Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
November 19, 2024

Tuhan Kekuatan Umat

Admin 02 Renungan Harian harian, renungan

Views: 0

Salam sejahtera, semoga kita makin mempercayai bahwa Tuhan adalah kekuatan umat, keluarga, pribadi. Pada saat kita sakit, lemah, dalam bahaya, terancam, berduka, menderita, kita percaya Tuhan adalah kekuatan kita (Mazmur 28:8, Tuhanlah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!)

Kita percaya hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan, menolong, melindungi umat. Tuhan adalah kekuatan dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi. Diurapi Tuhan berarti dipilih dan ditahbiskan oleh Tuhan untuk tujuan tertentu, diutus Tuhan. Pengurapan melambangkan kehadiran dan kekuatan dari Roh Kudus dalam kehidupan seseorang. Yesus Kristus diurapi oleh Allah dengan Roh Kudus untuk memberitakan Kabar Baik dan membebaskan manusia dari dosa.

Kalau orang percaya bahwa Tuhan adalah kekuatan dan perisai maka orang tersebut sangat membutuhkan, mengandalkan dan mengharapkan Tuhan, hidup mendekat dan mencari Tuhan. Ada orang yang dalam kesusahan, kesedihan atau kedukaan, menderita, makin menjauh dari Tuhan. Orang ini merasa tidak membutuhkan kekuatan, pertolongan dari Tuhan. Mengapa makin menjauh dari Tuhan? Karena salah berpikir. Ia berpikir penderitaan, kedukaan, kemiskinan, yang dialaminya disebabkan oleh Allah. Baginya, Tuhan tidak adil, tidak mengasihi dirinya, tidak memperhatikan dirinya, Orang ini kesal pada Tuhan karena tidak mengerti, tidak merenungkan firman Tuhan yang menjelaskan bahwa Tuhan tidak pernah membuat kesusahan umat yang diurapiNya, yang mendekat pada Tuhan dan mengandalkan Tuhan. Cara berpikir yang benar adalah Tuhan itu menyelamatkan, menolong, mengasihi, melindungi. Inilah sifat Tuhan yang sesuai dengan pengakuan iman yang diucapkan setiap minggu. Orang yang berpikir Tuhan tidak baik, berarti ia menyimpang dari pengakuan iman.

Seorang remaja A, ditinggal oleh ayah dan ibu yang lebih dulu dipanggil Tuhan. Remaja A ini marah terhadap Tuhan karena Tuhan tidak menyembuhkan ayah dan ibunya dari sakit, sehingga meninggal. Ia tidak percaya Tuhan mampu melindungi ayah dan ibunya dari penyakit. Remaja A ini akhirnya mencari kekuatan dari teman, minuman yang beralkohol, narkoba dan lain-lain. Remaja ini makin menjauh dan tidak membutuhkan Tuhan. Hidupnya bukannya makin kuat, malah makin lemah dan rusak. Remaja A ini berpikir kalau Allah kekuatan, melindungi, menyelamatkan, maka Allah melindungi ayah dan ibu dari penyakit. Kalau ada sakit, Allah harus segera menyembuhkan, baru ia percaya Allah kekuatan, melindungi menyelamatkan.

