, ternyata kerupuk menyimpan banyak pelajaran indah bagi kita. Pertama, kerupuk menggambarkan pribadi kita yang sebetulnya begitu rapuh. Meskipun tampilan kerupuk itu kaku dan gagah, namun ketika menerima tekanan ia akan mudah sekali patah dan hancur. Oleh karena itu, kerupuk mengajar kita agar tidak sombong, sebab sesungguhnya kita adalah mahluk yang begitu ringkih dan mudah hancur. Kedua, bagi sebagian orang kerupuk merupakan makanan favorit, akan tetapi bagi sebagian yang lain tidak menyukainya. Hal ini mengajarkan bahwa kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menerima kita. Kita harus menjadi diri sendiri sebagai mana adanya kita, dengan berbagai talenta yang dimiliki. Ketiga, sensasi ‘kriuk’ kerupuk akan dapat dinikmati apabila kerupuk itu ada pada kondisi yang paling prima. Bila kerupuk itu sudah melempem, maka berkuranglah kenikmatannya. Bahkan bisa saja orang akan mengurungkan niat untuk menyantap kerupuk yang melempem tersebut. Hal ini mengajarkan agar kita mesti memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan. Keempat, kenikmatan kerupuk akan dapat dirasakan secara optimal apabila ia disandingkan dengan makanan yang tepat. Kerupuk tidak cocok bila dijadikan teman makan roti, namun bila disandingkan dengan nasi goreng ia akan menambah kenikmatan. Hal itu mengajarkan bahwa potensi diri kita akan dapat menjadi optimal apabila kita bersama-sama dengan orang-orang yang tepat, khususnya mereka yang dapat menerima keberadaan kita.
Kerupuk mengajarkan kepada kita agar dapat memberikan yang terbaik sesuai dengan talenta yang ada pada diri kita, namun demikian tidak lantas menjadi sombong sebab kita hanyalan mahluk yang rapuh. Hanya bersandar kepada Kristus sajalah, kita akan dapat menjalani kehidupan kita. Menyantap kerupuk mengingatkan kita pada nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose agar dapat selalu memberikan yang terbaik. Paulus menyebutkan, ”Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Melalui ayat ini, Paulus menasihatkan agar kita melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati bukan dengan keluh kesah atau bersungut-sungut, baik itu pekerjaan, pelayanan, studi, hidup berkeluarga, ibadah dan sebagainya. Bukankah sesungguhnya Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi kita tentang bagaimana melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati?
Saudaraku, ‘kriuk’ kerupuk hari ini, kiranya terus mengispirasi kita untuk dapat memberikan yang terbaik, bukan dengan kekuatan diri sendiri melainkan dengan pertolongan Tuhan sehingga kita dapat menempatkan diri dengan baik dan terhindar dari sikap sombong. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami menyadari betapa ringkih dan rapuhnya diri kami. Namun demikian kami rindu untuk melakukan semua hal dengan sebaik-baiknya sebagai persembahan hidup bagi kemuliaan nama-Mu. Terpujilah Nama-Mu, ya Tuhan Yesus. Amin.