Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
May 24, 2025

”KAYU MANIS”

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/3Abjg3kwhqk?si=ufh0bplUxIku27e4

Bacaan: 2 Samuel 23:15-16 (TB 2)
Daud ingin sekali minum, katanya, “Kalau saja ada orang yang memberi aku minum air dari sumur dekat pintu gerbang Betlehem!” Lalu Tri Kesatria itu menerobos perkemahan orang Filistin. Mereka menimba air dari sumur dekat pintu gerbang Betlehem, mengangkat dan membawanya kepada Daud. Tetapi, Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai kurban curahan kepada Tuhan.

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!

Saudaraku, kayu manis merupakan salah satu jenis pohon penghasil rempah- rempah. Bagian yang paling sering digunakan dari pohon kayu manis adalah bagian kulit batangnya karena bagian ini memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lainnya. Penampakan dari kulit batang kayu manis umumnya berwarna cokelat hingga cokelat kekuning-kuningan. Selain menambah cita rasa pada masakan, kayu manis juga terkenal memiliki khasiat, yaitu: mengobati infeksi saluran pernapasan, meningkatkan sirkulasi darah, mencegah penyakit jantung, meningkatkan fungsi otak, hingga mengontrol gula darah. Diprediksi, permintaan kayu manis pada masa depan akan meningkat sejalan dengan makin banyaknya anggota masyarakat yang tahu kandungan gizi dalam rempah tersebut. Kayu manis menyimpan pelajaran penting tentang pengurbanan. Betapa tidak? Pohon kayu manis yang siap panen adalah pohon yang sudah berusia antara 6 – 12 tahun atau diameter cabangnya minimal 5 cm, warna daunnya hijau tua, dan sudah tidak muncul lagi bunganya. Ciri ini menandakan bahwa tanaman kayu manis sudah cukup banyak mengandung aliran getah di antara kayu dan kulit sehingga kulit mudah terkelupas. Pohon yang siap dipanen ini kemudian ditebang. Proses selanjutnya adalah mengupas kulit kayu dan mengeringkannya. Dengan kata lain, Supaya bisa memberi nafkah bagi para petani serta memberi manfaat bagi banyak orang lain, pohon kayu manis ini bersedia ditebang.

Saudaraku, kisah tentang kayu manis ini mengingatkan kita pada kisah pengurbanan pengawal Daud yang begitu setia. Para pengawal terdekat Daud dikenal sebagai Tri Kesatria. Mereka adalah Isba’al orang Hakhmoni, Eleazar bin Dodo orang Ahohi, dan Sama bin Age orang Harari (2 Sam. 23:8-17). Kala itu Daud berada di dekat Gua Adulam, tempat di mana ia mengumpulkan kekuatan pendukung dari orang-orang yang memiliki situasi serupa dengan dirinya. Saat itu Daud ingin sekali minum air yang ditimba dari sumur yang terletak di dekat pintu gerbang Betlehem. Daud mengatakan, “Kalau saja ada orang yang memberi aku minum air dari sumur dekat pintu gerbang Betlehem!” Mendengar keinginan Daud ini, maka Tri Kesatria itu segera berangkat ke Betlehem dengan menerobos perkemahan orang-orang Filistin untuk mendapatkan air yang dimaksud oleh Daud. Dengan kata lain, mereka rela mengorbankan diri dengan bertaruh nyawa menerobos masuk ke kawasan musuh di Betlehem hanya untuk mengambil air seperti yang diinginkan Daud. Alkitab menyaksikan, ”Lalu Tri Kesatria itu menerobos perkemahan orang Filistin. Mereka menimba air dari sumur dekat pintu gerbang Betlehem, mengangkat dan membawanya kepada Daud”. Sepintas tindakan Tri Kesatria ini tampak berlebihan. Lha kok, mau-maunya mereka bertaruh nyawa hanya demi mendapatkan air? Kok, mau-maunya mereka melakukan tindakan itu meskipun tidak ada imbalan baik yang berupa kenaikan jabatan, atau upah yang menggiurkan? Mereka bahkan tidak memikirkan nasibnya sendiri seandainya mereka terbunah dalam upaya mendapatkan air itu. Ternyata, Tri Kesatria melakukan itu semua sebagai wujud rasa tanggung jawab dan kasih mereka kepada Daud – Sang pemimpin. Bagaimana respon Daud atas pengurbanan Tri Kesatria itu? Alkitab menyebutkan, ”Tetapi, Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai kurban curahan kepada Tuhan”. Bagi Daud, pengurbanan Tri Kesatria ini menjadi sebuah bukti cinta yang begitu tulus dan besar bagi dirinya. Oleh karena itu Daud tidak meminum air itu, melainkan mempersembahkan kepada Tuhan sebagai kurban curahan.

Saudaraku, sebuah pertanyaan patut kita ajukan, yaitu: seberapa besar kita memiliki kerelaan hati untuk berkurban demi menyatakan tanggung jawab dan kasih kepada Tuhan, Gereja, keluarga, dan sesama kita? Kiranya sajian kayu manis hari ini mengingatkan kita tentang pengurbanan cinta yang tulus dari Tri Kesatria yang tentunya menginspirasi kita untuk juga sedia memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, kami menghayati cinta dan pengurbanan-Mu bagi keselamatan kami. Oleh karena itu kamki rindu untuk dapat memberikan hidup kami sebagai persembahan yang kudus bagi kemuliaan-Mu. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk melakukannya. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.

AWAS MELEDAK! Kebaktian Minggu 25 May 2025

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025