Kita jangan mengikuti cara berpikir sendiri yang salah, yang menyimpang dari firman Tuhan, yang melemah. Kita mengikuti cara berpikir dalam Mazmur 28 bahwa ketika hidup kita makin susah, berduka, sakit, tidak bisa berjalan, tidak bekerja, lemah, teraniaya, maka kita makin mencari, membutuhkan Tuhan adalah kekuatan, Gunung Batu kita. Orang yang makin menjauh dari Tuhan seperti kisah remaja A, hidupnya semakin di runtuhkan Tuhan, hidupnya tidak ditegakan Tuhan lagi (Mazmur 28: 5). Orang yang menjauh dari Tuhan, ketika ia sedang berduka, miskin, lemah, hidupnya makin memburuk, makin rusak. Pada akhir zaman, hidupnya runtuh seperti semua batu-batu besar di Bait Allah di runtuhkan. Kita tidak ingin dalam kesedihan, kelemahan, sakit, teraniaya, hidup kita makin rusak, karena itu kita membutuhkan, mengandalkan Tuhan kekuatan umat, gunung batu, perisai, benteng keselamatan, agar hidup kita tegak, tidak runtuh. Kita beria-ria, selalu bernyanyi bersyukur bahwa Tuhan baik, Tuhan kekuatan yang memampukan kita melakukan apa yang baik dan benar, menguatkan, menegakkan hidup kita.
Tuhan adalah kekuatan umat artinya hanya pada Tuhan kita berharap, bukan pada manusia, bukan pada benda. Orang berharap pada Tuhan Gunung Batu. Gunung batu , berarti tidak ada badai yang bisa mengoyahkan gunung batu. Orang yang berlindung pada gunung batu akan aman. Dalam kesulitan hidup, dalam sakit, dalam kedukaan Tuhan mengangkat kita ke gunung batu, tempat Allah yang mahakudus, tempat yang aman, tenteram damai, tenang bersama Allah. Gunung batu hanya satu, tidak ada yang lain, hanya Tuhan satu-satunya, tempat kita dijamin aman, damai tenang, selamat, terlindungi dari serangan musuh, dari ancaman bahaya, seperti pengalaman Daud yang merasa damai, aman dalam perlindungan Tuhan, walau ada ancaman dari Saul.

Allah Gunung Batu bukan dalam arti benda mati, bisu, tidak berbicara. Tuhan Gunung Batu itu mendengar seruan minta tolong dari umat yang diurapiNya. Tuhan memperhatikan dan menjawab seruan umatNya. Dalam kondisi kita, keluarga sakit, menderita jangan pernah berpikir Allah itu diam, bisu, Allah tidak bertindak. Apapun situasi kita, kita percaya bahwa Allah tetap Gunung Batu dan kekuatan, perisai hidup, benteng keselamatan. Tuhan pasti mendengar, menjawab seruan dari umat yang diurapiNya. Allah sudah memberi contoh ketika bangsa Israel menderita diperbudak Mesir, seruan umat di dengar Allah, namun cara Allah menolong melindungi dan waktu menolong melepaskan, sesuai kehendak dan rencana Allah. Waktu Tuhan tidak bisa ditentukan manusia. Umat diminta mengikuti cara Tuhan menolong, memulihkan, menyelamatkan. Allah itu Gunung Batu yang tidak bisu, karena itu sampaikan keluh kesah dalam seruan doa, dengan sikap yang sangat membutuhkan Tuhan, mengandalkan Tuhan.

Kalau kita berpikir Allah itu diam, bisu, maka sia-sialah iman kita. Hidup yang sia-sia seperti orang menuju kepada kematian bukan menuju pada kehidupan. Allah tidak bisu, mendengar seruan doa kita, maka Allah akan mengangkat kita ke arah tempat Allah yang mahakudus. Mengangkat itu seperti burung rajawali, ketika anaknya jatuh, hampir sampai ke tanah, maka burung rajawali segera mengangkat anaknya ke sarang tempat tinggal rajawali. Tuhan selalu melihat kita dari jauh, dan ketika kita dalam bahaya, terperosok, kita berseru pada Tuhan, maka Tuhan akan mengangkat dengan cara dan waktu Tuhan, bukan sesuai cara dan waktu manusia. Tuhan mengangkat saat kita bersedih, berduka, menderita, sakit lemah, itulah yang disebut dengan Tuhan kekuatan kita.
Marilah kita menyanyikan dan bersyukur bahwa Tuhan kekuatan kita, Tuhan nyanyian kita, Tuhan keselamatan kita, Tuhan dipihak kita. Kita tidak gentar menghadapi hidup seperti ungkapan dalam PKJ 307 ayat 1. Tuhanlah kekuatanku, Tuhanlah nyanyianku: Dialah kes’lamatanku. Jikalau Dia di pihakku, terhadap siapakah ‘ku gentar? amin

Berdoa: Ya Tuhan kiranya kami makin mempercayai bahwa Tuhan adalah kekuatan umat, keluarga, pribadi. Pada saat kami sakit, lemah, dalam bahaya, terancam, bingung, menderita, kami tetap percaya Tuhan kekuatan kami, benteng keselamatan bagi orang yang diurapi, dalam Yesus kami berdoa. amin

ARARAT Tetap Setia

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025