Memegang Ketetapan Bagimu dan Anak-anak
(Ibadah dan kegiatan Intergenerasi)
Views: 0
Salam sejahtera, semoga kita makin mampu untuk bersekutu bersama anak-anak dan orangtua dalam rangka memegang ketetapan Allah seperti ungkapan dalam Keluaran 12:24 Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu.
Bersekutu dalam memegang ketetapan Allah sangat penting agar makin mengenal, menghayati dan melakukan ketetapan Allah. Orang yang individualis menutup kemungkinan mengenal Allah dan ketetapanNya dengan benar. Seorang individualis, secara pribadi hanya mengenal Allah tanpa mengenal sesama. Persekutuan adalah wadah untuk menyatukan pribadi, Allah dan sesama. Manusia menemukan jati dirinya melalui perjumpaan etisnya dengan orang lain (John de Gruchy, Saksi Bagi Kristus Kumpulan Cuplikan Karya Dietrich Bonhoeffer, BPK Gunung Mulia). Perjumpaan etis adalah perjumpaan pada sesama yang memicu rasa iba, belas kasih, sekaligus membangkitkan kesadaran akan kewajiban moral. Yesus sudah memberi teladan berjumpa dengan orang sakit, orang lemah, dan Ia tergerak untuk berbelas kasih, menolong, menyembuhkan.
Persekutuan terdiri dari orang yang berbeda budaya, berbeda kepribadian. Persekutuan itu bersifat kolektif. Manusia perseorangan menjadi bertanggungjawab atas persekutuan. Persekutuan yang benar bukan orang yang sama gagasan, tapi orang yang bersama-sama berhubungan secara etis.
Allah tidak menghendaki manusia hidup secara individualis, Ia menghendaki persekutuan manusia. Persekutuan tidak menghilangkan individu, tapi membangun kesatuan individu yang berbeda. Paulus menggambarkan persekutuan itu sebagai tubuh Kristus, yang terhubung satu dengan lainnya dan semuanya punya peranan masing-masing dan sama pentingnya. Dosa merusak persekutuan manusia karena kehendaknya untuk mempertahankan diri sendiri dan tidak mempertahankan orang lain. Yesus telah berkorban untuk menebus dosa manusia, agar manusia kembali menjadi mahluk kolektif, tidak individualis.
Ibadah Minggu adalah persekutuan yang dilakukan setelah paskah, setelah Yesus bangkit. Bangsa Israel juga mengadakan ibadah Paskah setelah Allah menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, menyelamatkan dari tulah-tulah yang diberikan Allah kepada orang Mesir. Ibadah Minggu dan ibadah Paskah Israel adalah persekutuan yang ditetapkan Allah agar dilakukan bersama-sama, anak-anak dan orang dewasa selama-lamanya.
Ketetapan keselamatan dari Allah diberikan kepada orang tua, dan anak-anak. Bagi Allah anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa dan lanjut usia adalah sama-sama penting untuk diselamatkan. Allah tidak memisahkan anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa dan lansia. Dalam ibadah Paskah anak-anak juga dilibatkan (Keluaran 12:26-27), ada peran anak-anak dan orangtua. Anak bertanya tentang apa arti ibadah Paskah, maka orangtua menjelaskan bahwa ibadah Paskah adalah ibadah menghayati keselamatan dari Allah bagi orang yang taat pada kehendak atau ketetapan Allah. Anak-anak dan orangtua diminta taat pada ketetapan Allah, selama-lamanya, agar selamat dari tulah atau hukuman Allah dan masuk dalam Kerajaan Allah.
Ibadah dan kegiatan dalam gereja, ada kecenderungan memisahkan jemaat berdasarkan usia atau generasi. Hal ini dapat memperlebar gap generasi, yang merusak relasi persekutuan jemaat antara anak, remaja pemuda dan orang dewasa serta lanjut usia. Ibadah dan kegiatan intergenerasi dalam gereja adalah upaya pemulihan kehidupan persekutuan dalam gereja, memperkuat persekutuan dan mengurangi perbedaan dan kesenjangan generasi.
