Bertobat Dan Menyuarakan Pertobatan
Views: 0
Bacaan Alkitab Lukas 11:29
Sahabat Kristus, para muda dan para anak…
Memandang sebelah mata pada orang lain adalah kebiasaan dari orang-orang yang angkuh. Demikianlah juga yang dilakukan orang Yahudi kala itu. Ketika mengetahui kebesaran dan kuasa Tuhan Yesus, bukannya merendahkan diri
Di hadapanNya dan bertobat, malah “menantang” dengan meminta tanda. Permintaan itu adalah wujud dari keangkuhan mereka, oleh karena itulah Tuhan menyebut mereka sebagai angkatN yang jahat, yang yang sehusnya segera bertobat dr keangkuhannya. Seperti Yunus, yang demikian angkuhnya, sehingga merendahkan Niniwe. Barulah setelah ternyata mereka yang bahkan “jauuh” dari Tuhan Allah, ternyata bertobat dan malah membuat bertobat seruluh bangsa itu (Niniwe), Yunus pun bertobat.
Apa yang Tuhan sampaikan dalam bacaan Alkitab ini adalah: jangan menunda pertobatan. Jika kita menyadari diri dan sekitar membutuhkan perobatan, maka lakukan segerea. Bukannya ikutan atau membiarkan dosa merajalela, melainkan “eling”, pada dosa yg ada. Bukannya ikutan melanggar/berdosa, melainkan meluruskan yang seharusnya. Paling tidak sikap kita, tetap pada keberpihakan pada apa yang benar, bUkannya mebiarkan dosa yang
Merajalela – melainkan dengan kerendahan hati, ikut meluruskan apa yg salah. Bukannya malah menghindar; “biarlah dia yang lemah itu yang kena akibatnya, saya sih orang baik”, adalah ungkapan kesombongan, karena tak mau ikut ambil bagian dalam menyuarakan apa yang sebenarnya dan yang menyuarakan pertobatan dan memandan diri hebat. Jadi ikut ambil bagian dalam menyuarakan pertobatan adalah salah satu bentuk kerendahan hati kita yang tunduk pada apa yang Tuhn Allah kehendaki dalam hidup kita. Dalam hal ini kita menyadari bahwa bukan kita yang berkuasa atas segala perubahankah situasi atau pd setiap manusia, melainkan perubahan dalam diri setiap orang, terjadi hanya karena anugerahNya. Jadi menyuarakan kebenaran dan pertobatan biarlah menjadi bentuk sikap kerendahan hati kita, yang memilih tak dikuasai oleh apa yang kelihatan saja, melainkan juga bukti dari pengabdian kita kepada Tuhan Allah, yang mampu merangkul, mengangkat dan menyelamatkan setiap hati, bahkan mereka yang tak dekat dengan kita, yang “dekat dan jauh” dari kita.
Nah sahabat Kristus, hiduplah dalam pertobatan dan suarakanlah pertobatan terus. Terpujilah Tuhan Allah dalam Yesus Kriatus, yanb mengasihi kita dan mereka yang hidup dalam pertobatan. Maranatha (LiN-RH, 04-12-2024)