JIKA KITA BERIMAN
Views: 0
Bacaan: Ulangan 6: 7-9
Senang bisa berjumpa kembali dengan para sahabat Kristus.
Sahabat Kristus,
Kisah keluaran dari Mesir, bagi bangsa Israel adalah kisah kebesaran Allah dan keselamatan dari Dia bagi bangsa itu. Dari kisah itu, umat Israel sungguh mengimani bahwa Tuhan Allah adalah sosok yang selalu menghendaki umat Nya untuk mendapatkan kelepasan dan keselamatan. Kita juga dapat mengerti dari kisah itu, bahwa ternyata tak mudah dan tak mulus umat Tuhan mengikuti kehendak Allah, Namun mereka yang tetap setia ditengah pasang surut pengembaraan hidup yang dipimpin Tuhan Allah melalui Musa itu, adalah mereka yang lalu melihat dan merasakan kebesaran dan kuasa serta keselamatan hidup dari Tuhan Allah menjadi nyata.
Bagi mereka, umat Allah yang sungguh mengalami dan melihat kebesaran dan kuasa kasih Tuhan Allah yang menyelamatkan umatNya, mereka rindu agar keturunan, anak-cucu mereka juga dapat memahami kebesaran, kuasa dan cinta kasih Allah. Walau mereka tak hidup dan mengalami peristiwa yang sama, namun keyakinan iman bahwa ada Tuhan Allah yang berkuasa dan mengasihi umat Tuhan diharapkan juga ada di dalam iman dan kepercayaan keturunan mereka. Ini menjadi lumrah kan…? Barang siapa yang telah mengalami dan meyakini kebesaran dan kusa kasih Allah, tentu saja mereka tak mau iman dan kepercayaan itu hanya berhenti pada mereka sendiri. Mereka ingin agar semua itu juga dimiliki oleh keturunan mereka. Ini yang disebut bahwa umat Tuhan itu tentu memiliki kerinduan untuk mewariskan Iman dan percaya mereka bahwa kekuasaan dan keselamatan dari Tuhan Allah berlaku juga bagi anak-cucu mereka.
Perintah Tuhan dalam bacaan kita di atas, agar umat mengajarkan kebesaran dan kuasa kasih Tuhan Allah berulang-ulang di manapun dan kapanpun, setiap ada kesempatan, kepada semua keturunan mereka, adalah perintah bagaimana umat dapat menyalurkan warisan iman dan kepercayaan mereka. Dikatakan berulang-ulang, bukan hanya sekali saja dan dilakukan di manapun adalah sebuah bentuk pendidikan iman yang dilakukan secara konsisten. Mereka yang dapat melakukannya adalah mereka yang sudah melihat kehadiran Tuhan Allah yang maha kuasa, hadir atas segala sesuatu dan setiap waktu. Mereka ini menyadari bahwa sungguhlah kehidupan yang mereka miliki kini adalah karena kuasa kasih Tuhan Allah sang pemilik kehidupan. Mereka sungguh-sungguh mengalami dan mengimani bahwa tak ada yang dapat mereka sembunyikan atau lepaskan dari kuasa, kebesaran kasih Allah di dalam dunia ini. Iman seperti ini adalah iman yang menghayati sedemikian kehadiran Tuhan Allah telah mengisi segala ruang waktu dalam berbagai kesempatan hidup setiap umat yang percaya dan beriman kepadaNya. Ia mengimani bahwa: ia dapat bersusah payah, bekerja dan berjuang, namun dalam kesemuanya itu, usaha dan perjuangannya diletakkan dalam kuasa dan kebesaran kasih Allah. Semua hasil usaha dan perjuangan nya disadari, hanya dapat berjalan dan terjadi dalam ijin dan kasih Nya kepada umatNya.
Kepada mereka yang telah berusia, meyakini bahwa dan beriman bahwa kehidupan dengan berbagai pengalaman dan bentuk nya, ada dalam kuasa, kebesaran kasih Allah, pun itu berlaku juga bagi mereka yang masih berusia muda. Oleh karena itu, mereka yang telah berusia lanjut memiliki kerinduan besar agar generasi muda pun melihat dan mengimani kehadiran Allah dalam kehidupan mereka. Bukankah seperti para lanjut usia itu, mereka telah mengalami dan melihat bagaimana Tuhan Allah berkarya dalam lika-liku kehidupannya, maka tentulah mereka juga menghendaki keturunan mereka pun dapat mengalami dan merasakannya juga? Jadi upaya untuk mewariskan iman dan kepercayaan mereka kepada Tuhan Allah adalah sebuah bentuk cinta mereka kepada anak-cucu nya. Mereka yang mencintai keturunannya, akan mengajarkan berulang-ulang tentang iman dan kepercayaan mereka kepada Tuhan Allah.
Sehubungan dengan Minggu sengsara yang sedang kita peringati, maka kita juga terpanggil untuk mewariskan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Dunia adik dan anak-anak kita menyajikan jawaban instan melalui teknologi sehingga kita kini tertantang: bagaimana menularkan keterbukaan penggunaan teknologi dan bersamaan dengan itu kita juga dapat menggunakan teknologi bagi generasi muda menemukan panggilan hidupnya di tengah dunia ciptaan Tuhan ini, dan mengembangkan iman dan percayanya kepada Tuhan Allah dengan menggunakan teknologi. Jadi bermusuhan dengan teknologi di jaman ini kan tak mungkin, namun menggunakannya untuk menyebarkan kasih Tuhan Allah, itu sangat mungkin. Kita memang perlu bersusah-susah untuk memahami dan menularkan iman percaya kepada Tuhan Allah bagi generasi jaman ini, tetapi kita percaya bahwa Tuhan Allah lah yang memperlengkapj kita.
Nah, mulai saat ini dan selanjutnya, marilah kita menyatakan syukur kita kepada Tuhan Allah atas kuasa, kebesaran kasihNya kepada kita lalu kita akan berusaha terus mewariskan iman kita kepada keturunan kita, dalam segala kesempatan, agar mereka juga memahami dan lihat kuasa, kebesaran dan kasih Tuhan Allah kepada mereka di jaman teknologi ini. Tuhan menyertai kita yang dengan tulus hati mau mengabarkan kehadiran Allah bagi setiap orang di sekitar (LiNRH08-03-2023)