MEREKA MEMBAGI-BAGIKANNYA
Views: 0
Bacaan: Kisah Para Rasul 2: 42-47
Salam sejahtera, semoga kita makin dibimbing Roh Kudus untuk bersatu dalam berbagi kasih, sehingga orang yang mempunyai banyak, hidup dengan pola secukupnya, orang yang mempunyai sedikit, mendapat lebih banyak, agar tidak kelaparan dan miskin seperti ungkapan dalam Kisah Para Rasul 2:44-45 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Membagi-bagikan harta milik dalam rangka berdiakonia, bukan filantropi (membagi kebaikan bukan karena iman pada Yesus). Dasar berdiakonia adalah orang menerima curahan dan bimbingan Roh Kudus, sudah dibaptis, dibasuh dosanya dalam nama Allah Bapa Anak dan Roh Kudus. Orang yang menerima firman Tuhan, tekun menjadi murid Yesus, yaitu orang yang menyediakan waktu diajar, terus belajar firman Tuhan, sendiri, dan bersama-sama dalam persekutuan, untuk membangun iman diri sendiri dan persekutuan. Orang yang mau menjaga persekutuan, sehati sepikiran dalam mendalami firman Tuhan di rumah Tuhan dan melakukan firman Tuhan. Orang yang bersama-sama mengasihi satu dengan lainnnya dan bergaul, akrab, berkomunikasi satu dengan lainnya, memanfaatkan kesempatan untuk saling bertemu, tidak individualis, tidak menyendiri. Orang yang mau berkumpul bersama untuk memecah-mecah roti perjamuan, makan bersama, kenyang, dan mengundang orang miskin untuk makan di meja bersama. Orang yang memecahkan roti untuk mengenang Yesus, yang membagikan roti pada muridNya, dan mengenang pengorbanan Yesus untuk menebus dosa. Orang yang tekun berdoa, memuji Tuhan dan melihat mujizat Tuhan, perbuatan ajaib Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang berdiakonia adalah orang yang saling mengasihi, saling peduli, saling berbela rasa, tolong menolong di antara sahabat dan dengan sepenuh hati mendukung kepentingan satu sama lain. Orang yang bersekutu bersama Allah dan sesama, dan sehati menyembah Allah. Kebersamaan membuat hati mereka sangat senang dan membesarkan hati mereka. Allah berkenan dengan kebersamaan mereka. Kebersamaan itu membuat mereka murah hati untuk melakukan perbuatan baik, membagi-bagikan harta milik. Allah sudah menabur dengan berlimpah, sudah menebus dosa, maka orang beriman berbagi kasih karunia Allah kepada sesama. Persekutuan mereka disukai orang.
Membagi harta milik kepada orang miskin tidak bisa dengan paksaan melalui peraturan atau sistem komunisme yang keras, semua milik pribadi dipaksa, disalurkan dan sekaligus menjadi milik bersama (Craig L. Blomberg, Tidak Miskin Tetapi Juga Tidak Kaya, BPK Gunung Mulia, 2011). Apalagi sistem komunisme, menentang Tuhan, maka sangat berbeda dengan penjelasan Alkitab yaitu berbagi kepada orang yang membutuhkan atau berdiakonia adalah panggilan Tuhan, tugas pengutusan Tuhan, diberi tugas dan tanggungjawab oleh Tuhan, dan dikerjakan dengan hati tulus, tidak terpaksa. Hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dan sesama, saling bergantung dan memberi perhatian. Orang yang mengalami perubahan dari Tuhan maka orang akan menggunakan harta miliknya, untuk berbagi, menolong orang sangat membutuhkan, secara sukarela, tidak menuntut balasan kehormatan atau keuntungan pribadi.
Salah satu respon orang Kristen dalam menghadapi kemiskinan adalah pengembangan teologia pembebasan, yang mendalami kehidupan yang tidak adil dan membuat orang menderita, miskin, kemudian analisa terhadap penyebab terjadi kemiskinan, setelah itu diupayakan koreksi untuk dapat membantu perbaikan terhadap kemiskinan. Alkitab dapat dipakai dalam analisa dan upaya koreksi penyebab kemiskinan (Craig L. Blomberg).
Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan berpihak pada kaum tertindas, menentang orang-orang yang menindas dan memanggil orang percaya untuk berpihak terhadap orang tertindas dan melawan orang penindas. Caranya adalah membangun masyarakat yang lebih manusiawi. Alkitab menjelaskan tentang sorga, tapi bukan berarti hidup orang Kristen hanya memikirkan sorga saja, dan tidak peduli dengan masalah ketidakadilan sosial dan kemiskinan. Berita Injil juga memberi perhatian tentang nafsu kejahatan sebagian orang, yang dapat merusak hidup masyarakat, yang menjadi penyebab kemiskinan.
Menurut Craig L. Blomberg, Injil Lukas memberikan dukungan terhadap orang-orang miskin. Pada waktu Injil Lukas ditulis, kelompok atau komunitas Kristen di Romawi sudah memberi tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial ekonomi, dengan bentuk bantuan yang berbeda-beda. Melalui Kisah Para Rasul, diinformasikan tentang keadaan gereja perdana yang miskin dan tentang cara orang Kristen perdana menanggapi masalah-masalah ekonomi.
Bagi kita saat ini, Roh kudus membimbing kita dalam memberi tanggapan terhadap kemiskinan melalui berbagai kegiatan diantaranya melalui kesaksian dan diakonia secara pribadi atau bersama-sama. Kita bisa bekerjasama dengan gereja lain atau pemerintah dan masyarakat. Kita melaksanakan tugas kesaksian dan diakonia melalui panggilan pertobatan dan usaha-usaha perwujudan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. Kesaksian dan diakonia bisa melalui bidang pendidikan, ekonomi, politik, hukum, dan keadilan, kesehatan, seni dan budaya dan ekologi.
Semangat mengumpulkan uang untuk berbagi sudah diajarkan Yesus, dengan cara murid-murid mengumpulkan uang yang disimpan dalam kas yang dipegang bendahara (Yohanes 12:6). Gereja kita saat ini juga mengumpulkan persembahan menjadi milik bersama, untuk menolong orang sesuai kebutuhan mereka. Kita hidup bersekutu bukan hanya untuk belajar firman Tuhan, tapi belajar mengumpulkan uang, materi, bersama untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. Saat ini kita membagi-bagikan, masih sebatas karitatif mencukupkan kebutuhan konsumsi, kita perlu berkembang dengan membagi-bagi sampai tingkat transformatif, yang mendorong orang bisa bekerja untuk mencukupkan kebutuhan sendiri dan keluarga, bisa produktif untuk menghasilkan sendiri.
Kiranya kita suka membagi kepada orang yang tidak punya, agar Tuhan dipuji tiap orang, bukan diri kita yang dipuji. Kita memberi persembahan kepada Tuhan dengan cara tersembunyi seperti ungkapan KJ. 433: 1 dan 2 : ayat 1 Aku suka membagi pada orang tak punya, agar Tuhan dipuji tiap orang di dunia. Ayat 2. Pun kepada Tuhanku kuberi persembahan; tangan kiri tak tahu apa laku yang kanan. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan kiranya kami makin dibimbing Roh Kudus untuk bersatu dalam berbagi kasih, hidup bersekutu, mendalami firman Tuhan, mengumpulkan harta kami menjadi milik bersama, untuk berbagi, bagi yang membutuhkan. Dalam nama Yesus kami berdoa. amin.