MENERIMA KESEMBUHAN
Views: 0
Bacaan: Yakobus 5:16
Ada sakit yang disebabkan oleh benturan dengan sesama. Peribahasa mengatakan: “sendok dengan periuk sentuh-menyentuh”. KBBI mengartikan
Ada kalanya terjadi perselisihan dengan sahabat/anggota keluarga.
Peribahasa ini mengungkapkan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari kita; bahwa kita diajak untuk menerima realita bahwa hidup bersama keluarga dan sahabat sekalipun dapat terjadi persinggungan. Persinggungan ini entah di sengaja atau tidak, namun ada saja alasan kita untuk bersinggungan satu kepada yang lain. Ini dapat menyimpan sakit hati yang berkepanjangan dan menimbulkan sakit. Bagaimana kita menghadapi dan menaggulanginya?
Tulisan dalam bacaan Yakobus di atas tadi juga sebenarnya mengisyaratkan akan kehidupan bersama yang tak lepas dari persinggungan. Persinggungan dapat selalu terjadi di tengah kehidupan bersama. Karena kita adalah mahluk sosial yang tak bisa hidup sendirian, maka kita pasti hidup bersama dengan yang lain di manapun (kecuali saat kita tidur atau setelah mengalami kematian). Nah oleh karena itu dapat dipahami bahwa mesti ada saat dimana kita menganggap orang lain melakukan kesalahan, ataupun diri kita yang dianggap oleh orang lain melakukan kesalahan. Kelihatannya dalam nacaan kita, akibat dari yang satu menyimpan kesalahan yang lain ataupun karena yang satu tak mau mengakui kesalahan bagi yang lain, maka ada penyakit terpendam dalam kehidupan bersama itu. Selalu mencari kesalahan ataupun ada yang memiliki keinginan untuk meninggalkan satu kepada yang lainpun terjadi. Demikianlah kira-kira konteks dari umat pada masa itu. Dan dalam kitab Yakobus ini, penulis menasehati agar dalam kehidupan bersama itu menjadi sembuh, maka mestinya terjadi rekonsiliasi. Dalam rekonsiliasi setiap orang diharapkan menjadi rendah hati. Kadang kita tak merasa bahwa kita menyakiti. Namun jika itu yang dirasa dan dilihat oleh orang lain, apa boleh buat. Sebagai orang yang rendah hati, kita akan terus belajar menerima diri bahwa telah menyakiti. Ataupun dapat terjadi bahwa tuduhan dan sakit hati kita terhadap yang lain mesti kita hapus dan hilangkan setelah terjadi rekonsiliasi itu. Ini pun membutuhkan kerendahan hati. Lagi pula, kita tak akan membiarkan rasa sakit hati itu menguasai kita. Pengampunan seringkali adalah lebih ditujukan untuk kesehatan kita sendiri, karena itu sebuah cara kita menyembuhkan diri kita, dan sekali lagi ini sangat membutuhkan kerendahan hati.
Tetaplah menjadi orang yang berlomba untuk menjadi rendah hati. Jika sahabat sekarang sedang sedih karena sakit hati atau karena apapun yang terjadi dalam hidup sahabat, saya tak akan mengatakan “have a good day” (mohon saya dimaafkan jika karena ketidak tahuan, saya mengatakan itu, ketika sahabat justru sedang tidak memiliki hari yang baik), tapi ini yang saya mau katakan jika hidup mu sedang kecewa, sedih, marah dll: Tetaplah hidup, makanlah makanan yang bergizi dan menyenangkan, pakailah pakaian terbaik dan ternyaman yang sahabat punya. Jangan menyerah dengan dirimu. Tetaplah berjuang, jangan menyerah dengan dirimu…..sampai semuanya membaik dan engkau memiliki hari yang baik (diterjemahkan dari positveenergiplus). Dan di atas semua itu Tuhan bersamamu, menemanimu, dan mengampuni mu. Jadi ampunilah mereka yang tak mau minta maaf padamu, karena kasih, penyertaan dan pengampunan Tuhan kepadamu, jauuuh lebih besar. Lihat dan pandanglah Tuhan mu saja, sumber kekuatan dan pemulihan mu. Kesembuhan dari Tuhan kiranya melingkupi mu. Amin. (LiN,RH,10-05-2023)