Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
June 7, 2025

OSENG KULIT MELINJO

Admin 02 Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 1

Bacaan: Matius 7:3-4 (TB 2)
“Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan serpihan kayu itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu?”

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!

Saudaraku, sebagian besar orang akan segera berpikir tentang ‘asam urat’ manakala mendengar kata ‘melinjo’. Memang betul bahwa kabar mengenai emping melinjo menyebabkan asam urat bukanlah isapan jempol. Melinjo ini mengandung purin yang relatif tinggi, yaitu berkisar 50 hingga 150 miligram per 100 gram sajian. Dengan demikian, efek makan emping melinjo —apalagi dalam porsi berlebih— terbukti dapat meningkatkan kandungan asam urat dalam darah. Namun, saat ini kita sedang akan berbicara tentang ‘kulit melinjo’, bukan melinjonya. Mungkin ada yang bertanya: memang apa bedanya? Oke! Menurut laman www.alodokter.com, kulit melinjo bukan saja memiliki rasa yang enak, tetapi juga mengandung segudang nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, serat, kalsium, fosfor, zat besi, beta karoten, dan vitamin C. Konsumsi kulit melinjo dapat: membuat tubuh lebih bernergi, mencegah / mengatasi sembelit, mencegah anemia, mencegah asam urat, meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat tulang, mengontrol kadar gula darah, mencegah penyakit jantung, menjaga kesehatan mata, dan membuat kulit lebih sehat. Nah, dengan memperhatikan manfaat dari kulit melinjo ini, maka oseng kulit melinjo menjadi relevan, bukan? Oh, ya! Sebelum diolah menjadi oseng, jangan lupa untuk merebus terlebih dahulu kulit melinjo ini kurang lebih 10 menit untuk membuatnya lembut di lidah. Menurut saya, oseng kulit melinjo ini merupakan menu masakan yang murah meriah, enak dan menyehatkan.

Saudaraku, berbicara tentang kulit melinjo ini mengingatkan kita tentang kecenderungan orang untuk cepat menilai seseorang. Disadari atau tidak, kita seringkali bertindak seperti orang yang paling tahu atas masalah orang lain atau cepat sekali memberi penilaian negatif terhadap orang lain. Padahal apa yang kita lihat atau nilai tersebut, belum tentu benar. Salah dalam memandang dan cepat menilai seseorang akan sangat mengganggu relasi. Oleh karena itu, kita mesti tahu dan mengenal orang lain dengan labih baik sebelum memberikan penilaian. Kalaupun akhirnya kita bisa tahu tentang siapa dan bagaimana orang tersebut, maka tentunya itu hanya untuk konsumsi kita pribadi bukan untuk disebarkan kepada orang-orang lain. Mengapa? Sebab pemahanan dan penilaian orang lain belum tentu sama dengan yang kita miliki, bukan? Setidaknya, kita mesti menjaga diri dan waspada agar tidak jatuh pada fitnah, pencemaran nama baik, dan mematikan karakter orang lain. Tuhan Yesus memberikan nasihat yang begitu indah, yaitu: “Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan serpihan kayu itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu?” Tuhan Yesus menasihati bahwa kita ini lebih mudah untuk melihat serpihan kayu di mata sesama kita, daripada balok di dalam mata kita. Nasihat ini mengingatkan kita bahwa jika kita sendiri saja sulit untuk menilai diri sendiri dengan benar, maka kita harus lebih berhati-hati dalam menilai orang lain, bukan? Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menilai secara sempurna. Hanya Tuhan yang dapat melakukannya. Kita mesti yakin, bahwa pada waktu-Nya, Tuhan akan menerangi apa yang tersembunyi dalam kegelapan, Ia akan menyingkapkan kedalaman hati seseorang.

Saudaraku, agar bisa lebih berhati-hati dan tidak cepat menilai orang lain, maka kita harus mulai belajar untuk dapat melihat dan merasakan dari perspektif orang tersebut. Saya percaya bahwa dengan cara berpikir yang berbeda ini akan menolong kita untuk mengenal orang lain dengan labih baik. Sedikit pengertian dan kesabaran bisa membawa kita menjadi murid Tuhan dan sekaligus makhluk sosial yang lebih baik. Kiranya sajian oseng kulit melinjo kali ini mengingatkan kita untuk tidak cepat-cepat melihat ‘serpihan kayu’ di mata saudara kita. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, betapa mudah bagi kami untuk memberikan penilaian terhadap orang lain tanpa mengenalnya dengan baik. Tuntunkah kami agar memiliki hati yang bijak untuk melihat, merasakan dan menimbang dengan baik, sehingga tidak mudah jatuh dalam sikap menghakimi. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat mewujudkannya. Terimakasih Tuhan Yesus, Amin.

Teruslah Melayani Kebaktian Minggu 08 Juni 2025

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025