Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
April 12, 2025

”JENANG CANDIL”

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/NSIrvfaMbKU?si=b8ObPvNrUe5VG_c9

Bacaan: 2 Tawarikh 17:7-9 (TB 2)
“Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus para pembesarnya, Benhail, Obaja, Zakharia, Netane’el dan Mikha, untuk mengajar di kota-kota Yehuda. Bersama-sama mereka turut juga orang-orang Lewi, Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia; bersama semua orang Lewi ini ada Imam Elisama dan Yoram. Mereka mengajar di Yehuda dan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat”.

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!

Saudaraku, Jenang candil atau bubur candil adalah makanan berupa bubur yang terbuat dari tepung ketan, gula merah dan santan. Jenang ini memakai bola-bola berukuran kecil dari tepung ketan sebagai isiannya. Bola-bola kecil ini terlebih dahulu direbus dengan kuah gula merah sehingga rasanya menjadi manis legit. Kata candil berarti bulatan-bulatan kenyal yang berasal dari adonan tepung ketan tadi. Ketika dihidangkan, jenang ini disiram dengan kuah santan. Sepintas, jenang candil mirip dengan bubur biji salak. Bedanya, pada jenang candil bola-bola kecilnya dibuat dari tepung ketan sedangkan bubur biji salah dibuat dari ubi kuning. Di beberapa tempat di Jawa, jenang candil juga disebut dengan jenang grendul. Jenang candil merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas harmonisasi kehidupan dan berjalannya roda kehidupan yang terus berputar. Ketika jenang candil ini dibuat dan disajikan, maka orang lain akan ikut menikmatinya. Hal itu berarti bahwa ungkapan syukur kepada Tuhan ini diwujudkan dalam bentuk ajakan kepada orang lain agar dapat ikut merasakan sukacita tersebut. Dengan kata lain, rasa syukur itu diungkapkan dalam wujud tindakan menjadi berkat kepada orang lain.

Saudaraku, mungkin kita sering mendengar istilah “blessed to be a blessing” – diberkati untuk menjadi berkat. Rasanya, jenang candil ini cukup menggambarkan keadaan ini. Karena rasa syukur atas berkat Tuhan, sehingga mengajak orang lain untuk turut merasakan sukacita dengan ikut menikmati enaknya jenang candil ini. Tindakan “blessed to be a blessing” ini pernah ditunjukkan oleh salah seorang Raja Yehuda yang bernama Yosafat. Alkitab menyaksikan bahwa Raja Yosafat ini memiliki pribadi yang baik. Ia raja yang taat pada Tuhan (2 Taw. 17:3-4) dan berupaya menghadirkan pemerintahan yang melindungi dan menyejahterakan rakyatnya. Oleh karena itu, tidaklah heran apabila raja Yosafat mendapat dukungan dari rakyatnya, bahkan juga dihormati oleh bangsa-bangsa lain. Salah satu bentuk upayanya untuk menyejahterakan rakyatnya adalah dengan mendidik mereka baik di dalam ilmu maupun iman. Tindakan raja Yosafat ini berbeda dengan kebanyakan pejabat di dunia ini yang terkesan justru membodohi rakyat. Alkitab menyaksikan, demikian: “Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus para pembesarnya, Benhail, Obaja, Zakharia, Netane’el dan Mikha, untuk mengajar di kota-kota Yehuda. Bersama-sama mereka turut juga orang-orang Lewi, Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia; bersama semua orang Lewi ini ada Imam Elisama dan Yoram. Mereka mengajar di Yehuda dan membawa kitab Taurat TUHAN . Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat”. Apa yang dilakukan oleh Raja Yosafat ini menjunjukkan betapa pentingnya pendidikan intelektual dan pendidikan iman / spiritualitas. Pengetahuan dan wawasan yang baik akan menolong rakyat agar dapat memecahkan masalah, memahami informasi, berpikir kritis, dan membuat keputusan yang rasional. Sedangkan spiritualitas yang baik akan menolong rakyat agar dapat menjaga keseimbangan mental dan emosional, serta menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana. Ungkapan syukur Raja Yosafat diwijudkan dengan tindakan mencerdakan rakyatnya baik dalam pengetahuan maupun iman kepada Tuhan.

Saudaraku, sebagai anak-anak Tuhan, tentunya kita mesti bersikap “blessed to be a blessing”. Tuhan sudah begitu baik kepada kita, maka sudah seharusnyalah kita menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya. Raja Yosafat telah mengupayakan yang terbaik bagi rakyat Yehuda sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Kiranya, hidangan jenang candil dapat mengingatkan kita semua agar dapat menjadi berkat bagi banyak orang karena begitu besar kebaikan Tuhan bagi kita. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, kami bersyukur untuk semua berkat dan pertolongan-Mu bagi kami. Kami rindu agar hidup ini dapat kami persembahkan bagi kemuliaan-Mu. Kiranya apa yang kami pikirkan, katakan dan lakukan ini dapat menjadi berkat bagi orang lain. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat mewujdukannya. Terimakasih Tuhan Yesus, Amin.

Kebaktian Minggu 13 April 2025 JALAN YANG DIBERKATI

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025