MANIFESTASI
Views: 0
Bacaan: Yohanes 1:14 – TB2
“Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Dalam kalender liturgi, kita mengenal satu hari raya yang diselenggarakan setelah Natal, yaitu: epifani. Kata epifani ini berasal dari bahasa Yunani epiphaneia yang berarti manifestasi atau penampakan yang jelas. Epifani juga dapat disebut sebagai Teofani – dari dari bahasa Yunani Τheophaneia yang berarti penampakan Tuhan. Epifani dirayakan dan dipahami sebagai manifestasi atau penampakan Tuhan Yesus Kristus secara jelas kepada dunia. Epifani juga menjadi puncak perayaan masa Natal. Gereja barat dan gereja timur sepakat tentang makna epifani tersebut. Hanya saja keduanya mempunyai cara yang berbeda di dalam memeringati dan menghayati epifani tersebut.
Dalam Gereja Barat, epifani dirayakan untuk memperingati kedatangan Orang-orang Majus dari Timur yang mengunjungi Yesus yang baru saja lahir. Peristiwa kedatangan Para Majus ini menunjukkan manifestasi Bayi Yesus Kristus terhadap orang Yahudi maupun di luar bangsa Yahudi (berarti seluruh dunia) sebagai Anak Allah. Sedangkan dalam Gereja Timur, epifani dirayakan untuk memperingati pembaptisan Yesus Kristus oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Peristiwa pembaptisan Yesus ini menunjukkan manifestasi Yesus Kristus yang memulai karya pelayanan-Nya sebagai Anak Allah.
Penghayatan epifani ini menunjuk kepada kebiasaan kerajaan di zaman kuno. Pada saat yang dianggap paling baik – seperti misalnya hari ulang tahun kenaikan tahta –, raja memperkenalkan putra mahkota kerajaan kepada seluruh rakyat. Peristiwa ini dirayakan secara besar-besaran karena dengan penampakan putra mahkota itu, maka terjaminlah pewarisan kerajaan dan pemerintahan. Dengan menunjuk pada tradisi kerajaan kuno tersebut, maka epifani Kristus hendak menyatakan kepada kita semua bahwa rancangan damai sejahtera Allah untuk menyelamatkan manusia dan dunia itu benar-benar hendak dinyatakan melalui karya penebusan Tuhan Yesus Kristus – Sang Firman. Penegasan inilah yang disebuat oleh Yohanes, “Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran”. Dalam karya-Nya itulah anugrah keselamatan akan dinyatakan, sehingga kita yang berdosa akan dibenarkan.
Sampai di sini, kita sudah semakin mengerti tentang epifani. Tetapi menurut saya, ada yang jauh lebih penting dibanding hanya sekedar mengerti epifani, yaitu: kesediaan untuk berani berubah setelah mengalami perjumpaan dengan Sang Firman yang menjadi manusia Yesus itu. Setelah Orang-orang Majus menemukan Yesus dan menyembah-Nya sebagai Raja dan Mesias, mereka memilih pulang dengan melalui jalan lain. Pemilihan jalan lain ini bukan saja karena menghindari Herodes, melainkan menunjukkan adanya suatu perubahan jalan kehidupan yang tak terhindarkan setelah berjumpa dengan Sang Mesias.
Saudaraku, sikap seperti Para Majus itulah yang mesti kita tumbuhkan. Kita sadar bahwa hidup mesti dilanjutkan. Namun, menjalani hidup itu mesti dilakukan dengan keberanian, yaitu: keberanian untuk meninggalkan zona nyaman untuk bisa menemukan kondisi yang baru di mana kita bisa lebih terbuka terhadap kehendak Tuhan. Meskipun kondisi baru yang kita jumpai itu bisa jadi tampak aneh dan suram, namun kita mesti berani menjalaninya bersama dengan Tuhan. Selamat merayakan epifani, selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami rindu untuk melanjutkan langkah kami dengan berani karena kami yakin bahwa Engkau akan senantiasa menyertai langkah kami. Kiranya Roh Kudus menolong kami agar semakin peka mendengar dan memahami kehendak-Mu. Terimakasih Tuhan Yesus, amin.