WAJIK
Views: 0
Bacaan: Mazmur 85:10-11 (TB 2)
“Sungguh, pertolongan-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan-Nya tinggal di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Saudaraku, wajik merupakan salah satu kue tradisional di daerah Jawa yang bertekstur lengket dengan rasa manis legit dan dipotong membentuk jajaran genjang. Kudapan tradisional ini terbuat dari campuran beras ketan, gula jawa, atau gula pasir ditambahkan dengan parutan atau santan kelapa. Teksturnya cukup unik karena terlihat seperti beras yang belum matang sempurna tapi akan lunak dan lembut ketika digigit. Wajik adalah salah satu kudapan yang sudah dikenal sejak era kerajaan Majapahit. Fakta tersebut tercatat dalam sebuah karya sastra berbahasa Jawa di era kerajaan Majapahit ini yaitu Kitab Nawaruci karya Empu Siwamurti.
Di balik rasanya yang manis, wajik menyimpan makna yang sangat mendalam. Kata wajik merupakan “kerata basa” (akronim) dari “wani tumindak becik” yang artinya berani bertindak yang baik dan benar. Oleh karena itu, wajik juga mengandung harapan agar setiap orang yang menyantap kue wajik bersedia untuk selalu “wani tumindak becik”.
Kue wajik ini mengingatkan kita akan harapan umat Israel ketika berada di dalam persoalan dan tekanan. Mereka memohon kepada Tuhan untuk hadirnya kasih dan pertolongan Tuhan. Pemazmur mengungkapkan, “Sungguh, pertolongan-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan-Nya tinggal di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman”. Kata ‘kesetiaan’ (Ibr. eh’-meth) dipahami sebagai: keberlanjutan, kebenaran, dapat dipercaya, kepastian dan kestabilan. Sedangkan kata ‘kasih’ (Ibr. kheh’-sed) dipahami sebagai: anugerah, kebaikan, keramahan dan belas kasihan. Umat menghayati bahwa pertolongan dan keselamatan Allah itu sebagai bertemunya kheh’-sed dengan eh’-meth, Pengalaman Israel menunjukkan bahwa anugerah dan kebaikan Allah itu mewujud dalam tindakan Allah yang bersedia melanjutkan relasi-Nya dengan Israel, betapapun kesalahan Israel di masa lalu. Bahkan Allah berkenan menyatakan keadilan dan damai sejahtera bagi Israel. Meski demikian, bertemunya kasih dan kesetiaan itu juga mesti diupayakan oleh umat, tidak bisa hanya dinantikan atau diharapkan saja. Hal ini dapat dilihat dari frasa ‘bercium-ciuman” yang terangkai dengan kata keadilan dan damai sejahtera. Pengertian cium itu sebenarnya memiliki arti “keintiman” atau “koneksi”. Dengan kata lain, keadilan dan damai sejahtera merupakan dua hal yang saling berkaitan dan berhubungan dengan sesama, karena di mana ada keadilan di sana pasti ada damai sejahtera. Dan menurut pemazmur, keadilan dan damai sejahtera sebagai dampak dari dipraktikkannya kasih dan kesetiaan.
Dengan demikian, kasih merupakan pasangan dari kesetiaan (yang bermakna kebenaran), sedangkan keadilan merupakan pasangan dari damai sejahtera. Kedua pasang nilai ini tidak boleh dipisahkan. Jika hanya menekankan kasih saja tanpa kesetiaan, maka bisa sangat permisif terhadap semua hal, termasuk kemanjaan, kejahatan, dan dosa. Namun sebaliknya, jika hanya menekankan kesetiaan saja, maka bisa dengan mudah terjatuh dalam penghakiman. Demikian juga keadilan harus dibatasi oleh damai sejahtera. Memperjuangkan keadilan tanpa mengingat damai sejahtera hanya mendorong terjadinya revolusi berdarah. Sebaliknya, menciptakan damai sejahtera dengan melupakan keadilan, hanya melahirkan penindasan. Pemazmur mengingatkan kita agar senantiasa memperjuangkan kasih, kesetiaan (dalam arti kebenaran), keadilan, dan damai sejahtera.
Saudaraku, kiranya sajian kue wajik hari ini kembali mengingatkan kita agar selalu “wani tumindak becik” (berani bertindak yang baik dan benar). Seperti harapan dan doa pemazmur kita mesti sedia untuk memperjuangkan kasih, kesetiaan, keadilan, dan damai sejahtera. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami rindu agar kami terus memperjuangkan kasih, kesetiaan, keadilan dan damai sejahtera. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat mewujudkannya. Amin.