PAHLAWAN IMAN
Views: 0
Bahan: Hakim-Hakim 7:6-7
Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya.”
Nama “Gideon” banyak disenangi orang tua dengan memberi nama anaknya Gideon. Kita berkenalan dengan Gideon melalui bahan renungan kita hari ini. Tidak terlihat keistimewaannya sebelum dia dipanggil Allah menjadi Hakim penyelamat Israel. Saat itu bangsa Israel mengalami kesesakan karena bangsa Midian menindas Israel dengan perampokan, hasil panen di jarah, bahkan orang Israel ditangkap dengan sewenang-wenang. Sewaktu Gideon secara sembunyi mengirik gandum hasil ladangnya, karena jika dilihat orang Midian, bisa saja hasil panen itu dirampok. Saat itulah dia ditemui malaikat Tuhan, dan mendapat tugas untuk menumpas bangsa Midian itu. Namun Gideon ragu, apakah sungguh tugas itu dari Tuhan, maka dengan beberapa pengujian, Gideon yakin dan mantap untuk melaksanakan tugas itu.
Sebelum menghadapi bangsa Midian, dia harus menghadapi bangsanya sendiri. Saat itu Israel telah meninggalkan Allah dan beribadah kepada dewa Baal dan Asyerah, tugu penyembahan kepada dewa ini berdiri kokoh di tengah kota mereka. Dengan membawa teman-temannya pada malam hari mereka merobohkan tugu berhala itu. Di sini terlihat imannya kepada Allah, dan yakin bahwa Allah akan memakai dia menjadi pahlawan bangsanya. Namun orang sekotanya marah, dan mengetahui bahwa Gideon yang meruntuhkannya, dengan membangun di tempat itu mezbah bagi Tuhan. Orang banyak mau menghukum Gideon, tetapi ayahnya Yoas menenangkan hati massa dengan berkata: “Kamu mau membela Baal atau menyembah Allah.”
Berikutnya Gideon berhasil menghimpun rakyat dari suku-suku Isreal menjadi tentara untuk menghadapi orang Midian. Terhimpun 32.000 orang siap melawan. Dalam situasi itulah iman Gideon diuji, apakah dia sungguh mengandalkan Allah, atau masih memakai akal manusia. Firman Tuhan katakan: “terlalu banyak tentara untuk menyerang orang Midian,” sedangkan orang Midian dengan jumlah tidak terhitung dengan perlengkapan perang mereka. Maka dari 32.000 orang itu, siapa yang ragu, yang tidak sehat, biarlah dia pulang ketempatnya, maka pulanglah 10.000 orang. Tuhan katakan masih terlalu banyak; maka diadakan seleksi dengan cara minum di sungai, siapa yang minum berlutut menghirup air akan disuruh pulang, yang tinggal ialah orang minum dengan mencedok air dengan tangan ke mulut, itulah yang dipilih. Tersisa 300 orang. Gideon sama sekali tidak ragu mengadakan penyerangan, karena dia yakin peperangan itu adalah peperangan oleh Tuhan sendiri. Akhirnya sama dengan siasat perang meruntuhkan kota Yerikho, demikian Gideon mengadakan serangan mendadak pada malam hari, dengan meniup sangkakala dan Tuhan sendiri berperang untuk kemenangan Israel dalam pimpinan Gideon. Begitulah Roh Tuhan dicurahkan menyertai Gideon yang telah kita rayakan pada hari Pentakosta, memakai orang beriman kepada Kristus, memenangkan dan membawa banyak orang dibawa kepada Kristus, dan saatnya tiba bagi kita untuk digerakkan oleh Roh itu. Gideon menjadi pahlawan iman bagi bangsa Israel, kita menjadi pahlawan iman pada zaman ini karena Roh Kudus menyertai.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah Anda menghadapi serangan yang hendak meruntuhkan iman Anda?
- Tentara 300 orang melawan musuh yang tak terhitung, mungkinkah?
- Apa yang harus kita lakukan agar Roh Kudus menyertai perjuangan kita?
Mari berdoa:
Ya Roh Kudus, penuhi hati kami dengan karunia-karunia Roh, agar kami mampu memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. Walau kuasa dunia tak terhitung, akan kami kalahkan oleh kuasa Roh Kudus. Kami siap sebagai tentara Kristus, melawan kuasa gelap. Dalam Kristus kami berdoa. Amin. [AS120623]