SEPERTI WANITA DI PINGGIR SUMUR
Views: 0
Umat Tuhan yang dikasihi Kristus, Syalom Alekhem!
Pada hari ini kita akan merenungkan firman Tuhan yang berjudul “Seperti Wanita di Pinggir Sumur” dengan dasar Injil Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu : Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup .”
Demikianlah Injil Tuhan Yesus Kristus. Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Ayat ini adalah bagian dari percakapan Tuhan Yesus dengan wanita Samaria di pinggir sumur Yakub. Seperti kita ketahui bahwa orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Namun Tuhan Yesus memulai percakapan dengan wanita Samaria itu dengan meminta air minum. Tentunya menimbulkan keheranan bagi wanita itu, karena seorang laki-laki Yahudi, tetapi mau berbicara kepadanya.
Sebenarnya percakapan Tuhan Yesus dengan wanita Samaria ini menunjukkan pengabdian Yesus kepada Bapa-Nya yang di surga, dan tujuan utamanya bukan sekedar makan atau minum kebutuhan jasmani, tetapi untuk menyelamatkan yang terhilang.
Tujuan percakapan ini Tuhan Yesus memperkenalkan karunia Allah yaitu anugerah keselamatan kekal bagi semua orang yang jiwanya haus, supaya mengenal dan percaya kepada-Nya.
Tuhan Yesus tahu bahwa wanita di pinggir sumur itu jiwanya haus. Maka kepada wanita itu Dia katakan: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”
Puji Tuhan, dalam percakapan itu, akhirnya wanita itu mengenal Yesus sebagai Mesias yang memberikan air kehidupan yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Seperti kesaksian pujian yang dinyanyikan oleh aktivis jemaat GKI Kwitang, sebuah lagu pujian yang berjudul: “Seperti Wanita di Pinggir Sumur” Sebuah pujian yang syair dan lagunya digubah oleh Richard Blanchard dan diterjemahkan oleh Yamuger. Sebuah lagu yang menceritakan: Seperti wanita di pinggir sumur, betapa haus jiwaku! Ia menyadari bahwa jiwanya haus, membutuhkan air hidup yang dapat memberi kesegaran.
Tuhan Yesus menawarkan kepada Saudara dan saya: “Minumlah air hidup yang Kuberikan kepadamu”
Demikian juga Saudara dan saya, marilah kita datang kepada Tuhan Yesus dan memohon: “Ya Tuhan Yesus, berilah aku minum dan puaskan dahaga jiwaku….” Maka pastilah Tuhan Yesus mau mengisi kehidupan kita dengan anugerah-Nya, sehingga jiwa kita dikenyangkan dan disegarkan.
Lagu ini mengingatkan kita, bahwa ada begitu banyak orang yang hanya mengutamakan “kenikmatan dunia yang fana, tetapi tidak memiliki harta yang indah, yang setara dengan Yesus Tuhanku.” Apakah Saudara termasuk di antara orang banyak itu? Lagu ini mengajak kita untuk datang kepada Tuhan Yesus: “Hai saudara, bila jiwamu haus, yang fana jangan kau kejar. Kau pasti dis’lamatkan Tuhan, bila engkau berdoa kepadaNya.” Puji Tuhan!
Di minggu Prapaskah ke-3 ini adalah baik untuk kita untuk merenungkan dan mawas diri, apakah jiwa kita haus? Apakah yang kita kejar selama ini? Apakah sekedar kenikmatan makan dan minum, serta segala kenikmatan dunia yang fana?
Bersediakah Saudara dengan kerendahan hati datang kepada Tuhan Yesus, Sang Sumber Air Kehidupan itu?
Terimalah anugerah keselamatan di dalam Kristus. Rasakanlah kesegaran Air Hidup yang memancar sampai kehidupan kekal. Bersyukurlah dan pujilah namaNya! Lakukanlah saja. Itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Ya Bapa yang kami kenal dalam Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur karena Tuhan Yesus memanggil kami semua, orang-orang yang jiwanya haus untuk minum Air Hidup yang bersumber padaMu, supaya memperoleh kesegaran hidup sampai kekal.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Tuhan Yesus memberkati Saudara dan keluarga!
(AM16032023)