Perbedaan generasi dapat membuat orang berpandangan negatif terhadap generasi lain, seperti generasi lebih tua meragukan kepemimpinan generasi muda; meragukan spiritualitas generasi muda. Generasi muda meremehkan generasi tua karena kurang adaptif teknologi, tidak nyaman berkomunikasi dan beribadah dengan generasi tua. Beberapa contoh perbedaan ini memicu kesenjangan dalam persekutuan. Hal ini terjadi oleh karena setiap generasi kurang menyadari atau mengenal karakteristik generasinya dan kurang adanya keterbukaan antar generasi untuk saling mendengar dan memahami keunikan masing-masing generasi. Persoalan ini dapat dibantu melalui ibadah, kegiatan intergenerasi. Ibadah dan kegiatan intergenerasi mampu menolong gereja atau jemaat dalam setiap kelompok generasi untuk saling memahami, menghargai dan belajar bersama agar bersatu menjadi gereja.
Ibadah, kegiatan intergenerasi adalah dua atau lebih kelompok usia yang berbeda dalam komunitas bersama-sama belajar, bertumbuh, dan hidup dalam iman melalui pengalaman bersama, belajar bersama, saling berinteraksi dan berkontribusi. Intergenerasi bertujuan untuk menyatukan semua generasi dalam pelayanan. Semua generasi yang ada dalam gereja bisa saling mengenal karakteristik generasinya sekaligus menerima keunikan karakteristik generasi yang lain. Dengan demikian ibadah, kegiatan intergenerasi membangun penerimaan diri, penerimaan terhadap generasi lain dan sikap menghargai antar generasi sehingga terwujud kesatuan sebagai Tubuh Kritus dalam gereja.
Kisah dalam gereja mula-mula tergambar kegiatan intergenerasi seperti anak-anak hadir bersama orang tua dalam ibadah dan perayaan-perayaan keagamaan. Kisah Yesus masa anak-anak berdiskusi dengan orang dewasa adalah salah satu bentuk kegiatan intergenerasi. Dalam Keluaran 12 ini juga menggambarkan ibadah intergenerasi, yang ditetapkan Allah untuk mengadakan ibadah Paskah dan harus ditaati orang dewasa dan anak-anak. Dalam ibadah Paskah, anak-anak dan orang dewasa merayakan keselamatan yang sudah diberikan Allah, sehingga tidak terkena tulah atau hukuman dari Allah. Orangtua dan anak-anak memegang ketetapan dari Allah. Melalui ibadah dan kegiatan intergenerasi berarti orangtua, anak-anak secara bersama-sama tidak dipisahkan untuk menghayati dan memegang ketetapan Allah agar selamat.
Marilah kita menyanyi memuji Tuhan yang mendirikan semuanya untuk selamanya, mengatasi langit, alam raya. Semua raja, pemerintah, teruna, anak dara, orangtua, orang muda memuji Tuhan seperti ungkapan dalam PKJ 28 ayat 2 Nyanyikan Tuhanmu: Haleluya, Haleluya! Malaikat, kerubim, serafimpun, puji Dia! Yang mendirikan semuanya untuk selamanya, keagunganNya mengatasi langit, alam raya. Wahai, segala raja serta pemerintah dunia, teruna, anak dara, orang tua dan yang muda, bunyikan bagi Tuhanmu seruling dan kecapi, dan puji Dia dengan sorak-sorai dan menari.
Berdoa: Ya Tuhan mampukan kami untuk bersekutu bersama anak-anak dan orangtua dalam rangka memegang ketetapan Allah melalui ibadah, pelayanan dan kegiatan intergenerasi, agar kami saling mengenal, memahami dan menerima. dalam nama Yesus kami berdoa, amin.