SALMON SUSHI
Views: 0
Bacaan: Yohanes 15:18-19 (TB 2)
“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi, karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Saudaraku, setelah beberapa waktu kita berwisata kuliner dalam negeri, sekarang kita berajak pada kuliner negara lain. Baik! Bila Anda ditanya: dari manakah asal kuliner ‘salmon sushi’? Sepertinya, Anda akan menjawab ‘negara Jepang’, bukan? Ya, kebiasaan makan ikan salmon mentah memang identik dengan masyarakat Jepang. Namun, tahukah Anda bahwa salmon sushi yang dikenal sebagai makanan eksklusif dan khas dari Jepang ini, ternyata bukan merupakan makanan asli yang diciptakan di Jepang. Ternyata budaya makan salmon mentah bukan asli Jepang, ada campur tangan Norwegia yang berhasil menginvasi orang Jepang untuk mengubah sedikit budaya kulinernya. Menurut laman www.harianhaluan.com, pada awal 1990-an, Norwegia mengalami surplus salmon. Pada saat yang sama, konsumsi ikan mentah di Jepang belum populer karena kekhawatiran akan parasit dan bakteri. Norwegia, dengan teknologi budidaya ikan yang canggih, berhasil memproduksi salmon yang aman untuk dikonsumsi. Sementara itu, Jepang menghadapi kelangkaan ikan akibat peraturan penangkapan ikan liar yang belum ketat. Tekstur daging salmon Norwegia yang berbeda berhasil memikat banyak lidah orang Jepang. Dibandingkan dengan salmon asli Jepang, salmon Norwegia memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi, membuatnya lebih lembut dan juicy. Rasa umami (gurih / lezat) khas dari ikan salmon laut Atlantik juga lebih terasa dibandingkan salmon dari perairan Pasifik. Lambat laun, terbukti bahwa salmon dari lautan Atlantik di Norwegia tidak memiliki parasit yang berbahaya seperti salmon di Lautan Pasifik, Jepang. Menu salmon kemudian populer baik disajikan sebagai nigiri (nasi kepal dengan toping ikan salmon mentah) maupun salmon sashimi (salmon yang diiris tipis).
Saudaraku, salmon sushi ini mengingatkan kita tentang keberadaan kita sebagai orang-orang Kristen. Memang benar bahwa kita ini berada di dalam dunia, akan tetapi sesungguhnya kita bukan dari dunia. Nasihat Tuhan Yesus ini hendak mengajarkan bahwa hidup sebagai pengikut Kristus dapat mengalami tekanan dan penganiayaan dari dunia. Kasih Allah yang telah dinyatakan kepada dunia ini, belum tentu diresponi dengan baik, ada kalanya kasih Allah terhadap dunia ditolaknya. Kenyataan inilah yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penginjil Yohanes, bahwa Yesus telah terlebih dahulu ditolak oleh dunia, maka janganlah heran kalau dunia nantinya juga akan menolak orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Meski demikian, kita tidak perlu takut dan mesti tetap setia kepada Tuhan. Yohanes menyampaikan Sabda Tuhan Yesus, demikian:“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi, karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu”. Melalui perkataan ini, kita diingatkan bahwa sebagai anak-anak Tuhan kita dipanggil untuk tetap memancarkan kebenaran dan kebaikan yang sangat kontras dengan nilai-nilai dunia. Dengan kata lain, kehidupan kita harus menjadi cermin dari kebenaran dan kasih Allah, bahkan di tengah kebencian dunia sekalipun.
Saudaraku, kita mesti setia melakukan perbuatan baik, agar dunia dapat menjadi lebih baik. Jangan pernah menjadi sama dengan dunia, sebab kita tidak berasal dari dunia. Karena kita adalah anak-anak Tuhan, maka seudah seharusnya kita menghadirkan damai sejahtera. Kiranya sajian salmon sushi kali ini mengingatkan kita semua agar terus menjadi terang dan garam dunia, ditengah-tengah dunia yang merindukan damai sejahtera. Selamat berjuang, saudaraku! Tuhan Yesus memberkati!
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, pakailah kami untuk menjadi alat damai sejahtera-Mu agar dunia semakin mengenal Engkau. Walau dunia membenci, mampukan untuk tetap mengasihi, sama seperti Engkau telah mengasihi kami. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk melakukannya. Terimakasih Tuhan Yesus, Amin.