SEPERTI MARIA MENGURAPI YESUS
Views: 0
Umat Tuhan yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Syalom Alekhem! Saya mengajak hari ini kita merenungkan Firman Tuhan yang berjudul: “Seperti Maria Mengurapi Yesus” dengan dasar dari Injil Yohanes 12:1-3 “ Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani , sedangkan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal sekali , lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Bau semerbak minyak itu memenuhi seluruh rumah itu” Demikianlah firman Tuhan. Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan dan yang melakukannya.
Injil Yohanes mengisahkan seorang wanita yang mengurapi Yesus, yaitu Maria, saudara Marta dan Lazarus yang dibangkitkan Tuhan Yesus. Maria adalah sosok yang sangat menginspirasi kita untuk setia melayani Tuhan. Dengan penuh kasih, Maria mengambil minyak narwastu murni yang sangat mahal harganya dan mengurapi kaki Yesus, lalu menyekanya dengan rambutnya. Bagi Yudas Iskariot tindakan Maria dianggap bodoh dan hanya suatu pemborosan yang tidak berguna. Tetapi bagi Maria, ini adalah tindakan yang sangat pribadi dan penuh penghormatan bagi Tuhan Yesus, yang dia pikirkan adalah bagaimana dia bisa melayani Tuhan Yesus dengan cara yang terbaik.
Maria menunjukkan bahwa melayani Tuhan bukanlah tentang apa yang kita terima, melainkan tentang bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik kepada-Nya. Amin, Saudara?
Meskipun Yudas mengkritik tindakan Maria, dengan alasan yang seolah-olah mulia, yakni memberi kepada orang miskin, tetapi Tuhan Yesus mengatakan bahwa tindakan Maria tersebut adalah sebuah pengurapan untuk persiapan menghadapi kematian-Nya di kayu salib. Kita tahu, bahwa kematian Kristus adalah pengorbanan terbesar yang pernah ada di dunia. Tuhan Yesus memberikan hidup-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Kasih dan pengorbanan-Nya di kayu salib adalah dasar dari segala sesuatu yang kita lakukan. Sebelum kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan, kita perlu menyadari terlebih dahulu betapa besar kasih-Nya yang telah menyelamatkan kita.
Seperti kesaksian pujian yang dinyanyikan oleh Aktivis Jemaat GKI Kwitang, sebuah pujian yang berjudul: “Kutetap setia melayaniMu” Sebuah pujian yang menjadi berkat bagi banyak orang. Kesaksian pujian ini menyatakan: “Seperti wanita mengurapi-Mu. Menangis di bawah kaki-Mu. Demikian hidupku mau mengasihi-Mu. Yesus, Engkau baik bagiku. Sampai akhir ku menutup mata,
ku tetap setia menanti janji-Mu. Sampai kudapatkan mahkota kehidupanku. Ku tetap setia ku melayani-Mu” Seperti syair dalam lagu itu, kita semua diajak untuk tetap setia melayani Tuhan sampai akhir menutup mata.
Saudaraku, mari kita merenungkan tindakan wanita yang mengurapi Yesus ini, dan bertanya pada diri kita: Apakah kita sudah mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan Yesus, yang telah menyelamatkan kita melalui kasih dan pengorbanan-Nya di kayu salib? Seperti wanita tersebut, kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki, tanpa menunggu sesuatu yang lebih atau menunggu kondisi yang lebih baik. Kasih-Nya yang besar memanggil kita untuk memberi dengan hati yang penuh syukur. Mari kita hidup sebagai penyembah yang sejati, yang selalu memberikan yang terbaik bagi Tuhan yang telah lebih dulu memberi yang terbaik bagi kita.
Wanita itu tidak hanya memberikan sesuatu yang mahal, tetapi dia juga mengorbankan dirinya untuk Tuhan. Memang, memberikan yang terbaik sering kali membutuhkan pengorbanan. Itu bisa berarti memilih untuk memberi waktu kepada Tuhan daripada menghabiskannya untuk hal-hal duniawi, atau mengorbankan kenyamanan demi melayani sesama. Seperti Maria, kita dipanggil untuk memberikan pengorbanan yang tulus kepada Tuhan, bukan hanya apa yang tersisa, tetapi apa yang terbaik yang kita miliki.
Sebagaimana Maria tidak memperhitungkan harga minyak yang mahal, kita pun harus rela memberikan hidup kita secara total untuk Tuhan. Apakah kita siap untuk memberikan yang terbaik dari hidup kita, baik dalam waktu, kemampuan, maupun harta untuk memuliakan nama-Nya? Bersediakah Saudara memperbaharui komitmen Saudara untuk setia melayani Tuhan dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan? Bersediakah Saudara? Lakukanlah saja! Itu sudah cukup. Amin.
Mari kita berdoa:
Ya Tuhan Bapa kami yang di surga, yang kami kenal dalam Tuhan Yesus. Terima kasih karena Engkau telah memberikan segalanya untuk kami. Kami ingin belajar dari wanita yang mengurapi kaki-Mu dengan minyak narwastu yang mahal. Ajari kami untuk mempersembahkan yang terbaik dalam hidup kami kepada-Mu. Kiranya hidup kami menjadi persembahan yang indah bagi-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.