”20 MENIT SAJA, TUHAN!”
Views: 0
Bacaan: Mazmur 54: 4, 6
“Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku! … Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
20 Menit bukanlah waktu yang lama. Namun jika ini terkait dengan pemulihan kesehatan atau kehidupan, rasanya 20 menit itu menjadi sangat berarti. Inilah kesaksian yang dibagikan oleh Pak Sri Duto – seorang anak Tuhan. Kita sebut saja namanya Pak Duto. Beliau adalah seorang abdi negara. Di tengah-tengah situasi pandemi ini, beliau mendapatkan tugas ke Serbia. Di sana sedang berlangsung musim gugur menuju ke dingin, sehingga suatu kali Pak Duto meminjamkan jaketnya kepada salah seorang juniornya. Sampai dengan penugasan selesai, rombongan selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Saat akan kembali ke tanah air, ada salah seorang anggota rombongan yang tidak lolos tes kesehatan karena terkonfirmasi positif corona, sehingga harus tetap tinggal di Serbia untuk menjalani isolasi dan perawatan. Kebetulah anggota tersebut adalah junior yang pernah meminjam jaket Pak Duto. Pak Duto dan anggota tim yang lain dapat terbang kembali ke Indonesia.
Sesampai di tanah air, Pak Duto merasakan tubuhnya kurang fit. Beliau merasa bahwa itu hanya efek dari ‘jet lag’. Akan tetapi sampai beberapa hari kondisi ini tidak membaik. Akhirnya Pak Duto, menjalani test PCR dan hasilnya dinyatakan positif covid-19. Beliau menyebutkan bahwa covid yang diderita ini bukan “kaleng-kaleng” karena berasal dari luar negeri langsung. Akibat paparan virus ini, Pak Duto harus menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit. Sampai pada titik ini, Pak Duto sangat merasakan bagaimana Tuhan menopang dan menolongnya. Betapa tidak? Pada saat itu, di seputaran Oktober 2020, untuk mendapatkan tempat perawatan bukanlah sebuah perkara mudah, namun hanya karena kebaikan dan pertolongan Tuhan saja, beliau mendapatkan tempat perawatan di sebuah Rumah Sakit Swasta. Akan tetapi setelah mendapatkan tempat perawatan pun, persoalan belum selesai, sebab dengan dirawat di sebuah rumah sakit swasta tentu ada konsekuensi pembiayaan yang harus ditanggungnya. Tetapi baginya dan keluarganya, yang penting perawatan dapat dilakukan terlebih dahulu.
Setelah beberapa saat dirawat intensif di Rumah Sakit, peralatan pendukung perawartan sudah dilepas dari tubuhnya. Pak Duto yang mengalami penurunan berat badan hingga 15 kg ini diminta untuk mulai berlatih gerak tubuh dan berjemur sinar matahari di depan teras kamar perawatannya minimal 20 menit. Kondisi fisik yang lemah tidak memungkinkan beliau untuk berdiri, sehingga membutuhkan kursi roda. Akan tetapi ketersediaan kursi roda di rumah sakit itu terbatas, dan harus dipakai secara bergantian oleh para pasien. Sementara itu, di hari pertama di mana ia harus berjemur, situasi cuaca di luar mendung sekali. Terbersit sebuah permohonan di dalam hatinya, “Tuhan, jikalau seturut dengan kehendak-MU, maka ijinkan anak-Mu ini memperoleh sinar matahari cukup 20 menit saja”. Setelah permohonan ini disampaikan, tibalah giliran Pak Duto untuk mempergunakan kursi roda. Namun ada sedikit keraguan akan tetap keluar ke teras atau tetap bertahan di dalam kamar karena di luar cuaca masih mendung. Akhirnya Pak Duto memantapkan hati untuk keluar ke teras. Sampai dia teras, matahari masih tertutup mendung. Ia bertahan sebentar di teras. Tiba-tiba mendung tersibak dan sinar matahari secara bebas menyinari tubuh Pak Duto. Dan yang merupakan mukjizat adalah bahwa matahari itu bersinar tepat 20 menit sebelum tertutup oleh awan lagi. Terkabulnya permohonan tentang sinar matahari itu menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya akan berpulih dan sehat kembali. Dan selang beberapa waktu, Pak Duto dinyatakan sehat dan dapat kembali ke rumah. 20 menit menjadi tanda dari Tuhan bagi pemuliah kesehatan Pak Duto. Dan bukan itu saja, biaya perawatan yang pada awalnya sempat dirisaukan pun ternyata ditanggung oleh negara. Syukur kepada Tuhan! Saat ini beliau telah dapat melakukan tugas-tugasnya kembali sebagai abdi negara.
Pengalaman seperti yang dialami oleh Pak Duto ini, mungkin juga pernah Anda alami dalam bentuk yang lain. Namun dari pengalaman itu kita sungguh meyakini bahwa Tuhan mendengar dan bersedia menolong tepat pada waktu-NYA sesuai dengan kebutuhan kita. Benarlah yang dikatakan oleh Pemazmur “Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku! … Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku”.
Oleh karena itu janganlah kita risau dan gelisah. sebab Tuhan pasti akan menolong kita dari berbagai kesulitan jika kita bersedia taat dan berserah. Mari kita terus memelihara iman agar tetap dapat bersandar pada kehendak dan pertolongan Tuhan saja. Mari kita menyukuri waktu pemberian Tuhan itu dengan cara mengisi waktu itu dengan karya demi kemuliaan Nama Tuhan. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Terimakasih, ya Tuhan, Engkau kembali meneguhkan kami bahwa Engkau bersedia mendengar dan menolong kami tepat pada waktunya. Ajarkan kami untuk sabar menantikan kehendakmu di dalam waktu pemberian-Mu. Terima Kasih Tuhan, Amin