Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
July 1, 2025

ENGKAULAH KEBAHAGIAANKU

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/nO523bf21jQ?si=qR-wGXGQ15o2FXEP

Bacaan: Mazmur 16: 1–11

Salam kasih dalam Kristus,
Banyak orang di dunia ini bertanya: apakah manusia bisa bahagia tanpa agama? Dari sudut pandang psikologis dan filsafat, mungkin jawabannya adalah bisa. Selama seseorang merasa dicintai, dihargai, dan memiliki tujuan hidup, mereka dapat merasa bahagia secara emosional dan sosial. Namun Alkitab menunjukkan kepada kita sesuatu yang lebih dalam—bahwa kebahagiaan sejati bukan sekadar kenyamanan hidup, tetapi berasal dari relasi yang hidup dan utuh dengan Allah.

Pemazmur Daud mengungkapkan kebenaran ini dengan sangat jujur dan dalam: “Engkaulah Tuhanku, Engkaulah kebahagiaanku, tidak ada yang melebihi Engkau.”(Mazmur16:2). Kalimat ini bukan sekadar syair puisi, melainkan suara jiwa yang telah berjalan bersama Tuhan di tengah pergumulan hidup. Daud tidak sedang menulis Mazmur ini dari istana yang damai dan tenang, melainkan dari sebuah tempat refleksi yang penuh ketegangan dan pencobaan. Namun justru di situ, ia menemukan bahwa Tuhan adalah bagian pusaka dan pialanya, satu-satunya sumber sukacita yang sejati.

Mazmur 16 adalah nyanyian iman yang penuh kepercayaan dan syukur. Di tengah dunia yang menawarkan banyak bentuk perlindungan—kekuasaan, kekayaan, pengaruh, bahkan teknologi—Daud tidak tergoda untuk bersandar pada semua itu. Ia memilih untuk berkata, “Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.”(Mazmur 16:1). Ini adalah seruan iman dari hati yang tahu bahwa hanya Tuhanlah tempat perlindungan yang tidak tergoyahkan.

Tuhan tidak hanya menjadi tempat perlindungan, tetapi juga sumber dari segala yang baik. Daud tidak mengejar kebaikan dalam hal-hal lahiriah atau dalam allah-allah lain, karena ia tahu bahwa semua yang tidak berasal dari Tuhan hanya akan membawa kesedihan. Ketika orang lain mempersembahkan korban kepada ilah-ilah lain, ia tidak tergoda untuk ikut. Ia tahu bahwa kesetiaan kepada Tuhan adalah jalan yang benar, sekalipun bukan jalan yang paling mudah. Keputusan untuk percaya sepenuhnya kepada Tuhan adalah keputusan yang membebaskan.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun sering tergoda untuk mencari kebahagiaan di luar Tuhan. Kita mengejar status sosial, kekayaan, kenyamanan, atau relasi yang menjanjikan rasa aman, tetapi ternyata semua itu tidak pernah cukup. Mazmur ini adalah panggilan untuk kembali kepada pusat hidup kita, untuk bertanya dengan jujur: apakah Tuhan sungguh menjadi kebahagiaan kita? Apakah kita benar-benar puas dengan bagian yang Tuhan berikan? Jika semua yang lain hilang, apakah kita masih dapat berkata, “Tuhan, Engkaulah cukup bagiku”?

Daud menggambarkan Tuhan sebagai warisan dan pialanya—bukan karena ia miskin secara materi, tetapi karena ia sadar bahwa warisan sejati bukan emas atau tanah, melainkan kehadiran Allah sendiri. Seorang ibu mengatakan kepada anaknya bahwa ia tidak mewariskan harta tapi mewariskan hidup bersama Allah sebagai yang paling berharga untuk anaknya. Hidup dalam relasi yang akrab dan intim dengan Tuhan, itu memberi sukacita besar seperti Daud menemukan sukacita yang tidak dapat ditandingi oleh apapun di dunia ini. Bahkan pada malam hari, ketika banyak orang diliputi kekhawatiran, Daud berkata bahwa Tuhan menasihatinya dan hatinya bersukacita. Ia tahu bahwa selama Tuhan ada di sisinya, ia tidak akan goyah.

Puncak dari Mazmur ini adalah kesaksian akan sukacita dan pengharapan yang kekal. Daud tidak hanya melihat pada kehidupan sekarang, tetapi melampaui kematian. Ia percaya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami kebinasaan, dan bahwa jalan kehidupan akan dinyatakan oleh Tuhan sendiri. Di hadirat Tuhan ada sukacita berlimpah, dan di tangan kanan-Nya ada kebahagiaan selama-lamanya.

Keyakinan ini dikuatkan oleh kidung iman yang kita kenal dalam Kidung Jemaat 405: “Tak kuhiraukan pujian fana; hanya Engkaulah pusaka baka! Raja di sorga, Engkau bagiku harta abadi, bahagia penuh!” Nyanyian ini adalah gema dari Mazmur 16, dan menjadi deklarasi kita juga bahwa Tuhan adalah harta yang tak ternilai—pusaka kekal yang tak tergantikan.

Di tengah dunia yang penuh pencarian dan kegelisahan, Mazmur ini menjadi pelita bagi langkah kita. Ketika banyak orang berlomba mengejar kebahagiaan dalam hal-hal fana, kita diundang untuk menemukan sukacita sejati hanya di dalam Tuhan. Ketika banyak yang takut akan masa depan, kita diingatkan bahwa bersama Tuhan, kita aman—bahkan melewati maut sekalipun.

Hari ini, marilah kita kembali kepada Tuhan dan berkata: Engkaulah kebahagiaanku. Engkaulah pusakaku. Engkaulah hidupku. Biarlah kita menyanyikan pujian dan mempersembahkan hidup yang sepenuhnya kepada Dia, satu-satunya sumber sukacita dan damai sejati.
Marilah kita menyanyikan KJ 405 ayat 4. Tak kuhiraukan pujian fana; hanya Engkaulah pusaka baka! Raja di sorga, Engkau bagiku harta abadi, bahagia penuh! amin

Doa:
Ya Tuhan, jagalah kami seperti Engkau menjaga Daud. Ajari kami menjadikan Engkau sebagai harta terbesar dalam hidup kami—satu-satunya sumber kebahagiaan kami. Jauhkan kami dari segala bentuk berhala dan godaan dunia yang menyesatkan. Tuntunlah kami di jalan kehidupan, dan dalam hadirat-Mu kami temukan sukacita sejati. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin.

HAMPIR SELAMAT (Part I) BIJAK, TULUS, DAN BERPENGHARAPAN

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025