MENCURI HATI
Views: 0
Bahan: 2 Samuel 15:1-2a,
Lalu datanglah seseorang mengabarkan kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom, Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita…
Pepatah yang mengatakan MENCURI HATI, tetapi tidak ada yang kehilangan, antara lain mencuri perhatian, mencuri jalan dst. Menjelang Pemilu di negeri kita tidak kurang juga para calon yang minta dipilih, berusaha mencuri hati dan perhatian masyarakat. Demikianlah Absalom yang begitu ambisi menjadi raja Israel, tetapi dia menyadari kalau dari segi kemampuan berperang, dan hikmat memimpin bangsa Israel, pasti Absalom tidak mampu mengungguli ayahnya Daud. Karena itu Absalom mengambil siasat lain, dengan memperkenalkan diri sebagai anak raja, berhari-hari dia berdiri di jalan masuk kota Yerusalem, menyapa setiap rakyat, khususnya yang mohon keadilan dan pembelaan atas masalah dan perkaranya, mereka semua disapa dengan ramah oleh Absalom, meneliti perkara orang itu dan memberi keadilan, sehingga orang pulang dengan hati yang lega selesai perselisihan mereka. Ditambah lagi dia bergaul akrab dengan pejabat kerajaan terutama di bidang militer. Setelah tiba saatnya merasa rakyat telah dekat dengan dia, maka dengan kesepakatan dengan beberapa para pejabat, mereka pergi ke Hebron kota besar, dengan mengendarai kreta seperti pejabat negeri, dengan meniup sangkakala sebagai pertanda ada suatu kejutan, dan rakyat terbawa dalam arak-arakan yang menganggap itu adalah resmi kedatangan pejabat negara mereka berseru “Hidup raja, raja baru Absalom.” Maka gemparlah seluruh negeri sampai ke Yerusalem.
Daud sadar bahwa Absalom telah mengangkat diri sebagai raja Israel dengan kekuatan tentara yang cukup besar. Bagaimana sikap raja Daud dengan situasi kudeta itu? Menghindari serangan dari pasukan Absalom yang pasti terjadi perang saudara, bahkan bisa membahayakan keselamatannya, Daud memilih melarikan diri, itulah sikap raja Daud. Tetapi perang saudara tidak dapat dihindari karena Absalom telah merekrut para pimpinan militer, untuk merebut kekuasaan, kecuali kalau Daud menyerahkan diri, dan dengan konsekwensi yang begitu berat bukan saja untuk dirinya sendiri, tetapi untuk pembesar dan pegawai-pegawai kerajaan. Sebetulnya bagi Daud tantangan itu kecil, tetapi dia menghindari pertumpahan darah antar saudara. Bagaimana dengan situasi kita saat ini? Ada yang mengatakan dari calon presiden dan wakilnya di pemilu mendatang, “kita memilih yang terbaik dari yang tidak baik.”
Absalom dengan pimpinannya telah mengatur barisan perangnya, dari pihak Daud juga telah mengatur barisan perangnya yang dipimpin oleh Yoab panglimanya. Daud berpesan “majulah menyerang pasukan Absalom, tetapi sayangkan nyawa Absalom” demikianlah pesannya. Terjadi pertempuran, tentu saja dengan mudah pasukan Daud meraih kemenangan, dan Absalom pun tewas dalam pertempuran itu. Raja Daud terkejut atas kematian Absalom anaknya, dan dia menangisi sejadi-jadinya atas kematian Absalom. Demikian rencana Absalom merebut kekuasaan sebagai raja Israel, tetapi dia gagal, dan dia tewas.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Kalau Anda teman dekat Absalom, apa saran Anda atas rencana kudetanya itu?
- Menurut Anda mengapa Daud menangisi kematian Absalom yang memberontak?
- Kalau raja Daud menyerah, konsekwensi apa yang mungkin dia terima?
Mari berdoa:
Bapa kami dalam sorga, ada kalanya kami dalam situasi pilihan yang sulit, semua pilihan yang meragukan kami. Hanya dalam hikmat Tuhanlah membawa kami dalam pilihan yang baik dan menjadi pelajaran memberi kematangan berpikir bagi kami. Kami berdoa untuk pemilu yang makin dekat di negeri ini, agar pilihan kami dalam hikmat yang dikarunia Tuhan bagi kami. Demikianlah doa kami dalam nama Tuhan Yesus, Amin. [AS220124]