MEMBERIKAN NYAWA-NYA MENJADI TEBUSAN (MESIAS YANG MENDERITA)
Views: 0
Bacaan: Markus 10: 32-45
Salam sejahtera, semoga kita makin diberi kemampuan untuk menderita, berkorban dalam melayani Tuhan dan sesama, seperti Yesus datang ke dunia untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang seperti ungkapan dalam Markus 10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Apa artinya kita mengakui Yesus yang menderita, memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang? Yaitu Yesus datang ke dunia untuk melayani, berkorban nyawa, dengan tujuan menebus dosa bagi banyak orang. Kata banyak orang berarti Allah menyelamatkan orang Yahudi, orang Yunani dan bangsa lain. Allah menyelamatkan banyak orang juga berarti menyelamatkan seorang hamba, orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak, remaja, pemuda, dewasa, lanjut usia, kaya, miskin, sakit, sehat. Semua orang diselamatkan dalam Kristus Yesus. Allah itu untuk semua orang (inklusif), bukan Allah yang terbatas untuk kelompok orang tertentu saja (ekslusif). Allah tidak memisahkan anak, remaja pemuda dengan orang dewasa dan lanjut usia, semuanya diselamatkan Allah dalam Kristus Yesus. Hal ini juga menjadi dasar pembinaan intergenerasi.
Penderitaan Yesus telah menyingkirkan halangan manusia untuk diselamatkan Allah. Penderitaan Allah dalam Yesus membuat orang-orang yang berbeda latar belakang, tradisi, dapat bersama-sama mengakui bahwa mereka membutuhkan kuasa penyelamatan Allah. Tradisi keagamaan, yang dicontohkan oleh pemimpin Yahudi, cenderung mengasingkan orang yang berbeda suku, orang yang berdosa, miskin, sakit, lemah, tidak berdaya. Tempat ibadah, dibuat dinding pemisah, oleh pemimpin agama, dengan memisahkan laki-laki, perempuan, anak, remaja, pemuda dengan orang dewasa dan lanjut usia, orang bukan Yahudi, orang miskin, sakit dan lemah. Kesetiaan pada agama, telah membuat orang beragama, mengasingkan orang yang berbeda agama dan orang berdosa.
Yesus datang di dunia untuk menderita, berkorban, bukan karena permintaan umat manusia atau atas keputusan pemimpin agama. Pemimpin agama Yahudi malah menolak Yesus. Yesus menderita dan berkorban tidak membutuhkan pengesahan, pembelaan dari umat manusia, oleh sebab itu tidak perlu membuat perkumpulan pembela Yesus, pembela Kristen.
Yesus yang menderita dan berkorban tidak disembah dan diagungkan dengan liturgi yang indah (Choan Seng Song, Allah yang Turut Menderita, BPK Gunung Mulia, 2012). Yesus disembah dalam ibadah sejati, yaitu dengan menderita ketika melayani Tuhan dan sesama. Kita sebagai orang yang mengaku bahwa Yesus yang menderita dan berkorban, maka kita mengikuti jalan penderitaan Yesus, dengan kita melayani Tuhan dan sesama, bukan minta dilayani. Orang yang minta dilayani bukanlah orang yang mengasihi sesama, bukan orang yang berkorban demi orang lain agar dosa sesama ditebus, diampuni oleh Yesus.
Penderitaan adalah tempat Allah dan manusia bertemu. Penderitaan dalam melayani dan berkorban adalah tempat semua orang bertemu, raja-raja, pemimpin agama, orang miskin, orang kaya, suku yang berbeda, usia yang berbeda.
Dalam pertemuan itu mereka akan menyadari dan mengakui bahwa manusia itu lemah dan fana, membutuhkan kasih Allah yang menyelamatkan. Penderitaan dalam melayani Tuhan dan sesama, membuat kita makin dekat Tuhan, dan Allah lebih dekat kita. Penderitaan, bukan yang dirindukan, tapi dalam penderitaan, kita dimampukan untuk merindukan, menemukan, memelihara, membela kemanusiaan yang adil dan beradab, kesatuan, kebersamaan, keadilan.
Yesus tidak merindukan penderitaan, tapi penderitaan terjadi karena cara berpikir pemimpin Yahudi, mengikuti pikiran dan kehendak sendiri. Pemimpin Yahudi menjatuhi hukuman mati, dengan cara Yesus diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh. Yesus yang menderita, menyadarkan kita untuk melayani Tuhan dan sesama, dengan membela keadilan, memperjuangkan orang yang diperlakukan tidak adil, orang yang dihina, diolok-olok, agar kebenaran Allah ditegakkan. Orang yang mengakui Yesus menderita, adalah orang yang mau menderita, berkorban, bukan mencari keuntungan diri sendiri, dalam melayani, demi keadilan, kebenaran, damai, kebaikan, kasih dengan sekuat tenaga.
Salib Yesus adalah simbol penderitaan, karena itu salib tidak perlu dihiasi dengan emas dan perak. Salib yang dihiasi emas dan perak, menggambarkan penderitaan yang tempat mewah, di tempat yang indah, menyenangkan. Padahal salib Yesus terjadi di tempat di mana ada ketidakadilan, miskin, penyiksaan, tempat yang tidak indah, tempat orang dipermalukan. Ibadah yang mengakui Yesus menderita adalah pelayanan di tempat yang terjadi ketidakadilan, miskin, sakit, lemah, penganiayaan, keterasingan dan lain-lain. Ibadah yang sia-sia, adalah ibadah dengan pikiran dan kehendak sendiri, memikirkan diri sendiri, memikirkan kesenangan sendiri, tidak mau memikirkan pelayanan bagi orang lain yang diperlakukan tidak adil, miskin, lemah, tidak berdaya, diolok-olok, diludahi, dihina, dibunuh walau tidak melakukan kesalahan. Allah itu hadir di tengah-tengah umat yang menderita, maka ibadah yang sejati juga hadir di tengah-tengah penderitaan manusia. Itu sebabnya Yesus sangat menekankan ajaran mesias yang menderita, agar orang percaya jangan ikut pikiran dan kehendak sendiri, dengan berpikir mengikut Yesus mau mencari kedudukan terhormat dan kuasa, seperti permintaan Yakobus dan Yohanes.
Yesus menggunakan mahkota duri, bukan mahkota emas. Mahkota duri adalah simbol mesias yang menderita, hanya dengan penderitaan, berkorban, maka banyak orang bisa ditebus dosanya. Mahkota emas adalah simbol dari raja yang berjuang dengan perang, mengalah musuh dapat mahkota emas tapi tidak bisa menebus banyak orang dari dosa-dosanya. Pemimpin atau raja dari bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka (Markus 10:42). Yesus turun dari sorga, menjalani penderitaan, untuk melayani dengan menggunakan mahkota duri, semua itu karena kasih Yesus terhadap banyak orang seperti ungkapan dalam NKB. 85 ayat 1 Mengapa Yesus turun dari sorga, masuk dunia g’lap penuh cela; berdoa dan bergumul dalam taman, cawan pahit pun dit’rimaNya? Mengapa Yesus menderita, didera, dan mahkota duri pun dipakaiNya? Mengapa Yesus mati bagi saya? KasihNya, ya kar’na kasihNya.
Berdoa:
Ya Tuhan, mampukan kami untuk menderita, berkorban dalam melayani Tuhan dan sesama, seperti Yesus datang ke dunia untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. Dalam nama Yesus kami berdoa, amin