KE’DE’KO, KE’DE’KO
Views: 0
Umat Tuhan yang dikasihi Kristus. Syalom Alekhem!
Saudara-saudara, kita bersyukur melalui bulan Budaya GKI Kwitang kita dapat mengenal berbagai suku di Indonesia. Minggu ini kita belajar mengenal salah satu suku di Sulawesi, yaitu suku Toraja. Dan hari ini kita akan merenungkan firman Tuhan yang berjudul: “KE’DE’KO, KE’DE’KO” yang artinya: “Bangunlah, bangunlah” dengan dasar dari surat Efesus 5:14 Itulah sebabnya dikatakan: ”Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Demikianlah Firman Tuhan. Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Saya percaya Saudara-saudara akan mengamini pernyataan saya ini: “Injil adalah kabar baik bagi semua orang!” Amin, Saudara? Demikian juga Injil menjadi kabar baik bagi Saudara-saudara suku Toraja. Bagaimana ceritanya?
Berdasarkan sejarah, Injil pertama kali masuk ke wilayah Toraja sekitar Maret 1913. Setelah melakukan beberapa kali penelitian, gereja-gereja di Toraja sepakat menetapkan tanggal 16 Maret 1913 sebagai hari pertama masuknya Injil ke Toraja.
Masuknya Injil ke Toraja tidak lepas dari sosok Antonie Aris van de Loosdrecht, seorang pekabar Injil atau zendeling dari Belanda dan istrinya yang bernama Alida.
Anton dan Ida pertama kali menginjakkan kaki di Rantepao pada tanggal 16 Maret 1913. Saat hendak menyebarkan ajaran Injil, mereka mempersiapkan diri agar dapat diterima oleh masyarakat Toraja. Sebagai langkah awal, Van de Loosdrecht menemui para pemuka masyarakat untuk merundingkan berbagai rencana yang telah disusunnya. Salah satunya lewat pembukaan sekolah-sekolah dan rumah sakit yang sangat dibutuhkan masyarakat Toraja pada waktu itu.
Meski menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan dalam menyebarkan nilai-nilai Injil, namun nilai-nilai Injil yang disampaikan Van de Loosdrecht benar-benar menyentuh hati segenap masyarakat Toraja.
Hal ini kemudian membuat masyarakat Toraja perlahan memilih masuk Kristen dan mempelajari nilai-nilai Injil.
Di gereja mereka diperlakukan dengan baik tanpa dibeda-bedakan, dirangkul dalam kasih Tuhan. Jadi tidak ada sekat-sekat, itulah inti dari kehadiran Injil, hidup yang berdampak serta memulihkan keberadaan kehidupan orang lain. Puji Tuhan!
Setelah inti dari ajaran Injil menyebar ke berbagai pelosok Toraja, peradaban masyarakat Toraja pun berubah drastis! Mereka mengalami kebenaran Firman Tuhan yang disampaikan oleh rasul Paulus: “ Bangunlah, hai kamu yang tidur. Bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Masyarakat Toraja yang percaya dan beriman kepada Kristus telah dibangunkan dan dibangkitkan dari kematian dosa menuju persekutuan dengan Tuhan yang hidup. Hidup mereka diterangi dengan cahaya kemuliaan Kristus, sehingga merekapun dapat bersaksi: “Bangunlah, hai kamu yang tidur! Bangkitlah dari antara orang mati” Kebangkitan di sini dimengerti sebagai masuk ke dalam pembaharuan hidup yang diterangi oleh cahaya Kristus. Puji Tuhan!
Indahnya kesaksian pujian yang dinyanyikan oleh seorang anggota jemaat GKI Kwitang, sebuah pujian yang berjudul: “Ke’de’ko, ke’de’ko’ (Bangunlah, bangunlah). Sebuah pujian berbahasa Toraja yang mengajak kepada kita untuk bangun masuk ke dalam peperangan rohani. Karena musuh kita bukanlah manusia, tetapi kuasa-kuasa jahat yang merusak kehidupan.
Tahukah Saudara, Injil yang telah bertumbuh dan menjadi dasar terbentuknya Gereja Toraja adalah Injil yang dihiasi dengan darah MARTIR Antonie Aris van de Loosdrecht? Namun semangat pelayanannya tetap hidup di hati umat Tuhan di Tanah Toraja!
Oleh sebab itu Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua: Turutlah panggilan Tuhan dan berjuang dalam terang! Janganlah lalaikan tanggung jawab Saudara. Tuhanlah Penganjur umat nya!
Bersediakah Saudara menjadi laskar Kristus yang selalu berjuang dan bertekun? Amin, Saudara? Ke’de’ko, ke’de’ko! Lakukanlah saja! Itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Ya Bapa yang di surga, kami bersyukur dan memuji Engkau karena benih-benih Injil telah ditaburkan di mana-mana, secara khusus di Tanah Toraja. Kami berdoa bagi umatMu agar tetap setia memberitakan kabar baik itu dalam kehidupan sehari-hari. Terpujilah namaMu, kekal selama-lamanya. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin. Tuhan Yesus memberkati Saudara dan keluarga!
(AM13072023)