MAKA JIWAKU MEMUJIMU
Views: 0
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Syalom Alekhem! Hari ini kita merenungkan firman Tuhan yang berjudul: “Maka jiwaku memujiMu.” dengan dasar dari Kitab Mazmur 29:1-4 “ Kepada TUHAN, hai penghuni surgawi, berilah kepada TUHAN kemuliaan dan kekuasaan! Berilah kepada TUHAN kemuliaan namaNya , sujudlah kepada TUHAN dalam kekudusan. Suara TUHAN di atas air. Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar. Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak .” Demikianlah Firman Tuhan. Yang berbahagia ialah setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Dalam Mazmur 29 ini, Raja Daud mengawalinya dengan seruan kepada seluruh penghuni surgawi memuji dan sujud menyembah TUHAN. “seluruh penghuni sorgawi” dalam ayat 1, perkataan ini berasal dari bahasa Ibrani yang arti harfiahnya adalah “anak-anak Allah”. Jadi, yang dimaksud bukan hanya para malaikat di surga, tetapi juga semua orang percaya kepada Allah, diajak untuk menyembah dan memuliakan TUHAN bersama dengan dirinya.
Mengapa kita harus memuji TUHAN? Karena TUHAN adalah Allah semesta alam. Raja Daud memberikan gambaran betapa besarnya kuasa TUHAN. Suara-Nya mampu mengatasi segala air, baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah (3). Suara TUHAN penuh kuasa dan kekuatan (4). Suara-Nya mampu mematahkan pohon aras Libanon yang ukurannya sangat besar itu (5). Suara TUHAN menggetarkan gunung-gunung. Suara TUHAN itu seperti kilat yang menyambar dan menggetarkan padang gurun Kadesh dan sebagainya. Raja Daud mengakhiri mazmur ini dengan pengakuan bahwa TUHAN adalah Raja dan permohonan berkat kepada seluruh umat-Nya.
Ada hal yang menarik sekali, frase “Suara TUHAN” yang diulang sampai tujuh kali. Angka tujuh adalah angka sempurna bagi orang Yahudi. Perhatikan bagaimana Daud menggunakan frase “Suara TUHAN” yang mengatur alam (29:3-9). TUHAN berkuasa penuh atas alam.
Gambaran tentang suara TUHAN dalam Mazmur 29 mengingatkan kita pada peristiwa penciptaan dalam Kejadian 1 yang mencatat bagaimana TUHAN menciptakan dunia beserta segala isinya. “Berfirmanlah Allah…. Maka jadilah demikian.”
Seperti pujian yang dinyanyikan dalam Kebaktian jemaat di GKI Kwitang, lagu yang berjudul: “Bila kulihat bintang gemerlapan.” Syair dengan judul asli ” O store Gud ” ini ditulis oleh Carl Gustaf Boberg. Syair lagu ini menggambarkan kekaguman penulis kepada Allah ketika melihat karya ciptaan Tuhan. Ia begitu kagum akan kebesaran Tuhan sehingga tidak tahan untuk tidak memuji-Nya.
Syair tersebut berbunyi demikian: “Bila kulihat bintang gemerlapan, dan bunyi guruh riuh kudengar. Ya Tuhanku tak putus aku heran, melihat ciptaan-Mu yang besar.”
Di bait kedua penulis juga menceritakan kekagumannya atas anugerah Allah yang dinyatakan dalam Penebus : Ya Tuhanku, ‘pabila kurenungkan pemberianMu dalam Penebus, ‘ku tertegun: bagiku dicurahkan oleh PutraMu darahNya kudus.” Sehingga dalam reffren ditekankan berkali-kali : Maka jiwakupun memujiMu, sungguh besar Kau Allahku!
Ketika pujian ini dikumandangkan bersama, kitapun mengagumi kuasa TUHAN atas ciptaan dan kita mengagumi kasih karunia TUHAN yang telah datang untuk ke dalam dunia menebus kita. Bagaimana dengan Saudara hari ini? Apakah kekaguman Saudara mendorong untuk memuji Tuhan, dan menyambut kedatanganNya? Bersediakah Saudara-saudara dan keluarga, menyatakan: Maka jiwakupun memuji Mu: Sungguh besar Kau Allahku! Lakukanlah saja. Itu sudah cukup. Terpujilah Tuhan!
Mari kita berdoa:
Ya Tuhan, Bapa yang di surga, terpujilah NamaMu kekal selama-lamanya. Engkaulah Tuhan Pencipta dan Penyelamat kami. Kami menantikan kedatanganMu membawa damai sejahteraMu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Selamat menantikan kedatangan Tuhan kembali!
(AM7122023)