PIKIRAN DAN PERASAAN YESUS
Views: 0
Bacaan: Filipi 2: 5-11
Salam sejahtera semoga kita makin dimampukan untuk menaruh pikiran dan perasaan Kristus Yesus dalam hidup pribadi, hidup persekutuan dan hidup masyarakat kita seperti ungkapan dalam Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.
Persoalan-persoalan besar dan mendesak, perlu kita hadapi dan selesaikan bersama-sama dan kita gumuli dalam hidup masing-masing. Namun semua orang mencari penyelesaian yang lebih manusiawi, bukan asal beres saja. Sebagai orang beriman, kita mempunyai dasar hidup dalam menyelesaikan persoalan, yaitu dengan mengarahkan harapan kita kepada Allah. Dasar hidup ini memantapkan usaha kita dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup kita berdasarkan iman Kristen. Iman sebagai dasar hidup orang Kristen diwujudkan dalam moral orang Kristen. Moral iman ini membuat orang makin tekun mencari jawaban-jawaban yang lebih mendalam, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum, mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup bekerjasama dalam hidup bersama. Moral dapat mengacu pada sanksi-sanksi masyarakat terkait perilaku yang benar dan dapat diterima. Orang yang bermoral adalah orang yang mempunyai pertimbangan baik buruk. Seorang penjahat, koruptor, pelaku kecurangan, tidak akan menggunakan pertimbangan baik buruk, sesuai dengan moral yang diakui dalam masyarakat. Mereka pakai cara sendiri, menyimpang dari moral masyarakat.
Melalui Filipi 2:5 dijelaskan bahwa Firman Tuhan menghendaki kita dalam hidup bersama menggunakan pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Tata hidup yang harus ditaati dan dituruti anggota jemaat adalah sesuai pikiran dan perasaan Kristus, dan hal ini menjadi norma hidup bersama baik secara pribadi, maupun dalam persekutuan di dalam jemaat, bahkan juga di dalam masyarakat. Pikiran dan perasaan Yesus masuk di dalam hati, dan selalu diingat oleh masing-masing anggota jemaat.
Yesus merendahkan diriNya, mengosongkan diriNya, padahal Yesus setara dengan Allah. Yesus merendahkan diri dengan taat kepada Allah, sampai akhir hidupNya, di kayu salib. Allah meninggikan Yesus yang telah merendahkan diri dengan taat sampai mati. Allah mengaruniakan kepada Yesus, nama di atas segala nama, dan membuat semua orang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa. Filipi 2:6-11 ini, menjadi dasar bagi nasihat moral. Titik pangkal bagi nasihat moral adalah keyakinan manusia merendahkan diri akan ditinggikan oleh Allah. Kristus yang merendahkan diri dan yang ditinggikan Allah adalah dasar bagi pengarahan moral (Bernhard Kieser SJ. Moral Dasar, Kaitan Iman dan Perbuatan, Kanisius, 1990).
Kristus bukan seperti Adam yang ingin menjadi seperti Allah. Adam telah meninggikan dirinya, maka Allah merendahkan Adam, dengan mengusirnya dari Taman Eden. Yesus merendahkan diri, mengosongkan diri dari hidup sebagai Allah menjadi hidup dengan mengambil bentuk manusia. Yesus menjadi sama dengan manusia dan solider dengan manusia. Yesus menerima kemanusiaan dalam diriNya, dan benar-benar manusia, yang bisa lapar dan haus. Yesus yang adalah Allah, menjadi senasib dengan manusia, yang menderita, susah dalam kehidupan. Yesus hidup sebagai hamba yang taat pada Allah untuk melaksanakan tugas menyelamatkan semua manusia dari dosa.
Yesus merendahkan diri dalam arti membiarkan dirinya dibatasi dengan hidup manusia yang nyata, mengalami jerih payah dalam hidup sehari-hari. Mengalami penderitaan yang nyata, hidup yang terancam, sampai kematian di kayu salib, dengan cara yang paling hina, paling rendah. Namun Yesus tetap taat menjalankan kehendak Allah di tengah penderitaan, kesusahan hidup. Berbeda dengan Adam, karena ingin sama dengan Allah, malah menjadi taat pada bisikan iblis, tidak taat pada kehendak Allah.
Pikiran dan perasaan Yesus yang menjadi pengarahan moral bagi kita adalah merendahkan diri, tidak mempertahankan diri, mengosongkan diri, mengambil wujud hamba, solider pada manusia, ketaatan dengan menerima hidup manusia yang lemah sampai mati, kemudian ditinggikan Allah. Merendah diri dan mengosongkan diri dalam kehidupan sehari-hari berarti meninggalkan keinginan menjadi paling utama, mencari harga diri. Merendahkan diri berarti mau melayani Tuhan dan sesama tanpa pementingan diri sendiri. Mengosongkan diri dari kedudukan yang tinggi menjadi sama dengan orang lain. Mengosongkan dari kemuliaan dan hidup sebagai manusia yang bersedia menderita dihina karena melakukan kehendak Tuhan. Mengosongkan diri dari mengikuti kehendak sendiri tapi mengikuti kehendak Allah.
Kristus ditinggikan adalah jawaban atas ketaatanNya. Allah meninggikan Kristus, Anak Allah, karena Kristus merendahkan diriNya dan taat. Ketaatan Kristus adalah penyerahan diri dan hidup semata-mata kepada Allah Bapa. Karena itu Allah Bapa memberi karunia kepada Anak, nama di atas segala nama. Karunia adalah pemberian Allah bukan balas jasa, bukan karena menghitung pahala, menghitung usaha manusia untuk berbuat baik. Karunia semata-mata karena ketaatan dalam menyerahkan diri kepada Allah dan merendahkan diri. Kristus adalah teladan dalam ketaatan, merendahkan diri, karena itu Allah meninggikan.
Allah meninggikan Kristus bukan untuk diri sendiri, tapi untuk semua orang dan seluruh alam semesta. Yesus diberi nama di atas segala nama, artinya Yesus diberi kuasa di atas segala kuasa. Semua kuasa baik di langit dan di bumi, ditaklukan di bawah kaki Kristus. Takluk berarti mereka mengakui tidak ada kuasa pada diri mereka dan bergantung pada kuasa Kristus. Ketika Kristus kita akui sebagai Tuhan yang berkuasa, maka hanya Tuhan Yesus yang berkuasa memberi arah hidup, makna hidup bagi diri kita, bagi persekutuan kita dan masyarakat kita. Kita mempercayakan diri pada Yesus, kita menerima kemanusiaan dengan keterbatasan hidup kita, kita menerima keselamatan bukan karena usaha manusia tapi karena kemurahan Allah.
Marilah kita mengosongkan pikiran kita dari barang dunia. Kita diam dan sujud sembah karena Allah sungguh hadir dan patut dipermuliakan seperti ungkapan NKB. 6 ayat 1. Patut segenap yang ada diam dan sujud sembah, mengosongkan pikirannya dari barang dunia, kar’na Tuhan sungguh hadir, patut dipermulia. Amin
Doa:
Ya Tuhan kiranya kami makin dimampukan untuk menaruh pikiran dan perasaan Kristus Yesus dalam hidup pribadi, hidup persekutuan dan hidup masyarakat kami, dalam Yesus kami telah berdoa. Amin.