MENANTIKAN UPAH
Views: 0
Nas: Wahyu 22:12,
Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatan-Nya.
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, berbagai sikap dan pendapat orang-orang yang mendampingi keluarganya yang sedang dirawat dalam keadaan tak sadarkan diri yang sudah cukup lama. Sebagai orang Kristen, menghadapi keadaan seperti ini, ada yang berpenapat, orang tua yang dirawat itu, mungkin dulu mememiliki “ilmu pertahanan,” sehingga ilmu itu harus dikeluarkan dulu, sehingga dia nanti meninggal dalam keadaan tenang. Tidak jarang juga atas bantuan “hamba Tuhan,” melakukan “doa pelepasan,” tetapi setelah berhari-hari, orang sakit itu tidak juga meninggal. Sikap dan pendapat seperti ini, tidak ada landasannya dalam firman Tuhan. Para usia lanjut ketika sedang melayat teman mereka, ada saatnya terlontar dari ucapan mereka, berkata: “sesudah dia ini, kemudian giliran siapa nanti,” maksudnya mereka sedang dalam barisan penantian kematian.
Dari ayat renungan hari ini, membuka wawasan iman kita, bahwa seseorang walau sudah sakit sekarat berminggu-minggu, apa lagi kita yang masih sehat, bahwa kita ini bukan menantikan kematian, tetapi sebaliknya menantikan kehidupan yang abadi bersama Yesus Kristus. Yohanes, yang menyampaikan wahyu ini kepada kita untuk membangun pikiran dan kehidupan yang positif, bahwa ada tujuan yang pasti bersama Yesus. Sikap positif atas kehidupan ini agar kita hidup dan berbuat untuk Tuhan, karena hidup kita, tubuh, kepintaran, mungkin jabatan atau karier yang kita bangun, semua itu menjadi dasar untuk menerima “upah” dari Tuhan, yang pada saatnya akan kita terima. Tuhan Yesus Kristus telah berjanji, setelah Dia kembali ke surga dari mana Dia datang, Dia akan datang kembali. Dalam pengajaran Tuhan Yesus kedatangan-Nya kembali itu, untuk memisahkan gandum dan lalang, memisahkan domba dan kambing. Dalam nas renungan ini disebutkan kedatangan-Nya kembali membawa upah yang telah disiapkan-Nya, untuk membalas setiap perbuatan kita. Apakah nanti kita mendengar panggilan-Nya: “Masuklah ke dalam sukacita tuanmu” atau “campakanlah dia ke dalam kegelapan di luar,” hanya dua kondisi ini. Tuhan Yesus menempatkan kita sebagai pekerja agar mengumpulkan harta surgawi. Apakah seseorang itu sehat, bekerja aktif, atau seseorang lemah dan mungkin sakit sekarat, kita sama-sama menanti “upah” yang telah disediakan Kristus, yang akan kita terima bila tiba saatnya bagi kita.
Aplikasi:
- Apakah Anda mengunpulkan “harta surgawi,” kalau ya, dengan cara apa?
- Bagaimana persiapan Anda menanti kedatangan Kristus kembali?
- Dalam hidup ini, sudahkah Anda menerima upah surgawi atas perbuatan Anda?
Mari berdoa:
Bapa yang di surga, hidup kami dalam seluruh kegiatan, pekerjaan sehari-hari, membangun karier, atau mungkin dalam tubuh yang lemah, sesungguhnya kami menantikan Yesus Kristus datang kembali. Semoga hidup kami berkenan menerima upah surgawi, itulah pengharapan kami dalam Kristus Tuhan. Amin. [AS160625]