”AIR MATA KUCING”
Views: 0
Bacaan: Kolose 3: 17 (TB 2)
“Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah Bapa”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Saudaraku, ‘air mata kucing’ merupakan nama satu jenis minuman khas dari Malaysia. Di Malaysia atau Singapura, jenis minuman ini banyak dijajakan di kaki lima. Meski namanya adalah ‘air mata kucing’, namun minuman ini tidak ada kaitannya dengan binatang kucing. Air Mata Kucing bercita rasa manis, asam dan segar. Bagi yang belum bisa membayangkan rasanya, maka air mata kucing ini seperti cincau hitam dalam bentuk cair. Namanya yang unik sejatinya diambil dari salah satu bahan pembuatnya, yakni buah kelengkeng. Di Malaysia, buah kelengkeng yang berdaging putih dan memiliki biji berwarna hitam ini kerap disebut sebagai mata kucing. Nah, ketika sudah menjadi minuman, maka olahan ini disebut sebagai air mata kucing. Air Mata Kucing sendiri merupakan air dari rebusan buah lo han kuo (yakni buah dari tanaman merambat yang berasal dari daratan Cina), buah kelengkeng, buah kundur (mirip seperti timun suri, di Jawa tengah disebut bligo), dan gula. Setelah matang, air rebusan tersebut disaring dan didinginkan. Untuk penyajiannya, air rebusan ini ditambah dengan jeruk nipis dan buah kelengkeng tanpa biji. Air mata kucing ini memiliki khasiat bagi kesehatan, yaitu: dapat mengobati panas dalam, dapat meredakan batuk, mengeluarkan dahak, dan meningkatkan vitalitas tubuh.
Saudaraku, air mata kucing mengingatkan tentang kesederhanaan namun menjadi berkat besar. Betapa tidak? Cara membuatnya tidak membutuhkan keahlian khusus, saat penyajian pun tidak perlu penampilan khusus, dan ketika dipasarkan pun tidak membutuhkan lapak yang khusus. Pendek kata: sangat sederhana! Akan tetapi, dibalik kesederhanaannya itu, terkandung berkat yang besar, yaitu: khasiat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Dengan kata lain, khasiat air mata kucing itu tidak bergantung pada kemasan atau tempat penjualannya, melainkan karena memang pada dirinya sudah terkandung khasiat itu. Nah, hal ini mengingatkan tentang cara hidup anak-anak Tuhan, yaitu: dipanggil untuk menjadi berkat melalui perkataan dan perbuatan di mana dan kapan saja. Rasul Paulus mengingatkan Jemaat Kolose, demikian: “Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah Bapa”. Nasihat ini sangat terkait dengan tantangan iman yang dihadapai oleh Jemaat Kolose. Salah satu tantangan itu adalah paham gnostik. Paham ini mengajarkan bahwa dunia materi ini jahat dan kotor. Karena dunia materi ini jahat, maka tubuh manusia juga kotor dan jahat. Tubuh yang kotor dan jahat ini harus dikekang supaya tidak liar, dengan cara melakukan beragam ritual yang ‘menyakiti’ tubuh. Contoh: agar tidak rakus makan, maka seseorang harus “menyakiti tubuh” dengan melakukan puasa ekstrim, dll. Bagi rasul Paulus, tubuh manusia tidak dengan sendirinya jahat. Bukankah Allah hadir ke dunia dalam wujud manusia Yesus, untuk mewujudkan karya penebusan-Nya? (Lih. Kolose 1: 19,22). Oleh karena itu, Rasul Paulus mengajak Jemaat Kolose untuk membuat agar perkataan dan pebuatan itu sebagai ungkapan syukur karena telah dikasihi, dikuduskan dan dipilih menjadi anak-anak Allah melalui Kristus; bukan karena mendasarkan pada pemahaman bahwa ‘tubuh ini jahat’! Dengan kata lain, kualitas diri kita sebagai Anak-anak Tuhan teruji melalui perkataan dan perbuatan; bukan karena lahir dari garis keturunan siapa, lahir di mana, dan dari strata sosial atau pendidikan seperti apa.
Saudaraku, satu hal saya sangat meyakini bahwa perkataan dan perbuatan yang sederhana namun jika disertai dengan cinta yang besar, maka akan menjadi berkat. Oleh karena itu, mari kita tunjukkan kualitas iman melalui perkataan dan perbuatan sebagai ungkapan syukur. Seperti khasiat air mata kucing itu muncul karena memang pada dirinya terkandung khasiat itu. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami rindu untuk menjadi berkat melalui perkataan dan pernbuatan kami. Kiranya kami dapat mempersembahkan kehidupan kami dengan cinta yang besar kepada-Mu. Terimakasih Tuhan Yesus, amin.